34 rumah kita bersama untuk meluruskan semangat pemekaran pada jalur semula
yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, prinsip-prinsip tersebutlah yang kemudian hari diharapkan mampu menjadi fondasi dasar filosofi bagi para
penggagas pemekaran wilayah di berbagai daerah.
27
D. Tujuan Pemekaran Wilayah
Sesuai dengan filosofinya, tujuan pemekaran wilayah juga sangat mulia yang mengacu pada keinginan sejumlah manusia lokal yang secara sadar ingin
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat daerah melalui pemerintahan daerah yang otonom. Selayaknya pemekaran wilayah, atau pembentukan pemerintahan
otonom baru tidaklah diartikan sebagai pengalihan kekuasaan pusat semata, akan tetapi harus dipahami sebagai wujud dari demokrasi yang sebenar-benarnya, yang
kemudian mampu mendorong tumbuhnyasebuah kemandirian pemerintahan sendiri, karena otonomi ddaerah sebetulnya berarti otonomi masyarakat di daerah-
daerah, yang diharapkan dapat terus tumbuh dan berkembang sejumlah praakarsa dan kemandirian dalam iklim lembaga demokrasi.
28
Dengan demikian, daerah dapat berprakarsa sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki dan dapat mengembangkan semua yang menjadi potensi daerah
dalam rangka memajukan kesejahteraan rakyat dengan tetap mengedepankan kepentingan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pembentukan daerah juga
pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejateraan masyarakat, pelaksanaan pembangunan
27
Indra J. Piliang, dalam artikel seminar Otonomi daerah yang diselenggarakan oleh CSIS, Kapok Dengan Otonomi?, jakarta, 21 Mei 2003, h. 2.
28
M. Zaki Mubarak, dkk, Blue Print “Otonomi Daerah Di Indonesia”, Jakarta: The YHB
center, 2008, h. 1553-155.
35 perekonomian daerah, pengelolaan potensi daerah, dan peningkatan hubungan
yang serasi antara pusat dan daerah sesuai dengan pertumbuhan kehidupan demokrasi nasional.
29
Namun yang terpenting sebagai langkah awal daerah otonom baru adalah dengan berusaha mewujudkan distribusi pertumbuhan ekonomi yang yang serasi
dan merata antar daerah, mewujudkan distribusi kewenangan yang sesuai dengan kesiapan pemerintah dan masyarakat lokal, menciptakan ruang politik bagi
pemberdayaan dan partisipasi politik institusi-institusi politik lokal, serta mewujudkan distribusi layanan publik yang mudah dijangkau oleh masyarakat,
dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi fungsi pemerintahan daerah.
30
E. Syarat Dan Aturan Hukum Pemekaran Wilayah