Jenis Kelamin Distribusi Kejadian Leptospirosis Berdasarkan Komponen Host Penderita

61 Semarang, Jakarta dan Aceh sehingga untuk pekerjaan petani, nelayan, peternak, dan pengontrol tikus tidak ditemukan. Pada dasarnya semua pekerjaan berisiko terkena Leptosporosis asalkan pekerjaan tersebut memiliki kemungkinan dan berpotensi untuk kontak dengan urin tikus. Jika dibandingkan dengan jenis kelamis, maka semua pekerjaan berisiko dimiliki oleh penderita dengan jenis kelamin laki- laki. Meskipun demikian, sebagian besar laki-laki memiliki pekerjaan yang tidak berisiko yaitu sebanyak 61,5 yang terdiri dari buruh bangunan, petugas AC dan siswa. Pada saat banjir siswa tersebut bermain air banjir tanpa menggunakan sepatu dan mereka mempunyai riwayat luka di kaki berupa kutu air sehingga mereka kontak dengan air genangan banjir, begitu pula dengan petugas AC dan buruh bangunan. Sedangkan semua penderita perempuan yaitu 100 memiliki pekerjaan yang tidak berisiko yaitu bekerja sebagai ibu rumah tangga, meskipun demikian perempuan memiliki kemungkinan atau potensi yang sama untuk terpapar bakteri Leptospira. Pada saat membersihkan rumah, ibu rumah tangga sering memegang dan membersihkan perabotan rumah, kayu, dinding, selokan, gudang, halaman dan tempat-tempat terkecil dari rumah misalnya kolong meja, kolong tempat tidur dan sebagainya sehingga ibu rumah tangga tersebut berpeluang untuk kontak dengan urin tikus. Artinya semua pekerjaan baik berisiko maupun berisiko menurut teori Chin 2009, baik laki-laki maupun perempuan memiliki potensi yang sama untuk terkena 62 Leptospirosis asalkan mereka terpapar oleh bakteri Leptospira atau urin tikus. Pada saat banjir faktor jenis pekerjaan juga tidak berpengaruh banyak terhadap kejadian Leptospirosis karena semua pekerja memiliki paparan yang sama yaitu tepapar air genangan banjir. pada kondisi banjir tersebut semua orang berpeluang untuk kontak dengan bakteri Leptospira yang terbawa oleh air ganangan banjir tersebut. Penelitian Suratman 2006 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan tidak risiko. Beberapa penderita mengatakan bahwa kondisi tempat kerja mereka pernah terjadi banjir sehingga menimbulkan genangan air di sekitarnya. Penderita lain mengatakan mereka memiliki pekerjaan sampingan ataupun aktifitas di waktu luang yang selalu berhubungan dengan air, tanah yang basah, ataupun terpapar banjir seperti kerja bakti dan bermain sepak bola di tempat yang tergenang. Agar para kerja terhindar dari penyakit Leptospirosis maka pekerja harus melakukan upaya pencegahan seperti menggunakan sepatu boot dan menggunakan sarung tangan pada saat ingin mengojek atau kontak dengan air genangan banjir jika memungkinkan, mencuci tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya dengan sabun setelah kontak dengan airlumpur genangan banjir, mengkonsumsi air bersih dan menghindari kontak dengan binatang yang bisa menularkan penyakit ini seperti tikus.