Keberadaan Sampah Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Komponen Lingkungan
82
penderita yang memiliki tatanan rumah tidak rapi sebanyak 8 responden 44,4. Sedangkan berdasarkan observasi sebagian besar penderita memilili
tatanan rumah yang tidak rapi yaitu sebanyak 13 penderita 72,2 dan 5 penderita 27,8 memiliki tatanan rumah rapi. Perbedaan ini disebabkan
karena pertanyaan mengenai tatanan rumah hanya menayakan apakah ada tumpukan barang-barang yang tidak terpakai di dalamdiluar rumah dan
bagaimana cara penderita menata rumahnya apakah rapi atau tidak. Penderita menjawab mereka menata rumah dengan rapi dikarenakan mereka
malu untuk menjawab tidak rapi dan kriteria rapi yang dipakai penderita dan peneliti tidak sama sehingga pada saat observasi hasilnya berbeda.
Seperti yang sudah diketahui tatanan rumah yang tidak rapi bisa menjadi habitat tikus. Depkes RI 2000 menyebutkan bahwa keadaan
dalam rumah harus bersih dan teratur artinya rumah tertata dengan baik, rapi, tidak terdapat tumpukan barang, tidak terdapat baju bergelantungan
perabotan tersusun rapi dan bersih. Sehingga tidak mengundang hewan- hewan yang merugikan seperti tikus. Peraturan Pemerintah no. 81 tahun
2012 juga menyebutkan bahwa adanya tumpukan barang-barang bisa mengakibatkan perkembangan habitat tikus.
Penelitian Armandari 2005, Ramadani 2010 dan Ikawati 2010 juga menunjukkan sebagian besar rumah penderita mempunyai tatanan tidak
rapi yaitu masing-masing 93, 71,8 dan 80,6 penderita. Kategori tatanan rapi dan tidak rapi yang digunakan hampir sama dengan kategori
yang digunanakan peneliti sehingga hasil yang didapatkan sama. Ramadani
83
mengkategorikan rapi dengan melihat bagaimana penderita menata barang atau perabotan rumah tangga. Armandari mengkategorikan tatanan rumah
baik atau rapi dilihat dari apakah rumah tertata dengan bersih dan teratur rapi, tidak terdapat tumpukan barang, tidak terdapat baju bergelantungan,
perabot nampak bersih atau rumah tidak tertata dengan baik dan teratur. Sedangkan peneliti mengkategorikan tatanan rumah baik jika penderita
menata rumah dengan rapi dan tidak terdapat tumpukan barang-barang dan penulis melakukan observasi.
Pada saat wawancara sebagian penderita menyebutkan penyebab rumah mereka tidak rapi adalah karena kepadatan hunian yang ada dirumah
mereka. Berikut adalah kutipan yang mendukung pernyataan tersebut:: “......barang-barangnya ditata begitu aja.. ia rumahnya kecil.. padet
disini mah neng.. anaknya lima.... kalau banjir kita numpuk diatas semua neng..”MM, KKA.
Penelitian Apsari 2012 menunjukkan bahwa kepadatan hunian merupakan faktor risiko Leptospirosis OR = 4,5. Kepadatan hunian sering
kali dihubungkan dengan penataan rumah. Apabila penataan rumah tidak teratur maka akan menciptakan tempat-tempat yang dapat digunakan
sebagai sarang tikus, demikian pula dengan sampah yang dihasilkan, dapat dijadikan sumber makanan bag
i tikus.
Karena tatanan rumah penderita Leptospirosis masih kurang baik, maka perlu diberikan pemahaman kepada
warga apa dampak bila tatanan rumahnya buruk dan menghimbau masyarakat agar selalu hidup bersih dan sehat.
84