39
F. Manfaaat Pemekaran Wilayah
Perlu diakui, bahwa pemekaran wilayah dalam hal ini memberikan dampak dan manfaat yang positif bagi seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah
daerah, dengan adanya cita-cita dan UU No. 322004, mengenai otonomi daerah dan pemekaran wilayah, setidaknya telah memberikan semangat baru bagi elit
politik dan masyarakat daerah untuk membangun daerahnya kearah yang lebih baik, mampu bersaing dengan daerah maju yang lainnya. Perlu diakui bahwa
terbukanya prinsip otonomi daerah yang luas utuh dan bertanggung jawab dengan suntikan dana awal dari pusat cukup memicu sejumlah kalangan daerah untuk
kembali bangkit, dan tergerak untuk menghidupkan kembali daerahnya, walaupun tidak bisa dinafikkan, kalau dari sebagian mereka ada yang mengharapkan
suntikan dana awal dari pusat tersebut masuk ke dalam kantong-kantong pribadi mereka, dan mengharapkan kekuasaan baru. akan tetapi, setidaknya paling tidak
mereka telah menjalankan dan melaksanakan cita-cita menjsejaterakan rakyat melalui cita-cita pemekaran wilayah.
35
Selain itu juga dengan adanya pembentukan daerah baru, masyarakat akan semakin bergairah dan berkembang karena lahir tuntutan baru untuk membangun
daerahnya, akan memicu motivasi terjadinya efektifitas birokrasi serta pelayanan publik yang lebih terjangkau, terarah dan terencana, karena sasaran yang dituju
semakin jelas dan cakupannya lebih mudah. Karena selama ini sering terjadi birokrasi yang panjang dan bertele-tele, efek yang dihasilkan adalah, kejenuhan
masyarakat terhadap pelayanan pemerintahan itu sendiri, yang dikarenakan terlalu banyak wilayah dan penduduk yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,
35
Prajarta Dirdjosantoso, dan Herudjati Purwoko, Desentraliasi Dalam Perspektif Lokal, Salatiga: Pustaka Percik, 2004. h. 31.
40 namun dengan adanya pembentukan daerah baru, hal ini menjadi lebih mudah dan
terkendali, dan hal ini juga diharapkan mampu mendekatkan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap negara, karena bahwa sesungguhnya negara
masih peduli terhadap masyarakat melalui pemerintah daeran dan konsep pemekaran wilayah. Selain itu juga, dengan hadirnya lembaga baru juga akan
mendorong masyarakat untuk membentuk lembaga-lembaga swadaya yang baru, lembaga keagamaan, pendidikan, dan organisasi kemasyarakatan yang berbasis
penggalian potensi sumberdaya manusia. Dengan kata lain, masyarakat mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk membangun dan mengelola
daerah.
36
Dan manfaat yang lain adalah, terciptanya sarana pendidikan politik bagi pemerintah daerah, sehingga diharapkan mampu menciptakan sebuah formulasi
yang segar guna membantu mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah, sehingga tidak terjadi sebuah pemekaran yang memiliki motif lain dalam
daerah tersebut dan tetap menjaga keutuhan budaya masyarakat daerah tersebut.
37
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik benang merah dan dianalisa kembali, bahwa pemekaran wilayah pada tataran konsep dan cita-cita adalah
sesuatu yang sangat mulia, berangkat dari kebutuhan perut yang lapar dengan bahasa “mewujudkan kesejateraan masyarakat” para penggagas pemekaran
wilayah berusaha membangkitkan gairah masyarakat untuk kembali bangun dan membangun diri dan daerahnya menjadi yang lebih baik, menjadi sebuah manusia
yang mapan dan merata.
36
Bakor Cipasera, Menuju Kota Cipasera, Ciputat: copyright proposal Tangsel, h. 16.
37
Ibid, Blue Print Otonomi Daerah Di Indonesia, Jakarta: The YHB center, 2008, h. 153.
41 Akan tetapi pemekaran wilayah dalam perkembangannya mengalami
banyak kendala, dimulai dari oknum yang tidak bertanggung jawab yang berusaha memanfaatkan subsidi dan kucuran dana yang terus mengalir dalam terbentuknya
dari otonom baru, juga berusaha merubah cita-cita pemekaran wilayah itu sendiri, dan parahnya lagi jika ada oknum-oknum yang dengan sengaja memanfaatkan
sejumlah aset dan potensi daerah yang ada untuk kepentingan segelintir orang atau kepentingannya pribadi. Dan hasilnya kini, dapat kita lihat tidak sedikit daerah
pemekaran daerah baru belum bisa bangkit dan membangun daerah menjadi lebih baik, bahkan hal ini dikabarkan, justru semakin jumlah keluarga miskin semakin
bertambah setiap tahunnya, dan hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar, apakah dalam hal ini ada yang salah dalam konsep pemekaran wilayah, atau kondisi
daerah yang memang untuk digerakkan dalam sektor ekonomi? Namun bukan hal itu yang menjadi kendala, satu yang ingin menjadi statement penulis dalam
penutupan bab dua ini adalah, diperlukannya pengawasan terhadap daerah pemekaran baru dalam beberapa tahun, kemudian dilakukannya evaluasi data, dari
hal ini dapat diketahui, sesungguhnya faktor apa yang menjadi kendala sebuah daerah pemekaran baru menjadi tidak berkembang sebagaimana yang telah dicita-
citakan dan di gagas oleh sejumlah masyarakat daerah. Dan terakhir, dibutuhkannya sebuah tindak lanjut yang serius dari sejumlah elemen masyarakat
untuk bangkit dan menegakkan kembali cita-citanya.
42
BAB III PROFIL KOTA TANGERANG SELATAN
Cipasera adalah akronim dari Kecamatan Ciputat, Cisauk, Pamulang, Pagedangan, Serpong, Dan Pondok Aren di Kabupaten Tangerang, Cipasera inilah
yang menjadi embrio terlahirnya kota Tangerang Selatan di kemudian hari. Wilayah yang berada tepat samping ibu kota Jakarta ini, dengan batas wilayahnya
yakni daerah Pasar Jumat yang melingkari terminal Lebak Bulus, juga wilayah yang memiliki fungsi penting sebagai penyangga buffer beban berat arus
urbanisasi yang memadati kota Metropolitan. Kini wilayah Tangerang Selatan tengah tumbuh dan berkembang menjadi wilayah perkotaan, karena adanya efek
dari membanjirnya arus urbanisasi dari Jakarta yang dengan cepat merambat ke wilayah Tangerang Selatan, akibatnya adalah pertumbuhan pembangunan dan
kebutuhan ekonomi masyarakat urban yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang.
38
Permasalahan kemudian muncul ketika Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang Tidak mampu mengatasi problem pertumbuhan dan pembangunan
masyarakat, yang dikarenakaan selain letak pusat Pemerintahan Daerah yang berada di daerah Tigaraksa teramat jauh dengan wilayah-wilayah yang setiap
harinya terus berkembang sesuai dengan kebutuhan penduduknya, dengan demikian akses pelayanan terhadap masyarakat tersebut sulit dijangkau.
39
disamping itu juga tidak teratasinya kesenjangan ekonomi antara wilayah-wilayah
38
Komite Persiapan Pembentukan Daerah Otonom Kota Cipasera Bidang Penelitian dan Pengembangan, Kajian Awal Tentang: Peningkatan Status Wilayah Cipasera Menjadi Daerah
Otonom Kota, Ciputat: copyright proposal peningkatan status Cipasera, h. v.
39
Wawancara langsung penulis dengan Bapak Zarkasyi Noer Ketua presidium pemekaran Tangerang Selatan, pada tanggal 11 Juni 2010.