Makar Yang Menyerang Kepentingan Hukum Tegaknya Pemerintah

33 sebagianya yang semua wujud-wujud kegiatan itu menuju pada suatu tujuan yang lebih besar ialah menggulingkan pemerintah yang sah. Yang dimaksud dengan menggulingkan pemerintahan omwenteling teweeg brengen diterangkan dalam pasal 88 bis KUHP yang menyatakan: “Dengan penggulingan pemerintahan dimaksud meniadakan atau mengubah secara tidak sah bentuk pemerintahan menurut undang- undang dasar”. Pengertian pemerintah adalah semua perangkat ataupun organ-organ pemerintah misalnya lembaga kepresidenan, kementerian-kementerian dan bagian- bagiannya dari di pusat sampai di daerah bentuk kerja sama atau hubungan antara lembaga-lembaga pemerintahan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada. 33 Pengertian menggulingkan pemerintah yang pertama yang berupa meniadakan pemerintah, adalah dapat berupa keadaan awal sebelum digantinya pemerintah dengan pemerintah yang baru. Hal ini sejalan dengan pandangan Prof. Wirjono Prodjodikoro yang menyatakan bahwa meniadakan atau meleyapkan pemerintahan sebenarnya tidaklah mungkin, hal ini sekedar untuk membedakannya dengan hal pengertian yang kedua dari menggulingkan pemerintah karena jika pemerintah itu lenyap, maka negara juga tidak ada lagi. Syarat adanya negara salah satunya adalah adanya pemerintahan. 34 33 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negara …, h. 15. 34 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negara …, h. 16. 34

C. Dasar Hukum dan Aspek Pidana Separatisme

1. Dasar Hukum Separatisme Bughat Dalam Hukum Positif KUHP

Dalam masalah separatisme dasar hukum positif mengenai separatisme atau bughat yaitu pada pasal 139 a merumuskan ; “Makar dengan maksud melepaskan wilayah, atau daerah lain dari negara sahabat untuk seluruhnya atau sebagian, dari kekuasaan pemerintah yang berkuasa di situ, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. Sedangkan pada pasal 139 b merumuskan; “ Makar dengan maksud menghapuskan atau mengubah secara tidak sah bentuk pemerintahan yang ada dalam negara sahabat, atau daerahnya yang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Kejahatan yang diberi kualifikasi oleh pembentukan UU dengan pemberontakan opstand adalah kejahatan sebagaimana dirumuskan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 108 KUHP, yang bunyi rumusannya adalah; 1 Barang siapa bersalah karena pemberontakan, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun. a. Orang yang melawan pemerintah dengan senjata. b. Orang yang dimaksud melawan pemerintah Indonesia menyerbu bersama- sama atau menggabungkan diri pada gerombolan yang melawan pemmerintah dengan senjata. c. Para pemimpin dan para pengatur pemberontakan diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama 20 tahun. Rumusan kejahatan seperti ini tidak terdapat dalam WvS belanda, hanya ada didalam WvS hindia belanda yang dimuat dalam tahun 1930. Untuk menjamin 35 keselamatan pemerintah hindia belanda dari kemungkinan dari serangan- serangan seperti itu, maka dimasukanlah kejahatan pemberontakan pada pasal 108. Kualifikasi pemberontakan atau separatisme opstand menurut rumusan pada pasal 108 tersebut ada 3 bentuk kejahatan sebagaimana disebut dalam ayat 1 yaitu; 35 a. Orang yang perbuatannya melawan pemerintah dengan senjata. b. Orang yang dengan maksud melawan pemerintah Indonesia menyerbu bersama- sama dengan gerombolan yang melawan pemerintah dengan senjata.. c. Orang yang dengan maksud melawan pemerintah menggabungkan diri pada gerombolan yang melawan pemerintah dengan senjata. Sedangkan yang ditentukan dalam ayat 2 itu adalah berupa pemberontakan yang diperberat, pemberatan pidana mana diletakkan pada kualitas subyek hukumnya, yang terdiri dari dua, yaitu; a. Bagi orang yang berkualitas sebagai pimpinan pemberontak. b. Bagi orang yang berkualitas sebagai pengatur atau perencana pemberontak.

2. Dasar Hukum Tentang Hukuman Bagi Separatisme Bughat Dalam

Hukum Islam al- Qur’an dan Hadist.

a. al-Qur’an

Adapun landasan hukum dilarangannya tindak pidana separatisme bughat atau tindakan makar . 35 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negara …, h. 28.