Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Komponen Host Penderita

54 air genangan banjir dikelompokkan menjadi tinggi dan rendah berdasarkan nilai mean yaitu 36,33 cm berdistribusi normal, maka sebagian besar ketinggian airnya rendah =36,33 yaitu sebanyak 55,6. Penelitian ini juga disertai dengan observasi dan wawancara mendalam pada beberapa variabel penelitian. Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar lingkungan rumah penderita terdapat sampah yaitu sebanyak 66,7, penderita yang memiliki tatanan rumah yang tidak rapi sebanyak 72,2, dan 61,1 selokan penderita masih buruk. Adapun hasil wawancara mendalam terkait 3 variabel tersebut adalah: “ ya gitu.. sampah disini kayak gitu.. dibuangnya ditaruh plasitik aja.. kalau petugasnya ngambilnya cepet ya ngga berantakan.. tapi petugasnya sering telat jadi numpuk kayak gitu.. di samping itu kan kali gede mba.. sampahnya banyak itu... AD, RB Dari kutipan ini dapat dilihat bahwa pembuangan sampah penderita tersebut masih sembarangan dan sampah akan lebih berantakan jika petugas telat mengambilnya. Selain itu disamping rumah penderita tersebut terdapat kalisungai yang terdapat banyak sampah. “ya.. Bersih-bersih rumah sudah pastilah.. sampah disitu tu ngga bisa dibersihin.. belakang itu kalinya banyak sampahnya.. emang TPA sih.. sampahnya dari situ tu.. kali itulah selokannya ..” Kutipan diatas menjelaskan bahwa selokan penderita berupa kalisungai yang terdapat banyak sampah. 55

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

1. Pada saat penelitian ada beberapa rumah penderita yang sudah direnovasi dan berpindah rumah sehingga keadaan rumah berbeda dengan keadaan rumah pada saat penderita terdiagnosis Leptospirosis. sehingga pada saat observasi penulis tidak bisa melihat keadaan rumah pada saat penderita terdiagnosis Leptospirosis. 2. Pada saat wawancara berlangsung ada gangguan yang tidak bisa di hindari peneliti yaitu pada saat wawancara pada penderita. Ada 2 penderita yang pada saat diwawancara keluarga dan tetangga penderita ikut menjawab sehingga mempengaruhi jawaban penderita. 3. Setelah dilakukan perbaikan kuisioner setelah uji validitas dan reliabilitas peneliti tidak menguji kembali kuisioner tersebut, peneliti hanya mmperbaiki redaksi dari pertanyaan yang tidak valid atau reliabel tersebut.

6.2 Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Komponen Host Penderita

Kharakteristik penderita terdiri dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pengetahuan, riwayat luka, status pengungsian dan personal hygiene. Berikut adalah pembahasan dari masing-masing variabel tersebut: 56

6.2.1 Umur

Kejadian suatu penyakit sering dikaitkan dengan umur. CDC 2012 menyebutkan bahwa manusia dengan segala lapisan umur rentan terhadap infeksi Leptospirosis. Aulia 2012 juga menyebutkan bahwa kejadian Leptospirosis tidak terjadi pada spesifik umur tertentu, Leptospirosis diketahui terjadi pada semua umur berkisar antara balita sampai lansia yaitu 1 tahun sampai lebih dari 65 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita berumur 20-40 tahun dan 40 tahun yaitu masing-masing sebanyak 7 38,9. Sedangkan penderita yang berumur 20 tahun sebanyak 22,2. Sesuai dengan teori Soejoedono 2004 yang menyebutkan bahwa pada prinsipnya semua umur manusia dapat terserang Leptospirosis karena semua umur mempunyai potensi keterpaparan exposure potential dan pengalaman terpapar exposure experience yang sama. Akan tetapi kejadian Leptospirosis lebih sering terjadi pada individu berumur antara 20- 40 tahun. Poeppl 2013 juga menyebutkan bahwa kasus Leptospirosis banyak terjadi pada kisaran umur tersebut yaitu antara umur 20 sampai 50 tahun. Penelitian Rejeki 2005 dan Ketaren 2009 menunjukkan bahwa kasus Leptospirosis terbanyak ditemukan pada rentang umur 40 –49 tahun dan berumur 20 tahun yaitu sebanyak 83,7. Pada usia diatas 20 tahun ini atau usia dewasa keatas seseorang berpotensi untuk memiliki tererpaparan yang lebih besar. Subroto 1981 dalam Armandari 2005 menyebutkan