45
1. Kondisi Sosiografis
Tangerang Selatan, merupakan sebuah willayah dengan luas lebih kurang 236, 57 km² atau 27, 07 persen dari luas wilayah kabupaten Tangerang. Dengan
jumlah penduduk melampaui satu juta jiwa atau sekitar 30 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur
Provinsi Banten dan secara administratif terdiri dari 7 tujuh kecamatan, 49 empat puluh sembilan kelurahan dan 5 lima desa dengan luas wilayah 147,19
Km2. Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 20072008, luas wilayah kecamatan-kecamatan yang berada di Kota Tangerang Selatan yang
kemudian diambil sebagai luas wilayah kota Tangerang Selatan adalah sebesar 150,78 Km2 sedangkan menurut Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota
Tangerang Selatan adalah sebesar 147,19 Km2 dengan rincian luas kecamatan masing-masing yang berbeda pula. Angka yang digunakan adalah 147,19 Km2
karena sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. Batas wilayah Kota
Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok. c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Luas wilayah kecamatan yang paling besar adalah kecamatan Pondok
Aren, dengan luas 2.988 Ha atau 20,30 dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Kecamatan Setu
46 dengan luas 1.480 Ha atau 10,0643. Luas wilayah Kelurahan atau desa dengan
wilayah di atas empat ratus hektar terletak di Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan Pamulang Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku
Jaya. Kelurahan atau desa dengan wilayah di bawah seratus lima puluh hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan Serpong, dan di Kecamatan
Serpong Utara, yaitu Jelupang. Kelurahan atau desa dengan luas wilayah paling besar adalah Pondok Cabe Udik dengan luas 483 Ha sedangkan kelurahan atau
desa dengan luas wilayah paling kecil adalah Jelupang dengan luas 126 Ha.
44
Masyarakat di wilayah Tangerang Selatan mengalami perubahan sosial budaya yang signifikan, struktur masyarakat yang semula homogen dengan
budaya paternalistik, statis, dan agamis mengalami perubahan menjadi struktur masyarakat yang heterogen dengan budaya yang demokratis, dinamis, progresif,
materialistis, dan sekuler agamis yang merupakan ciri-ciri masyarakat metropolitan atau masyarakat kota. Perubahan sosial budaya ini disebabkan
karena terjadinya proses asimilasi budaya karena adanya benturan kebudayaan masyarakat pendatang yang umumnya berpendidikan menengah keatas dengan
membawa budaya yang telah terkontaminasi dengan budaya perkotaan, dan berbenturan dengan masyarakat asli yang masih tradisional. Perubahan budaya
inipun juga besar pengaruhnya dari sosial budaya masyarakat Jakarta yang secara goegrafis berdampingan wilayahnya dengan Tangerang Selatan, sehingga
interaksi berlangsung sangat efektif dengan mobilitas masyarakatnya yang tinggi dan dinamis menyebabkan adanya pergeseran nilai-nilai sosial budaya menjadi
43
Dikutip dari www.wikipedia.org
, pada tanggal 11 Mei 2010
44
Komite Persiapan Pembentukan Daerah Otonom Kota Cipasera Bidang Penelitian dan Pengembangan, Kajian Awal Tentang: Peningkatan Status Wilayah Cipasera Menjadi Daerah
Otonom Kota, Ciputat: copyright proposal peningkatan status Cipasera, h.7-9.
47 sosial budaya yang metropolis. Hal ini juga ditunjang dengan adanya sarana
informasi dan komunikasi serta perhubungan darat yang lancar, sehingga sosial budaya masyarakat Tangerang Selatan memiliki kultur yang tidak jauh berbeda
dengan kota metropolitan, namun tetap memiliki ciri khas tradisonal yang artistik.
45
Akulturasi budaya tersebut menjadi nilai tambah bagi Tangerang Selatan dengan adanya persinggungan sosial, budaya, dan agama, dan di pastikan dalam
hal ini telah terjadinya stratifikasi budaya yang signifikan pula. Pengelompokan masyarakat ini merupakan hal yang wajar bagi sebuah wilayah dengan tingkat
pertumbuhan penduduk dan perkembangan daerah yang sangat cepat bagi Tangerang Selatan. Perkembangan daerah Tangerang Selatan yang cepat tersebut
telah menarik berbagai sumber daya manusia yang berkualitas untuk tinggal dan berkembang. Para pakar peneliti dan ahli teknologi, banyak bermukim di daerah
Puspitek dan Institut Teknologi Indonesia ITI di Cisauk. Para ulama, doktor, dosen, guru besar, sejarawan, dan budayawan banyak bermukim di wilayah
Ciputat dan Pamulang. Hal ini lah yang dikhawatirkan akan berdampak ketimpangan sosial, dan terjadi tidak meratanya kesejahteraan sosial. Oleh karena
itu, dalam hal ini, Pemerintah Walikota tangerang Selatan berusaha menanggulanginya dengan membangun infrastruktur-infrastruktur di daerah-
daerah lain, agar terjadinya sebuah pemerataan, baik pembangunan, maupun pemerataan penduduk.
46
45
Komite Persiapan Pembentukan Daerah Otonom Kota Cipasera Bidang Penelitian dan Pengembangan, Kajian Awal Tentang: Peningkatan Status Wilayah Cipasera Menjadi Daerah
Otonom Kota, Ciputat: copyright proposal peningkatan status Cipasera, h. 22.
46
Bakor Cipasera, Menuju Kota Cipasera, Ciputat: copyright proposal Tangsel, h 20.
48
2. Kondisi Politik