87
6.3.6 Ketersediaan Air Bersih
Depkes RI 2013 menyebutkan bahwa tujuan penyehatan lingkungan pada saat bencana adalah untuk mengatur tatalaksana
penyediaan, pengawasan, dan perbaikan kualitas air bersih dan sanitasi. Adanya air bersih akan membantu menurunkan risisko terjadinya penyakit
menular seperti diare, typus, scabies, Leptospirosis dan penyakit lainnya. Tidak tersedianya air bersih dapat ditandai dengan masih digunakannya air
genangan banjir atau air sungai untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, memasak dan minum WHO, 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penderita air bersihnya tersedia yaitu sebanyak 88,9. Penelitian ini menunjukkan
bahwa jika dilihat dari ketersediaan air bersihnya yang tersedia maka penderita masih aman dan kejadian Leptospirosis yang dialami bisa tidak
dikarenakan oleh air yang mereka gunakan penderita. Akan tetapi ketika ditanya apakah pada saat banjir penderita menggunakan air genangan banjir
untuk bermain, berenang atau kegiatan lainnya yang menuntut penderita kontak dengan air banjir semua penderita 100 mengatakan ia pernah
sehingga dapat berpengaruh pada kejadian Leptospirosis. Apabila air genangan banjir yang digunakan mengandung bakteri
Leptospira maka orang yang menggunakan air tersebut memiliki risiko yang besar untuk terkena Leptospirosis. Untuk itu Depkes RI 2008
menyebutkan bahwa salah satu upaya pencegahan Leptospirosis adalah dengan cara membersihkan air bersih dikolam-kolam renang dan sumber air
88
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sehingga air yang digunakan bersih atau tidak mengandung mikroorganisme yang merugikan bagi
kesehatan seperti bakteri Leptospira. Seghal 1991 juga menyebutkan bahwa untuk mengontrol dan melindungi dari kontaminasi kuman
Leptospira pada masyarakat adalah dengan menjaga sumber air bersih yang digunakan dari binatang pengerat tikus dan perlu diadakan khlorinisasi
serta apabila untuk dikonsumsi hendaknya air direbus sehingga mendidih. Penelitian Okatini 2007 menunjukkan bahwa sebagian besar
ketersediaan air bersih responden tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 78,9. Okatini mengkategorikan ketersediaan air bersih memenuhi syarat
yaitu jika air bersih berada di wadah tertutup dan bersih. Sedangkan peneliti mengkategorikan tersedia air bersih jika responden tidak menggunakan air
genangan banjir atau air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sumber air bersih yang digunakan pada saat banjir berasal dari PDAM atau
dari air galon atau bantuan pemerintah. Peneliti menganggap bila air berasal dari air ganangan banjir atau air sumur ada kemungkinan pada saat banjir air
tersebut terkontaminasi oleh berbagai macam bakteri salah satunya adalah bakteri Leptospira. Oleh sebab itu masayarakat harus selalu menggunakan
air bersih dan tidak menggunakan air genangan banjir ataupun air sungai.
89
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Cengkareng pada saat banjir periode Januari-Februari 2014, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
7.1.1 Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Komponen Host
a. Kejadian Leptospirosis paling banyak terjadi pada kelompok umur 20- 40 tahun dan 40 tahun yaitu masing-masing sebanyak 38,9.
b. Kejadian Leptospirosis paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki- laki yaitu sebayak 72,2.
c. Kejadian Leptospirosis sebagian besar terjadi pada penderita yang memiliki pekerjaan tidak berisiko yaitu sebanyak 72,2.
d. Kejadian Leptospirosis sebagian besar terjadi pada penderita yang memiliki riwayat luka yaitu sebanyak 72.
e. Kejadian Leptospirosis sebagian besar terjadi pada penderita yang memiliki pengetahuan rendah yaitu sebanyak 38,9.
f. Semua penderita tidak mengungsi pada saat terjadi banjir yaitu sebanyak 100.
g. Sebagian besar penderita memiliki personal hygiene yang buruk yaitu sebanyak 88,9.
90
7.1.2 Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Komponen
Lingkungan
a. Semua rumah atau dilingkungan rumah penderita terdapat tikus yaitu 100.
b. Sebagian besar lingkungan rumah penderita terdapat sampah yaitu sebanyak 66,7.
c. Sebagian besar memiliki tatanan rumah yang rapi yaitu sebanyak 55,6, akan tetapi hasil observasi menunjukkan sebagian besar
rumah penderita tidak rapi yaitu sebanyak 72,2. d. Sebagian besar penderita memiliki kondisi selokanspal yang baik
yaitu sebanyak 72,2, akan tetapi berdasarkan observasi sebagian besar kondisi selokaan penderita masih buruk yaitu sebanyak 61,1.
e. Sebagian besar ketersediaan air bersih tersedia untuk kebutuhan sehari-hari yaitu sebanyak 88,9.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Puskesmas Cengkareng
Sebaiknya dilakukan
upaya promosi
kesehatan terkait
Leptospirosis oleh kader dan petugas kesehatan pada saat kegiatan posyandu, penyuluhan kesehatan, penyelidikan epidemiologi dan
kegiatan kesehatan lainnya, memasang media promosi seperti poster tentang Leptospirosis ditempat-tempat
yang sering dijangkau masyarakat atau sering di lewati masyarakat misalnya masjid, jalan
besar dan sekolahan guna menambah pengetahuan terkait penyakit