Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

“Metode yang digunakan juga bervariasi, metode tanya jawab, metode ceramah, dan metode-metode lain yang sekiranya mendukung kepada pengajaran fiqih, termasuk pembelajaran secara berkelompok, metode diskusi juga saya terapkan untuk pengajaran fiqih, dengan diterapkannya metode diskusi, saya perintahkan kepada siswa-siswa untuk mendiskusikan masalah pelajaranmateri yang sedang dipelajari, lalu saya beri tugas mereka untuk mencatat pertanyaan setelah itu semua pertanyaan kita diskusikan bersama di kelas. Ketika Pembelajaran berkelompok biasanya saya juga sudah mempersiapkan beberapa permasalahan yang berbentuk pertanyaan, setelah itu saya perintahkan kepada siswa untuk membuat kelompok dan menunjuk ketua kelompoknya masing-masing, setelah itu saya meminta kepada semua kelompok dengan mendiskusikan jawaban atas permasalahan yang terkait dengan materi pelajaran. Setelah semua kelompok menemukan jawaban perwakilan dari ketua kelompok untuk menjelaskan jawabannya masing- masing. Tetapi selama saya mengajar fiqih, saya lebih sering menerapkan metode tanya jawab, karena dengan menggunakan metode ini siswa-siswa akan terpancing untuk lebih aktif bertanya dan meningkatkan minat serta motivasi siswa untuk aktif terlibat dalam belajar, dan pembelajaran fiqih akan lebih terarah lagi, mungkin hanya beberapa siswa saja yang pasif karena biasanya mereka lebih suka diam dan mendengarkan temannya yang bertanya kepada saya. ” 2 Hasil wawancara yang diperoleh peneliti bahwa aktivitas siswa dalam mendengarkan penjelasan guru adalah siswa berkemampuan rendah rata-rata menjawab jarang mendengarkan. Mereka mendengarkan ketika mood mereka baik saja. Ketika moodnya sedang tidak baik mereka cenderung tidak menjelaskan penjelasan temanguru. Siswa berkemampuan tinggi dan berkemampuan sedang mereka menjawab sering mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh temenguru. Antusiasme mereka dalam pembelajaran fiqih rata-rata sangat antusias. Menurut pengamatan peneliti, guru selalu memberikan motivasi dan antusiasmenya dalam melontarkan pertanyaan. Guru selalu memberikan motivasi kepada siswa sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar agar siswa selalu bersemangat dan antusias dalam menjawab pertanyaan guru, sehingga siswa juga tidak malu dan tidak takut salah ketika menjawab dan melontarkan pertanyaan kepada guru. Siswa merasa mempelajari fiqih merupakan hal yang terpenting, 2 Wawancara dengan Bapak Ahmad Suhaimi, Selaku guru mata pelajaran fiqih, pada hari selasa, 07 Januari 2014, di ruang guru. karena menurut mereka dengan mempelajari ilmu fiqih akan lebih mengetahui agama yang mereka percayai dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pada pengamatanobservasi keterampilan bertanya guru dalam kegiatan pembelajaran terdapat aspek keterampilan bertanya umum, komponen keterampilan bertanya dasar, dan komponen ketarampilan bertanya lanjut. Di sini peneliti akan mendeskripsikan bagaimana keterampilan bertanya guru selama proses pembelajaran di kelas. a. Aspek keterampilan bertanya umum 1 “Pertanyaan yang diberikan guru bertujuan untuk membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan dan memusatkan perhatian, atau mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. ” Sebelum siswa memulai pelajaran guru memberikan apersepsi kepada siswa berupa informasi dan pertanyaan dengan tujuan mengulang materi yang telah dipelajari sebelumnya, dengan memberikan informasi dan pertanyaan kepada siswa, siswa akan merespon dan menimbulkan rasa ingin tahunya terhadap suatu pokok pembahasan materi dan perhatian siswapun akan terpusat pada pertanyaan yang dilontarkan guru. 2 “Guru memberikan motivasi dan antusiasme dalam melontarkan pertanyaan. ” Guru selalu memberikan motivasi kepada siswa sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar agar siswa selalu bersemangat dan antusias dalam menjawab pertanyaan guru, sehingga siswa juga tidak malu dan tidak takut salah ketika menjawab dan melontarkan pertanyaan kepada guru. 3 “Guru tidak mengulangi pertanyaan sehingga mengganggu konsentrasi siswa saat berpikir untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan. ” Pada saat guru melontarkan pertanyaan kepada siswa, guru tidak mengulangi pertanyaan sehingga mengganggu konsentrasi siswa saat berpikir untuk menjawab pertanyan, dan guru yang professional tidak akan mengulangi pertanyaan pada saat siswa ingin menjawab pertanyaan, karena apabila guru tersebut mengulangi pertanyaan maka akan mengganggu konsentrasi siswa saat berpikir dan akibatnya siswa tidak berkonsentrasi saat menjawab pertanyaan. 4 “Guru tidak menjawab pertanyaan sendiri.” Guru fiqih tidak menjawab pertanyaannya sendiri, kecuali pertanyaan retorik atau pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa. Guru tidak diperkenankan menjawab pertanyaannya sendiri karena akan membuat perhatian siswa berkurang atau menimbulkan salah pengertian siswa. 5 “Guru tidak memberikan pertanyaan yang dapat mengundang jawaban serentak”. Guru harus menghindari memberikan pertanyaan yang mengundang siswa untuk dijawabnya secara serentak karena tidak dapat memecahkan masalah dan tidak produktif maupun efektif. 6 “Guru tidak mengajukan pertanyaan lebih dari satu buah pertanyaan sekaligus”. Guru fiqih boleh mengajukan pertanyaan lebih dari satu jika semua pertanyaan sudah dijawab dengan tepat dan benar, jika guru memberikan pertanyaan lebih dari satu sekaligus maka akan membuat siswa frustrasi karena terlalu banyak pertanyaan dan siswapun mungkin tidak akan menjawab pertanyaan dengan tepat. 7 “Guru tidak menunjuk siswa sebelum pertanyaan dilontarkan.” Setelah guru melontarkan pertanyaan kepada siswa, sebaiknya guru tidak langsung menunjuk siswa untuk langsung menjawab pertanyaan, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir terlebih dahulu, jika guru langsung menunjuk siswa sebelum pertanyaan dilontarkan maka akan mengakibatkan siswa menjadi tegang karena siswa merasa dirinya belum siap untuk menjawab, dan akhirnya siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Tetapi guru fiqih di MTs At-Taqwa 06 Bekasi tidak menunjuk siswa terlebih dahulu sebelum melontarkan pertanyaan.