Riwayat Luka Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Komponen Host Penderita

66 anak-anaknya kena Cikungunya kan nek.. kamu lihat kan kemaren nek.. nah berhubung waktu itu kadang-kadang masih ada banjir makanya kita sekalian kasih penyuluhan sama keluarga dan tetangga terdekatnya tentang penyakit lepto.. kayak gitu sih kalau penyelidikan mah nek.. kadang-kadang malah kita dapet info dari warga penyakit apa yang ada disitu .. SS, PKC” Kutipan ini menyatakan bahwa Puskesmas sudah melakukan upaya yang dapat menambah pengetahuan masyarakat terkait Leptospirosis, namun tidak semua penderita mendapatkan informasi tersebut. Penelitian ini dilakukan setelah penderita sembuh dari penyakit Leptospirosis sehingga penderita yang memliliki pengetahuan tinggi sebenarnya juga tidak mengetahui penyakit Leptospirosis. Pengetahuan mereka tinggi bisa dikarenakan mereka mandapat informasi dari dokter atau perawat yang merawat pada saat penderita dirawat di rumah sakit. Penelitian Wiwanitkit 2006 menunjukkan bahwa 80 penderita Leptospirosis memiliki pengetahuan rendah, 11 memiliki pengetahuan sedang, dan 9 pendrita memiliki pengetahuan tinggi terkait penyakit Leptospirosis. Sebagian besar penderita memiliki pengetahuan rendah karena penderita tinggal di daerah pedesaan sehingga informasi tidak sampai pada penderita. Responden juga tidak tau bagaimana cara penularan penyakit Leptispirosis. Demikian pula penelitian Agampodi, dkk 2010 menunjukan bahwa dari 601 responden penelitian, hanya 34 yang mengetahui cara penularan Leptospirosis dan 66 responden tidak mengetahui cara penularan Leptospirosis. 67 Sebagian besar penderita mememiliki pengetahuan yang rendah terkait Leptospirosis, oleh sebab itu sebaiknya dilakukan upaya agar informasi terkait Leptospirosis sampai kepada penderita atau masyarakat secara umum misalnya dengan cara promosi kesehatan oleh kader pada saat ada kegiatan seperti posyandu, penyuluhan kesehatan atau memasang poster ditempat yang mudah diliat masyarakat atau ditempat yang sering didatangi atau dilewati masyarakat.

6.2.6 Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Status Pengungsian

UU RI No. 24 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua penderita tidak mengungsi pada saat terjadi banjir yaitu sebanyak 18 penderita 100. Depkes RI 2011 menyebutkan bahwa status pengungsian dapat digunakan untuk pengendalian penyakit yaitu dengan pengamatan penyakit surveilans, promotif, preventif dan pelayanan kesehatan penanganan kasus yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan yang masih ada maupun di pos kesehatan yang didirikan dalam rangka penanggulangan bencana. Orang yang mengungsi di tempat yang telah ditentukan akan lebih mudah di pantau masalah kesehatannya. Dalam kaitannya dengan penyakit Leptospirosis pengungsian dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi pengungsi untuk kontak dengan air banjir yang ditakutkan terinfeksi bakteri Leptospira.