Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Personal Hygiene
73
hidung dan mata, darah, cairan ketuban, vagina, jaringan, tanah, vegetasi dan air yang terkontaminasi dengan urin hewan yang terinfeksi WHO,
2014. Ketua RT 0411 kelurahan Rawa Buaya menyebutkan bahwa pada
saat banjir tikus-tikus akan keluar, bangkai-bangkai tikus ikut dengan air genangan banjir. berikut adalah pernyataan beliau:
“ oh penyakit kencing tikus itu ya.. itu orang disana pernah kena.. ia klo banjir sih ia mba.. tikus tikus pada keluar semua.. bangkainya banyak
diluar-luar dibawa banjir.. bangkai tikus-tikus dari kali itu keluar semua.. ngapung-
ngapung gitu mba bangkainya”. Beberapa penderita menyebutkan bahwa mereka sering melihat tikus
didalam maupun luar rumahnya. Berikut adalah kutipan dari pernyataan penderita tersebut:
“...itu neng biasanya tikus lewat belakang tv itu dari atas ke bawah.. ia diatas ada ruangan.. biasanya kakak tidur disitu.. ia itu barang-barang
kerja saya.. bisa dibilang gudang neng.. ya numpuk disitu.. dipojok itu biasanya ada tikusnya..” MS, KPK”
Dari kutipan diatas bisa diketahui bahwasanya memang ada tikus di sekitar rumah penderita dan pada saat banjir tikus atau bangkai tikus akan
keluar sehingga bila tikus tersebut terinfeksi bakteri Leptospira maka dapat menyebar lebih luas. Berdasarkan laporan Dinkes Provinsi Jakarta 2003,
tikus yang ditangkap di RW 02 Kelurahan Kuningan Kecamatan Mampang Prapatan 46,67 positif dengan beberapa serovar. Penularan Leptospirosis
74
antar hewan ataupun dari hewan kemanusia umumnya melalui media air yang tercemar bakteri Leptospirae.
Hasil penelitian serologi rodent di DKI Jakarta ternyata dari 142 spesimen serum didapatkan 67 spesimen positive 47 terhadap
Leptospira. Dan hasil penangkapan rodent tikus menggunakan perangkap tikus menunjukkan bahwa rodent ini diduga mempunyai peranan terhadap
Kejadian Luar Biasa KLB di DKI Jakarta dan Bekasi tahun 2002. Hasil penelitian lain yang pernah dilakukan terhadap tikus menunjukkan bahwa
90 tikus terinfeksi Leptospira Widoyono, 2008. Tim penelitian BPTKLPP Provinsi Jakarta Agus, SKM
menyebutkan bahwa penelitian yang dilakukan pada bulan April 2014 menunjukkan bahwa hasil uji terhadap tikus yang diambil di daerah dengan
jumlah kejadian terbanyak yaitu di Kelurahan Kapuk dan Kelurahan Kedaung Kali Angke Kecamatan Cengkareng, untuk sementara
menunjukkan sebagian tikus yang sudah diuji lab semuanya negatif mengandung Leptospira. Hasil ini menunjukkan bahwa kejadian
Leptospirosis di Kecamatan Cengkareng bisa dikarenakan ada hewan lain selain tikus yang dapat membawa bakteri Leptospira.
Penelitian Rejeki 2005 juga menunjukkan bahwa sebagian besar rumah penderita atau 61 penderita 96,8 terdapat tanda-tanda keberadaan
tikus. Pada penelitian ini keberadaan tikus dilihat dari ada tidaknya tikus di dalam dan sekitar rumah ditandai dengan ada tidaknya lubang tikus atau
kotoran tikus. Tanda-tanda keberadaan tikus yang dipakai pada penelitian
75
Rejeki juga di gunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk melihat keberadaan tikus.
Penelitian Ketaren 2009 juga menunjukkan bahwa rumah responden yang terdapat keberadaan tikus sebanyak 32 penderita 65.
Dalam penelitian ini keberadaan tikus dilihat dengan memasang perangkap tikus di rumah penderita dan dilihat 24 jam kemudian. Jika ketika dilakukan
pengamatan didapati tikus dirumah penderita maka dinyatakan rumah penderita terdapat tikus. dalam penelitian ini kemungkinan penderita yang
rumahnya terdapat tikus lebih besar dari 35 karena pada saat penelitian tikus yang ada di rumah tidak terperangkap dan masih berkeliaran di dalam
maupun diluar rumah. Sebagian besar rumah penderita terdapat tikus, oleh sebab itu perlu
dilakukan upaya pencegahan dengan cara menghindari kontak dengan tikus dan hewan piaraan lainnya. jika ingin kontak dengan hewan peliaraan
sebaiknya selalu menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan setelah kontak dengan hewan piaraan tersebut menggunakan sabun.