Kondisi Geografis Dilema Politisi dan Pilihan Rasional Politisi

49 harus di dukung oleh situasi politik yang kondusif pula di wilayah penyangga Ibu Kota. Kota Tangerang sebagai Pemerintahan Kota, memiliki peranan yang besar dalam hal ini, terutama dalam bidang Politik, Keamanan, dan kebijakan publik untuk dapat meminimalisir dan menanggulangi gejolak sosial politik yang mungkin terjadi di wilayah Jabodetabek. 9

1. Pemilu 2004

Pada tahun 2004 suhu perpolitikan di Kota Tangerang meningkat, hal ini dikarenakan pada tahun 2004 diselenggarakan Pemilu. Setidaknya ada 45 kursi DPRD tingkat II yang diperebutkan oleh 24 partai politik di Kota Tangerang pada pelaksanaan pemilihan pada tanggal 5 April 2004. 10 Tabel III.III. Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD Kota Tangerang Tahun 2004 No Nama Partai Perolehan Kursi Presentasi 1. GOLKAR 9 20 2. PKS 7 15,5 3. DEMOKRAT 7 15,5 4. PDIP 5 11,1 5. PPP 5 11,1 6. PAN 5 11,1 7. PKB 2 4,4 8. PBR 2 4,4 9. PBB 2 4,4 10. PPDK 1 2,2 45 100 Sumber: Humas Komisi Pemilihan Umum Kota Tangerang. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa partai Golkar merupakan partai pemenang Pemilu di Kota Tangerang pada tahun 2004 dengan perolehan 9 Muhammad Rifki Pratama, “Politik Pemekaran Wilayah. Studi Kasus Proses Pembentukan Kota Tangerang Selatan”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta, 2010, h. 48. 10 KPUD Kota Tangerang, Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kota Tangerang 2004 Kota Tangerang: KPUD Kota Tangerang, 2004, h. 19. 50 kursi di DPRD sebanyak 9 kursi, diikuti oleh PKS dan Demokrat 7 kursi, PDIP, PPP dan PAN 5 kursi, PKB, PBR dan PBB 2 kursi, serta PPDK dengan 1 kursi. Dari data yang diperoleh pelaksanaan Pemilu Legislatif di Kota Tangerang tahun 2004 berjalan dengan lancar, hanya terjadi keberatan yang dilakukan beberapa saksi pada proses rekapitulasi. Keberatan atau temuan yang dilaporkan diantaranya disampaikan oleh saksi dari partai PBR, PNBK, PPD, Golkar, dan PDK. Dari kesemua keberatan yang disampaikan pada dasarnya mengenai hilangnya atau berkurangnya perolehan suara partai mereka, akan tetapi keberatan yang disampaikan banyak yang tidak memiliki bukti kuat. Setelah dilakukan klarifikasi akhirnya KPUD tetap mengesahkan hasil rekapitulasi Pemilu legislatif 2004 di Kota Tangerang dan diterima semua saksi. 11

2. Pilkada 2008

Pada tahun 2008 Kota Tangerang kembali melaksanakan Pilkada, Pilkada kali ini dilaksanakan menggunakan sistem baru yaitu pemilihan langsung oleh masyarakat. Dinamika yang terjadi pada pelaksanaan Pilkada di Kota Tangerang tahun 2008 tentunya sangat jauh berbeda dibandingkan tahun 2003. Masyarakat yang tadinya hanya menjadi penonton kini merekalah yang menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemimpin di Kota Tangerang. Sistem Pilkada langsung telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berkontestasi merebutkan tahta tertinggi di Kota Tangerang, hal ini terbukti dengan adanya tujuh bakal calon jalur 11 KPUD Kota Tangerang, Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kota Tangerang 2004, h. 21-23.