Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

HASIL OBSERVASI Hasil observasipengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati siswa selama proses pembelajaran. Pada tahap pengamatanobservasi penelitian ini berlangsung selama tiga kali pengamatan terhitung dimulai tangaal 07 Januari 2014 sampai dengan 07 Februari 2014 dengan alokasi waktu masing-masing 2 X 40 menit 2 jam pelajaran. Dari hasil observasi diperoleh hasil bahwa aktivitas belajar siswa dapat dikatakan baikmeningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan. HASIL WAWANCARA Hasil wawancara yang dilakukan peneliti selama penelitian kepada beberapa siswa kelas VII-1 MTs At- Taqwa 06 Bekasi di ruang kelas VII-1 bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar fiqih, minat siswa terhadap pelajaran fiqih, keaktifan siswa dalam bertanya, dan permasalahan myang dihadapi siswa terkait dengan pembelajaran fiqih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan AKTIVITAS BELAJAR SISWA

A. Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS At-Taqwa 06 Bekasi 1. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih dengan Keterampilan Bertanya Guru pada Mata Pelajaran Fiqih Hasil wawancara yang dilakukan terhadap subyek penelitian bahwa dalam aktivitas mendengarkan penjelasan siswa cenderung mendengarkan penjelasan yang disampaikan yang disampaikan oleh guruteman dan sering meresponnya. Siswa antusias dan bersemangat dalam pembelajaran. Siswa merasa mempelajari pelajaran fiqih merupakan hal yang terpenting, karena menurut mereka dengan mempelajari pelajaran fiqih akan lebih mengetahui agama yang mereka percayai dan agar tidak salah melangkah dalam menjalani kehidupan sehari-hari serta mengetahui tata cara pelaksaan ibadah, misalnya tata cara sholat, puasa, zakat, dll. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu siswa kelas VII. “Saya sangat bersemangat ketika sedang belajar fiqih, karena saya bisa mengetahui ilmu-ilmu agama yang belum saya ketahui sebelumnya, mengetahui tentang tata cara sholat. Di kelas VII ini mempelajari bab sholat jamak dan sholat qoshar, yang sebelumnya saya tidak tahu sekarang menjadi tahu. Di samping saya senang dengan pelajaran fiqih, guru yang mengajari pelajaran fiqih juga sangat menarik, sehingga saya tidak pernah bosan dan selalu antusias dalam mengikuti pembelajaran fiqih.” 1 Dalam mengerjakan tugas, siswa sudah mampu mengerjakan secara individual, terkadang guru juga meminta siswa mengerjakan tugas dengan cara berkelompok karena apabila siswa belajar secara berkelompok, siswa dapat bertukar pikiran dalam mengerjakan soal dan dapat terselesaikan dengan baik, selain pembelajaran berkelompok, guru fiqih lebih sering menggunakan metode tanya jawab, menurutnya dengan menggunakan metode tanya jawab siswa lebih aktif belajar di kelas, karena kemampuan berpikir mereka terus berkembang sehingga siswa yang sebelumnya pasif, mereka jadi ikut terpancing oleh siswa yang aktif di kelas. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh guru pengampu mata pelajaran fiqih Bapak Suhaimi: 1 Wawancara dengan siswa kelas VII, Rabu 08 Januari 2014, di kelas. “Metode yang digunakan juga bervariasi, metode tanya jawab, metode ceramah, dan metode-metode lain yang sekiranya mendukung kepada pengajaran fiqih, termasuk pembelajaran secara berkelompok, metode diskusi juga saya terapkan untuk pengajaran fiqih, dengan diterapkannya metode diskusi, saya perintahkan kepada siswa-siswa untuk mendiskusikan masalah pelajaranmateri yang sedang dipelajari, lalu saya beri tugas mereka untuk mencatat pertanyaan setelah itu semua pertanyaan kita diskusikan bersama di kelas. Ketika Pembelajaran berkelompok biasanya saya juga sudah mempersiapkan beberapa permasalahan yang berbentuk pertanyaan, setelah itu saya perintahkan kepada siswa untuk membuat kelompok dan menunjuk ketua kelompoknya masing-masing, setelah itu saya meminta kepada semua kelompok dengan mendiskusikan jawaban atas permasalahan yang terkait dengan materi pelajaran. Setelah semua kelompok menemukan jawaban perwakilan dari ketua kelompok untuk menjelaskan jawabannya masing- masing. Tetapi selama saya mengajar fiqih, saya lebih sering menerapkan metode tanya jawab, karena dengan menggunakan metode ini siswa-siswa akan terpancing untuk lebih aktif bertanya dan meningkatkan minat serta motivasi siswa untuk aktif terlibat dalam belajar, dan pembelajaran fiqih akan lebih terarah lagi, mungkin hanya beberapa siswa saja yang pasif karena biasanya mereka lebih suka diam dan mendengarkan temannya yang bertanya kepada saya. ” 2 Hasil wawancara yang diperoleh peneliti bahwa aktivitas siswa dalam mendengarkan penjelasan guru adalah siswa berkemampuan rendah rata-rata menjawab jarang mendengarkan. Mereka mendengarkan ketika mood mereka baik saja. Ketika moodnya sedang tidak baik mereka cenderung tidak menjelaskan penjelasan temanguru. Siswa berkemampuan tinggi dan berkemampuan sedang mereka menjawab sering mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh temenguru. Antusiasme mereka dalam pembelajaran fiqih rata-rata sangat antusias. Menurut pengamatan peneliti, guru selalu memberikan motivasi dan antusiasmenya dalam melontarkan pertanyaan. Guru selalu memberikan motivasi kepada siswa sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar agar siswa selalu bersemangat dan antusias dalam menjawab pertanyaan guru, sehingga siswa juga tidak malu dan tidak takut salah ketika menjawab dan melontarkan pertanyaan kepada guru. Siswa merasa mempelajari fiqih merupakan hal yang terpenting, 2 Wawancara dengan Bapak Ahmad Suhaimi, Selaku guru mata pelajaran fiqih, pada hari selasa, 07 Januari 2014, di ruang guru.