Definisi Operasional KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

40 8 Ketersediaan air bersih Tersedia atau tidaknya air bersih untuk keperluan sehari hari yaitu untuk mandi, memasak, mencuci dan minum pada tanggal 3 Januari-14 Februari 2014 Wawancara Kuisioner 1. Tidak tersedia. 2. Tersedia Ordinal 9 Pekerjaan Profesi yang lakukan responden yang berpotensi untuk terkena Leptospirosis pada tanggal 3 Januari-14 Februari 2014 Wawancara Kuisioner 1. Berisiko dokter hewan, petani, peternak, tukang potong daging, petugas laboratorium, pekerja pengendali jumlah tikus, , pekerja tambang, nelayan, tentara, pekerja selokan paralon, dan tukang ojek Ordinal 41 atau supir 2. Tidak berisiko selain pekerjaan berisiko 10 Status pengungisan orang atau kelompok orang yang pada saat banjir terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana ke lokasi yang lebih aman pada saat banjir periode 3 Januari-14 Februari 2014 Wawancara Kuisioner 1. Tidak mengungsi 2. Mengungsi Ordinal 11 Personal hygiene Tindakanupaya pencegahan yang di lakukan responden untuk mencegah kejadian Leptospirosis seperti tidak Wawancara Kuisioner 1. Tidak melakukan upaya pencegahan jika tidak melakukan semua dari upaya Ordinal 42 menutup makanan, tidak menggunakan sepatu boot atau sarung pada saat ingin kontak dengan air banjirsungai lumpur, tidak mandi, tidak mencuci tangan, kaki, atau anggota badan lainnya menggukan sabun setelah kontak dengan air 3 Januari-14 Februari 2014. pencegahan Tidak menutup makanan, tidak mandi, tidak mencuci tangan, kaki, anggota badan lainnya dengan sabun, tidak menggunakan sepatu boot 2. Melakukan upaya pencegahan jika melakukan minimal 2 menutup makanan, mandi setelah kontak dengan air genangan banjirlumpur dari upaya pencegahan. 43 12 Keberadaan sampah Ada tidaknya sampah yang bisa menjadi indikator keberadaan tikus yang ditandai dengan adanya sampah yang berserakan dan tempat sampah tidak tertutup di dalam maupun diluar rumah perita 3 Januari-14 Februari 2014. . Wawancara dan observasi Kuisioner dan lembar observasi 1. Ada sampah Jika terdapat sampah yang berserakan dan tempat sampah tidak tertutup di dalam dan di luar rumah 2. Tidak ada sampah Jika tidak terdapat sampah yang berserakan dan tempat sampah tertutup di dalam dan di luar rumah Nominal 13 Tatanan Rumah Penataan rumah terhadap barang- barang dan perbotan secara rapi dan tidak ada tumpukan barang-barang yang bisa menimbulkan Wawancara dan observasi Kuisioner dan lembar observasi 1. Buruk: jika penataan barang dan perabotan tidak rapi dan terdapat tumpukan barang yang bisa menjadi habitat Ordianal 44 perkembangan habitat tikus 3 Januari- 14 Februari 2014. tikus 2. Baik: jika penataan barang dan perabotan secara rapi dan tidak ada tumpukan barang yang bisa menjadi habitat tikus 14 Kondisi SelokanSPA L Kondisi atau keadaan selokan SPAL yang dapat berpotensi menjadi habitat tikus ditandai dengan tidak mengalirkannya air limbah dari sumbernya dapur, kamar mandi ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa mencemari lingkungan dan dapat dijangkau Wawancara dan Observasi Kuisioner dan Lembar observasi 1. Buruk: jika tidak dapat mengalirkan air limbah dari sumbernya dapur, kamar mandi ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa mencemari lingkungan dan dapat dijangkau serangga dan Ordinal 45 serangga dan tikus 3 Januari-14 Februari 2014. tikus 2. Baik: jika tidak dapat mengalirkan air limbah dari sumbernya dapur, kamar mandi ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa mencemari lingkungan dan tidak dapat dijangkau tikus 46

BAB IV METODOLOGI

4.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskriptif dengan desain studi kasus. Studi kasus adalah sebuah eksplorasi dari suatu sistem yang terkait atau suatu kasus beragam kasus yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber informasi yang kaya dalam suatu konteks Robert, 1998. Sumber lain menyebutkan bahwa studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu yang mencangkup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya Umar, 2011. Pada penelitian ini peneliti menambahkan pendekatan kualitatif untuk mendukung pembahasan.

4.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cengkareng Kota Administratif Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli tahun 2014.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian adalah semua warga yang sebagai kasus Leptospirosis dan terlaporkan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng yaitu sebanyak 18 kasus. Pada penelitian ini semua kasus diteliti sehingga populasi sekaligus menjadi sampel. 47 4.4 Pengumpulan Data 4.4.1 Sumber Data Data pada penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data kasus yang di peroleh dari laporan PE Penyelidikan Epidemiologi kejadian Leptospirosis di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, data ketinggian genangan air akibat banjir dari laporan banjir 2014 di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh dari responden penelitian terkait data: umur, jenis kelamin, riwayat luka , jenis pekerjaan, tingkat pengetahuan, ketersediaan air bersih, keberadaan tikus, keberadaan sampah, tatanan rumah, personal higyene, keadaan selokanSPAL, dan status pengungsian.

4.4.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendukung pembahasan dari masing-masing variabel jika dibutuhkan.

4.4.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar kuisioner, lembar observasi dan pedoman wawancara. Untuk variabel kharakteristik penderita umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pengetahuan dan riwayat luka, ketersediaa air bersih, status pengungsian, dan personal hygiene peneliti menggunakan instrumen berupa kuisioner 48 penelitian. Untuk variabel kondisi lingkungan seperti keberadaan tikus, keberadaan sampah, kondisi selokan dan tatanan rumah peneliti menggunakan instrumen berupa kuisioner dan lembar observasi serta wawancara mendalam. Untuk variabel lingkungan keberadaan sampah, kondisi selokan, tatanan rumah dan keberadaan tikus, pengumpulan datanya diawali dengan menanyakan keadaan lingkungan pada saat atau sebelum banjir, apakah sama dengan pada saat penelitian atau tidak. Selain itu peneliti juga melihat perilaku responden sebelum dan pada saat dilakukan penelitian. Karena mereka menjawab kondisi lingkungan pada saat sekarang sama dengan pada saat atau sebelum banjir dan melihat perilaku responden yang sama pada saat atau sebelum terjadi banjir dengan pada saat sekarang, maka keadaan lingkungan pada saat penelitian dianggap sama pada saat atau sebelum terjadi banjir. Selain instrumen berupa kuisioner, lembar observasi dan pedoman wawancara, Penulis juga menggunakan perlengkapan alat tulis, kamera dan alat perekam suara. Sebelum turun ke lapangan peneliti terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan. Jumlah sampel yang digunakan untuk uji instrumen ini adalah 30 sehingga nilai Df= n-2 =28 kemudian dilihat pada r tabel dan didapatkan nilai r tabel sebesar 0,306. Setelah melihat nilai r tabel kemudian penulis melihat r hitung. Daftar pertanyaan di katakan reliabel dan valid apabila nilai r hitung r tabel. Hasil uji instrumen menjunjukkan sebagian besar pertanyaan dalam 49 instrumen penelitian ini sudah reliabel dan valid. Untuk pertanyaan yang tidak reliabel dan valid, kemudian peneliti memperbaiki redaksi pertanyaan tersebut. Adapun hasil dari uji instrumen bisa di lihat pada lampiran.

4.5 Pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Editing data, yaitu melakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang terhadap responden, 2. Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode coding oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer, 3. Entry data dengan menginput data bersih ke dalam program komputer, 4. Cleaning dengan memeriksakan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data 5. Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk kemudian direkap dan disusun dalam tabel agar dapat dibaca dengan mudah.

4.6 Analisis Data

Analis data pada penelitian ini menggunakan analisis distribusi frekuensi. Untuk variabel dengan skala rasio umur dan ketinggian air, maka dilihat nilai mean ± SD, Median dan max-min. Sedangkan untuk variabel dengan skala ordinal dan nominal Riwayat luka, jenis kelamin, keberadaan tikus, ketersediaan air bersih, jenis pekerjaan, status pengungsian, personal gygiene, tatanan rumah,