76
partai Gerindra sebagai partai pengusungnya. Padahal pasangan Arief-Sachrudin sudah terlebih dahulu mendaftarkan diri dengan mencantumkan partai Gerindra
sebagai partai pengusungnya.
Selain itu telah terjadi keterangan yang berubah-ubah pada masa verifikasi dan perbaikan berkas pendaftaran. Pertanggal 15 Juni KPUD mengatakan bahwa
surat pengunduran diri Sachrudin tidak bermasalah, akan tetapi pada tanggal 20 Juni KPUD mengatakan bahwa surat pengunduran tersebut sedang dalam proses.
Kemudian pada tanggal 13 Juli KPUD Kota Tangerang menerangkan bahwa surat pengunduran diri Sachrudin sudah memenuhi syarat. Akan tetapi pada Pleno
penetapan psasangan calon KPUD tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudin.
Tidak hanya itu, penjelasan KPUD Kota Tangerang mengenai alasannya tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudin tidak masuk akal. KPUD mengatakan
bahwa pasangan Arief-Sachrudin selain tidak melengkapi surat pengunduran diri Sachrudin juga melakukan kebohongan. Dimana dalam berkas pendaftaran
pasangan Arief-Sachrudin melampirkan surat pengunduran diri Sachrudin sebagai Camat Pinang yang disampaikan kepada WH pada tanggal 01 Juni, akan tetapi
ketika di cross check ke WH ternyata tidak benar.
22
Padahal Sachrudin baru mengajukan surat pengunduran diri pada tanggal 14 Juni kepada WH dan
dilampirkan ke KPUD pada tanggal 15 Juni.
Melihat fakta-fakta di atas sudah cukup membuktikan bahwa KPUD Kota Tangerang tidak netral pada pelaksanaan Pilwalkot Tangerang 2013. KPUD Kota
22
Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain.
77
Tangerang memang sejak awal terbukti ingin menggugurkan pasangan Arief- Sachrudin. Akan tetapi hal tersebut bukan keinginan KPUD semata, melainkan
ada pihak lain yang mencoba mempengaruhi keputusan KPUD yaitu WH. Kenapa WH? karena pada Pilwalkot Tangerang 2013 adik kandung Wahidin yaitu Abdul
Syukur mencalonkan diri sebagai calon Walikota bersama Hilmi Fuad, sehingga WH ingin memuluskan langkah adiknya untuk menjadi Walikota Tangerang.
Terlebih lagi pasangan Arief-Sachrudin merupakan kandidat terkuat. Walaupun tidak ada bukti nyata yang memperkuat s
tatement ini, akan tetapi dari kronologis dan keterangan beberapa pihak sudah cukup menguatkan.
“Ada kemungkinan empat orang Komisioner KPUD Kota Tangerang tidak netral dalam melakukan verifikasi dan menetapkan pasangan calon. Hal ini karena
KPUD Kota Tangerang menggunakan APBD dalam menyelenggarakan Pilwalkot, sehingga perlu membangun hubungan baik dengan Walikota agar dana yang
dibutuhkan dapat terpenuhi”
.
23
“Kumungkinan besar WH melakukan intervensi kepada KPUD Kota Tangerang sehingga KPUD tidak netral dalam mengambil keputusannya. Intervensi
dilakukan karena adik kandung WH mencalonkan diri dan melihat pasangan Arief- Sachrudin merupakan kandidat terkuat”.
24
Terkait isu mengenai netralitas KPUD Kota Tangerang dalam menjalankan tugasnya, Sachrudin juga angkat bicara
“saya pikir saya tidak perlu mengatakan KPUD netral atau tidak, masyarakatpun bisa menilainya sendiri
”.
25
Walaupun tidak secara ekplisit mengatakan bahwa KPUD tidak netral, namun dari pernyataan tersebut membuktikan bahwa Sachrudin mengamini bahwa KPUD
Kota Tangerang memang tidak netral dalam menjalankan tugasnya.
23
Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah.
24
Wawancara Langsung dengan Bapak Syahrul.
25
Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin.
78
Jika diambil benang merahnya, maka sangat masuk akal kalau pernyataan bahwa KPUD Kota Tangerang tidak netral dalam menjalankan tugasnya dan ada
keterlebiatan WH dalam beberapa keputusan KPUD. Pertama, WH tidak
memberikan izin kepada Sachrudin untuk mencalonkan diri sebagai calon Wakil Walikota.
Kedua, KPUD Kota Tangerang tidak meloloskan pasangan Arief- Sachrudin karena permasalahan surat pengunduran diri Sachrudin sebagai Camat
Pinang yang tidak disetujui oleh WH.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa KPUD Kota Tangerang dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara Pilwalkot
Tangerang 2013 tidak berpegang teguh pada asas penyelenggara pemilihan umum, yaitu: mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan umum,
keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas.
4. Respon Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot
Para pendukung pasangan Arief-Sachrudin setelah mendengar keputusan KPUD Kota Tangerang bahwa pasangan yang didukungnya tidak lolos, pada
tanggal 25 Juli 2013 Ribuan orang mengepung kantor KPUD Kota Tangerang. Dalam aksi yang dilakukan mereka membawa berbagai atribut yang meminta
KPUD untuk menunda pengumuman sebelum jelas apa yang menjadi substansi dan mengecam WH yang tidak memberikan izin kepada Sachrudin untuk
79
mencalonkan diri. Aksi tersebut berlangsung ricuh, bahkan dua anggota polisi terpaksa harus di evakuasi karena terluka di bagian kepalanya.
26
Kemudian pada tanggal 29 Juli 2012, pendukung Arief-Sahcrudin kembali menduduki kantor KPUD Kota Tangerang.
27
Pada hari yang sama para pendukung Arief -Sachrudin juga melakukan aksi di Kantor KPUD Banten.
Mereka menuntut agar KPUD Banten untuk segera mengkaji ulang keputusan KPUD Kota Tangerang yang tidak meloloskan pasangan bakal calon Arief
– Sachrudin dan mereka meminta Arief-Sachrudin ditetapkan sebagai calon wali
kota dan wakil wali kota Tangerang 2013.
28
Sejalan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para pendukung dan simpatisannya, pasangan Arief-Sachrudin beserta tim sukses menempuh jalur
hukum. Langkah yang diambil oleh pasangan Arief-Sachrudin adalah melaporkan KPUD Kota Tangerang ke Panwaslu Kota Tangerang dan PTUN. Selain itu juga
pasangan Arief-Sachrudin melaporkan KPUD Kota Tangerang ke DKPP pada 29 Juli 2013.
29
Sedangkan untuk pasangan AMK-Gatot ketika Mendapatkan informasi bahwa Partai Hanura akan melakukan perpindahan dukungan kepada pasangan
HMZ-Iskandar, mereka merasa terdzalimi oleh DPC Hanura Kota Tangerang.
26
Amba Dini Sekarningrum, “Pendukung Arif-Sachrudin Demo KPUD Kota
Tangerang”, Artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari http:jakarta.okezone.comread 20130725501 842291pendukung-arif-sachrudin-demo-kpud-kota-tangerang
27
Amba Dini Sekarningrum, “Demo Sunyi Pendukung Arief-Sachrudin”, Artikel diakses
pada 07 Februari 2014 dari http:ekbis.sindonews.comread2013072931766653demo-sunyi- pendukung-arief-sachrudin
28
Berita Satu, “Massa Pendukung Pasangan Arief-Sachrudin Demo di Kantor KPU
Banten”, Artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari http:www.beritasatu.comnasional 128861- massa-pendukung-pasangan-ariefsachrudin-demo-di-kantor-kpu-banten.html
29
Wawancara Langsung dengan Bapak Dasep.
80
Mereka bersama para pendukungnya kemudian mendatangi kantor DPC Hanura pada 19 Juni 2013 untuk mempertanyakan kebenaran pencabutan dukungan.
30
AMK bersama ratusan pendukungnya kemudian meminta pihak DPC Hanura untuk bersama sama membawa permasalahan ini ke DPP HANURA dan
meminta Ketua DPC Hanura untuk menandatangani fakta integritas yang berisi bahwa Partai Hanura tidak akan melakukan penarikan dukungan karena tim bisa
menyelesaikan kekurangan yang ada. Merasa diperlakukan tidak menyenangkan akhirnya DPC Hanura melaporkan pasangan AMK-Gatot dan tim ke polisi atas
pemaksaan dan perbuatan tidak menyenangkan.
31
Kemudian AMK-Gatot pada tanggal 18 Juli 2013 mengajukan pengaduan kepada DKPP terkait keputusan
KPUD yang mengesahkan dukungan Partai Hanura kepada pasangan HMZ- Iskndar sehingga membuat pasangan AMK-Gatot kekurangan partai pengusung.
B. Peran Wahidin Halim dalam Sengketa Administrasi Pilwalkot Kota Tangerang 2013
Pada penyelenggaraan Pilwalkot Tangerang 2013 Wahidin Halim tidak bisa ikut bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan di Kota Tangerang, hal
itu karena WH sudah dua periode menjabat sebagai Walikota Tangerang. Tidak berpartisipasinya WH sebagai seorang tokoh sentral Kota Tangerang merupakan
peluang emas bagi berbagai kalangan yang ingin berkontestasi pada Pilwalkot
30
Diakses pada 06 Desember 2014 dari http:jurnalkota.compilwakot-tangerang-amk- menunggu-hasil-klarifikasi-dpp-hanura
31
Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah.
81
Kota Tangerang 2013, ini terbukti dengan adanya lima pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota yang berpartisipasi.
WH yang dikenal sebagai seorang tokoh Kota Tangerang memang mempunyai pengaruh sangat besar. Kiprahnya di dunia perpolitikan membuat
dirinya sebagai seorang tokoh panutan untuk masyarakat Kota Tangerang, terlebih lagi WH merupakan ketua DPD Partai Demokrat Banten. Tidak bisa mencalonkan
diri bukan berarti WH tidak berperan aktif pada pelaksanaan Pilwalkot, hal itu karena WH tidak ingin melepas begitu saja kursi kepemimpinan di Kota
Tangerang yang sudah dua periode didudukinya.
1. Usaha Wahidin Halim Menjegal Pasangan Arief-Sachrudin
Perlu diketahui bahwa pada penyelenggaraan Pilwalkot 2013 setidaknya ada dua orang calon Wakil Walikota yang berasal dari PNS, yaitu Sachrudin yang
menjabat sebagai Camat Pinang dan Harry Mulya Zein yang menjabat sebagai Sekda Kota Tangerang. Bagi seorang PNS yang ingin mencalonkan diri sebagai
Kepala Daerah berdasarkan UU No. 12 Tahun 2008 dan peraturan BKN Nomor 10 Tahun 2005 dijelaskan bahwa mereka harus membuat surat pernyataan
mengundurkan diri dari jabatan PNS yang disampaikan kepada atasannya dalam hal ini Wahidin Halim sebagai Walikota Tangerang.
Sachrudin dan HMZ menyikapi hal tersebut kemudian mengajukan surat pengunduran dirinya kepada WH, akan tetapi hanya HMZ yang surat
pernyataannya dikembalikan setelah diberi tandatangan WH dan stempel dinas atau bisa dikatakan disetujui pengunduran dirinya. Sedangkan untuk Sachrudin
82
tidak mendapatkan surat pernyataan yang sudah ditandatangani dan diberi stempel dinas atau bisa dikatakan tidak disetujui pengunduran dirinya.
Banyak isu yang beredar bahwa Bapak Sachrudin tidak mengajukan surat pengunduran diri, namun faktanya Sachrudin sudah mengajukan surat
pengunduran diri sebagai PNS dan Camat Pinang kepada WH dan mendapatkan bukti tanda terima serta sudah di disposisikan kepada BPPK. Akan tetapi tidak
ada respon positif dan tanggapan yang jelas hingga Pleno penetapan pasangan calon oleh KPUD Kota Tangerang digelar.
“WH tidak mengatakan apakah saya Sachrudin diizinkan atau tidak untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Tangerang pada Pilwalkot 2013 silam,
akan tetapi WH sangat sulit ditemui”.
32
“Setelah surat dimasukan dikantor dan tidak ada respon, selanjutnya Sachrudin menemui WH dirumahnya. WH kemudian mengatakan temui saya dikantor nanti
akan dibuatkan, namun ketika kita tunggu dikantor WH tidak juga datang”.
33
WH memang tidak mengatakan secara terang-terangan mengapa tidak memberikan izin kepada Sachrudin, akan tetapi dengan dia tidak memberikan
kepastian dan terkesan mengulur-ulur waktu hal tersebut membuktikan bahwa WH menginginkan agar Sachrudin gagal mencalonkan diri. Hal itu karena
memang KPUD mensyaratkan bahwa surat pengunduran diri yang dilampirkan pada berkas pencalonan harus ditandatangani dan diberi stempel dinas.
“Ini adalah salah satu cara yang dilakukan WH untuk melancarkan pencalonan adik kandungnya, karena pasangan kami Arief-Sachrudin adalah lawan terberat
dan memiliki peluang yang sangat besar untuk menang pada Pilwalkot Tangerang 2013”.
34
32
Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin
33
Wawancara Langsung dengan Bapak Bapak Dasep.
34
Wawancara Langsung dengan Bapak Bapak Dasep.