Teknik dan Alat Pengumpulan Data

pokok bahasan, melalui observasi ini peneliti ingin memperoleh data-data yang dibutuhkan sesuai dengan kenyataan.

b. Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. 10 Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dokumentasi adalah suatu usaha aktif bagi suatu badan atau lembaga dengan menyajikan hasil pengelolaan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan atau lembaga yang mengadakan. 11 Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, laporan, artefak, dan foto. Sifat yang utama pada data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi pada waktu silam. Secara detail, bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial klipping, data di server dan flashdisk, dan data yang tersimpan di web site. 12 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai profil lembaga yang memuat visi, misi, tujuan, kurikulum, sarana dan prasarana, susunan pengurus, kegiatan peserta didik, serta tata tertib peserta didik. Teknik ini juga digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai aktivitas belajar yang digambarkan melalui nilai rata-rata pelajaran fiqih. Adapun jenis dokumen yang dibutuhkan pada penelitian ini lebih rincinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif RD, Bandung: CV Alfabeta, 2013, Cet. XVIII, h. 240. 11 Juhana S, Maria Dinata, dan Wiyana Mulyana, Dokumentasi dan Perpustakaan, Bandung: CV. Armiko, 1991, Cet. II, h. 21. 12 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kecana Prenada Media Group, 2011, Cet. I, h. 141. Tabel 1 Dokumen Penelitian No Jenis Dokumen Rincian Dokumen 1 Profil LembagaSekolah a. Identitas sekolah MTS At-Taqwa 06 Bekasi b. Visi, misi, dan tujuan c. Struktur Organisasi d. Data pendidik dan tenaga kependidikan e. Data siswa dalam tiga tahun terakhir f. Sarana dan Prasarana 2 Kegiatan Belajar Mengajar KBM a. Kegiatan intrakurikuler b. Kegiatan extrakurikuler c. Prestasi yang dicapai prestasi belajar dan kegiatan sekolah

c. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. 13 Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, yaitu cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai. 14 Wawancara juga teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan 13 Deddy Maulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Rosda, h. 180. 14 Masri Singarimbun, Sofian Efendi, Penyunting, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1989, h. 192. responden. Wawancara menggunakan seperangkat daftar pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan rumusan masalah yang akan dijawab melalui proses wawancara. 15 Wawancara tidak hanya sekedar percakapan biasa, dalam wawancara diperlukan kemampuan mengajukan pertanyaan yang dirumuskan secara tajam, halus, tepat, dan kemampuan untuk mendapatkan pokok pikiran orang lain dengan cepat. 16 Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka face to face maupun dengan menggunakan telepon. 17 Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, yakni wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 18 Lincoln dan Gurba mengemukakan bahwa tujuan wawancara antara lain mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntunan, kepedulian, dan lain-lain. 19 Wawancara tidak terstruktur artinya responden mendapat kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran- pikirannya, pandangan, perasaannya tanpa diatur ketat oleh peneliti. Akan tetapi kemudian, setelah peneliti memperoleh keterangan-keterangan, peneliti dapat mengadakan wawancara yang lebih berstruktur yang disusun berdasarkan apa yang telah disampaikan oleh responden. 20 Tujuan wawancara tak bersturuktur ini adalah untuk memahami, bukan hanya menjelaskan, sehingga hubungan antar manusia menjadi sangat penting. Dalam banyak hal wawancara tak berstruktur akan lebih mendekati suatu pembicaraan bebas atau free talk, bukan suatu wawancara. Sebab suatu 15 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta: GP Presss Group, 2013, h. 20. 16 . Nasution, Metode Research, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, Cet. VI, h. 114. 17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif RD, Bandung: CV Alfabeta, 2013, Cet. XVIII, h. 138. 18 Ibid, h. 140. 19 Iin Tri Rahayu, Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, Jawa Timur : Bayumedia Publishing, 2004, Cet. I, h. 64. 20 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1988, h. 72. pembicaraan tanya jawab disebut wawancara, jika hubungan pembicaraan dikuasai oleh pihak pewawancara, dalam hubungan mana arah pembicaraan sudah tegas, dan kedua belah pihak mempunyai fungsi yang berbeda, yang satu meminta keterangan, yang lain meminta keterangan. 21 Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui peranan serta penggunaan keterampilan bertanya siswa pada proses pembelajaran Fiqih dari pihak yang berwenang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun instrument yang diamati. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. 22 Adapun instrument penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data mengenai keterampilan bertanya guru akan dibuat dalam bentuk non test yaitu dengan wawancara dan observasi. Instrumen non test dalam bentuk wawancara diperuntukkan kepada guru yang mengajar fiqih. Hasil wawancara ini digunakan untuk mendapat informasi mengenai penggunaan keterampilan bertanya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran fiqh. Adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 Pedoman Wawancara Guru Fiqih No Variabel Pertanyaan 1 keterampilan bertanya guru Metode apa saja yang pernah BapakIbu terapkan selama mengajar fiqih di kelas VII? 21 Iin Tri Rahayu, Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, Jawa Timur : Bayumedia Publishing, 2004, Cet. I, h. 74. 22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif RD, Bandung: CV Alfabeta, 2013, Cet. XVIII, h. 222. Menurut BapakIbu, apakah teknik keterampilan bertanya ini diterapkan dengan baik di kelas? Jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa, apakah siswa tersebut mencoba untuk berdiskusi dengan siswa lainnya? Jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa, apakah siswa tersebut bertanya kepada BapakIbu? Apakah siswa mengajukan pendapatnya tentang materi yang BapakIbu sampaikan? Apabila ada salah satu siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang lain memperhatikannya? Apabila BapakIbu memberikan pertanyaan, bagaimana respon terhadap pertanyaan BapakIbu? Kendala apa saja yang BapakIbu alami dalam mengajar fiqih? Jika ada kendala, apa solusinya? Apakah BapakIbu selama pembelajaran di kelas menanyakan siswa yang belum mengerti dengan materi pelajaran? Apakah BapakIbu memberikan pertanyaan kepada siswa setiap awal, pertengahan, dan akhir pelajaran? Bagaimana cara BapakIbu memberi motivasistimulus kepada siswa agar aktif bertanya? 2 Aktivitas belajar fiqih siswa Bagaimana tingakat kemampuan siswa dalam pembelajaran fiqih di kelas VII? Bagaimana pendapat BapakIbu mengenai peningkatan aktivitas belajar siswa? Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang BapakIbu sampaikan? Apakah setiap tugas yang diberikan oleh BapakIbu selalu dikerjakan dengan baik oleh siswa? Apakah BapakIbu memberikan catatan tertulis kepada siswa tentang materi yang BapakIbu sampaikan? Dan apakah siswa pernah dilatih untuk membuat catatan dengan bahsa mereka sendiri? Bagaimana kemampuan siswa dalam hal merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi, dan menjelaskan? Bagaimana kemampuan mengingat siswa terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya? Bagaimana kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal fiqih? Apakah siswa merasa senang selama belajar fiqih? Sebagai seorang guru bidang studi fiqih, upaya apa yang telah BapakIbu lakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar fiqih siswa? Dilihat dari aktivitas belajar siswa, apakah pengunaan teknik keterampilan bertanya sudah dapat dikatakan efektif? Tabel 3 Pedoman Wawancara Siswa Kelas VII-1 No Indikator Pertanyaan 1 Keterampilan bertanya Apa yang lakukan saat guru menjelaskan materi? Apakah kamu memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru? Apakah kamu senang dengan pelajaran fiqih dan aktif bertanya kepada guru? Apa yang menyebabkan kamu senanngtidak senang,dan aktiftidak aktif bertanya kepada guru selama pembelajaran fiqih di kelas? Apakah guru fiqih kamu pernah menerapkan pembelajaran dengan cara berkelompok? Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk berdiskusi dengan teman yang lain? Apakah kamu mengajukan pendapat tentang materi yang disampaikan guru? Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu bertanya kepada guru atau