Pandangan Hukum Islam Tentang Gerakan Aceh Merdeka

60 nubuwwah. Artinya, jika upaya pelaksanaan amar maruf nahi munkar dalam bentuk konfrontasi terdukung oleh segala kekuatan yang memadai untuk mengatasi kekuatan negara dalam waktu yang singkat, maka aktivitas amar maruf dalam bentuk konfrontasi terhadap kekuatan zalim harus segera dideklarasikan dan dilaksanakan. Namun jika dalam proses adu kekuatan tersebut tidak terdapat keyakinan akan terkuasainya penguasa yang zalim dalam waktu yang singkat, maka aktivitas konfrontasi bukan tujuan utama. Selama ini Gerakan Aceh Merdeka dalam setiap propaganda menyatakan bahwa pemerintah Indonesia adalah pemerintah yang zalim karena telah mengekploitasi Aceh dan tidak memberikan kemakmuran. Bahkan justru telah menimbulkan kesengsaraan. Meskipun secara definitif, setiap presiden Indonesia adalah Muslim, namun dalam idiom Gerakan Aceh Merdeka, ketika itu pemerintah Indonesia tidaklah lebih baik dibandingkan dengan pemerintahan kolonial yang “kafir”. Bagi GAM, aktivitas perlawanan kepada pemerintah Indonesia adalah aktivitas suci sebagai amar maruf nahi munkar. Maka barang siapa yang gugur dalam perjuangan pemerdekaan Aceh akan mendapatkan pahala syahid. Sebuah kedudukan yang terhormat dalam pandangan masyarakat Islam. Dalam perspektif GAM, jalan rekonsiliasi diyakini sebagai pilihan yang paling tepat karena upaya pemisahan diri sebagai bagian amar maruf nahi munkar tidak pernah mendapatkan momentum yang signifikan untuk mendapatkan kemaslahatan bagi bangsa Aceh. Masyarakat Aceh justru senantiasa terbelah; antara 61 yang pro GAM dan pro-NKRI. Artinya kebenaran Islam GAM adalah hanya relative bagi masyarakat Islam Aceh. Meneruskan upaya konfrontasi justru malah akan semakin menjauhkan GAM dari perspektif Islam yang selama ini dibangun. Dalam cita-cita GAM membangun kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan adalah hal utama. Tindakan konfrontasi dalam 10 tahun terakhir ternyata tidak memberikan bukti nyata bahwa aktivitas GAM akan semakin memakmurkan Aceh, dan menjadikan bangsa Aceh sebagai bangsa yang berharga diri. Demikian pula, Indonesia tidaklah se-kafir yang selama ini dikampanyekan oleh para propagandis GAM. Pemerintahan Indonesia tidaklah se-zalim pemerintahan kolonial Belanda. Apalagi dengan politik akomodasi pemerintah Indonesia untuk menjadikan Islam dan penegakan syariatnya sebagai ikon merupakan bukti faktual bahwa pemerintah Indonesia tidak mengingkari al-Quran dan Sunnah Rasul. Malah justru memberikan ruang bagi aktualisasi Islam di serambi Mekkah. Demikian pula Indonesia mulai me-redefinisi GAM bukan sebagai aktivitas bughat, sebuah pemberontakan yang harus ditumpas sampai akar- akarnya. Apalagi tanggapan pemerintah Indonesia yang mengapresiasi GAM bukanlah sebagai partai terlarang berbeda dengan para eks G30SPKI yang dalam sejarah Indonesia ber-KTP-kan eks, dengan akomodasi GAM sebagai partai lokal.

B. Pandangan Hukum Positif Tentang Gerakan Aceh Merdeka

Dalam kitab-kitab Undang –Undang Hukum Pidana KUHP Indonesia, kejahatan makar diatur dalam Buku II Bab 1 Tentang kejahatan melanggar keamanan 62 negara. Pasal 104 berbunyi : makar yang melakukan dengan maksud membunuh presiden yang sedang memerintah atau dengan maksud menjadikan presiden tidak mampu memerintah dihukum dengan hukuman mati, atau hukuman penjara seumur hidup, atau penjara selama-lamanya 20 tahun. 2 Pasal 107 ayat 1 berbunyi : Makar yang dilakukan dengan maksud akan meruntukan pemerintah, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 15 tahun lamanya Pasal 107 ayat 2 berbunyi: Pemimpin dan pengatur makar yang dimaksudkan dalam ayat 1 dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun. 3 Meskipun 5 tidak disebutkan secara eksplisit dalam dua pasal tersebut, namun secara impilisit dapat dipahami, bahwa : 1. Yang dimaksud dengan presiden atau pemerintahan adalah presiden atau pemerintahan yang sah. 2. Makar itu dilakukan dengan kekerasan, sebab tanpa kekerasan tidaklah dapat dilaksanakan pebunuhan presiden atau pengulingan pemerintah. Ini berarti bahwa sekelompok orang dengan pernyataan tertulis disertai atau tidak disertai dengan unjuk rasa yang menghendaki supaya presiden atau pemerintah turun diganti tidaklah dapat disebut melakukan kejahatan makar. 2 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negara …, h. 11. 3 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negara …,, h. 73.