Respon Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot

82 tidak mendapatkan surat pernyataan yang sudah ditandatangani dan diberi stempel dinas atau bisa dikatakan tidak disetujui pengunduran dirinya. Banyak isu yang beredar bahwa Bapak Sachrudin tidak mengajukan surat pengunduran diri, namun faktanya Sachrudin sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai PNS dan Camat Pinang kepada WH dan mendapatkan bukti tanda terima serta sudah di disposisikan kepada BPPK. Akan tetapi tidak ada respon positif dan tanggapan yang jelas hingga Pleno penetapan pasangan calon oleh KPUD Kota Tangerang digelar. “WH tidak mengatakan apakah saya Sachrudin diizinkan atau tidak untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Tangerang pada Pilwalkot 2013 silam, akan tetapi WH sangat sulit ditemui”. 32 “Setelah surat dimasukan dikantor dan tidak ada respon, selanjutnya Sachrudin menemui WH dirumahnya. WH kemudian mengatakan temui saya dikantor nanti akan dibuatkan, namun ketika kita tunggu dikantor WH tidak juga datang”. 33 WH memang tidak mengatakan secara terang-terangan mengapa tidak memberikan izin kepada Sachrudin, akan tetapi dengan dia tidak memberikan kepastian dan terkesan mengulur-ulur waktu hal tersebut membuktikan bahwa WH menginginkan agar Sachrudin gagal mencalonkan diri. Hal itu karena memang KPUD mensyaratkan bahwa surat pengunduran diri yang dilampirkan pada berkas pencalonan harus ditandatangani dan diberi stempel dinas. “Ini adalah salah satu cara yang dilakukan WH untuk melancarkan pencalonan adik kandungnya, karena pasangan kami Arief-Sachrudin adalah lawan terberat dan memiliki peluang yang sangat besar untuk menang pada Pilwalkot Tangerang 2013”. 34 32 Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin 33 Wawancara Langsung dengan Bapak Bapak Dasep. 34 Wawancara Langsung dengan Bapak Bapak Dasep. 83 “WH tidak memberikan izin karena dia menganggap Sachrudin kacang lupa kulitnya. Seperti yang kita ketahui Abdul Syukur adik kandung WH mencalonkan diri sebagai Walikota Tangerang, sebagai Camat kesayangan dan yang dibesarkan oleh WH seharusnya Sachrudin tidak mencalonkan diri agar Abdul Syukur berjalan lancar dan meraih kemenangan”. 35 “Tidak diberikannya izin pengunduran diri Sachrudin sebagai Camat pinang merupakan upaya WH memuluskan Abdul Syukur meraih kemenangan. Karena jika pasangan Arief-Sachrudin lolos sebagai kandidat Pilwalkot Tangerang 2013 maka pasangan Syukur- Hilmi Pasti kalah”. 36 Ketika digelar rapat Pleno penetapan pasangan calon Pilwalkot Tangerang 2013 oleh KPUD Kota Tangerang pada tanggal 24 Juli 2013 pasangan Arief- Sachrudin dinyatakan tidak lolos, KPUD mengatakan bahwa tidak lolosnya pasangan tersebut karena tidak dilampirkannya surat pengunduran diri Sachrudin sebagai Camat Pinang yang sudah ditandatangani oleh WH dan diberi stempel dinas. Ini jelas membuktikan bahwa WH memang ingin menjegal pasangan Arief- Sachrudin untuk memuluskan adiknya Abdul Syukur-Hilmi Fuad. Fakta lain yang membuktikan bahwa WH memang ingin menjegal pasangan Arief-Sachrudin karena takut adik kandungnya kalah dalam Pilwalkot Tangerang 2013 adalah ketika WH menghentikan kerjasama JAMKESDA dengan empat Rumah Sakit Sari Asih milik Arief pada 21 Agustus 2013 dengan alasan paling banyak menyerap anggaran dan memiliki hutang terbanyak. Padahal empat RS ini memiliki ruang dan kamar terbanyak untuk melayani masyarakat yang mempergunakan akses kesehatan gratis. 37 Anehnya pada tanggal 26 Agustus WH 35 Wawancara Langsung dengan Bapak Syahrul Effendi. 36 Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah. 37 Diakses pada 03 Desember 2014 dari http:news.okezone.comread20130826501 855748wahidin-halim-tuding-rs-sari-asih-dijadikan-alat-politik 84 dalam jumpa pers alasannya memutus kerjasama karena Rumah Sakit tersebut terindikasi jadi alat politik pemiliknya yaitu Arief. 38

2. Posisi Dilematis dan Netralitas Wahidin Halim

Pada saat itu posisi WH memang dalam situasi yang dilematis, dimana pada Pilwalkot Tangerang 2013 adik kandung WH yaitu Abdul Syukur mencalonkan diri dan disaat yang bersamaan kader Partai Demokrat yaitu Arief juga mencalonkan diri. Kemudian di sisi lain WH merupakan seorang Kepala Daerah yang harus bersikap netral pada pelaksanaan Pilwalkot. Menurut Barbara Geddes para politisi sering menghadapi situasi dilematis dalam memutuskan sesuatu yang lebih banyak didasari oleh kalkulasi pragmatis. Dikatakan dilema karena politisi idealis selalu sulit dalam memperjuangkan kepentingan real publik. 39 Dalam konteks WH Ini terbukti dengan diberikan izinnya HMZ akan tetapi tidak kepada Sachrudin untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Tangerang. Pada Pilwalkot Tangerang 2013 WH memiliki kepentingan untuk mengamankan kursi kepemimpinan Kota Tangerang agar jatuh ketangan adiknya, kepentingan tersebut dapat diraih apabila tidak ada lawan yang kuat. Untuk itu WH tidak memberikan Izin kepada Sachrudin karena Pasangan Arief-Sachrudin merupakan kandidat terkuat. Barbara Geddes juga mengatakan ketika seorang terpilih di puncak kekuasaan eksekutif salah satu hal yang akan dilakukannya adalah menciptakan 38 Diakses pada 03 Desember 2014 dari http:www.republika.co.idberitakorannews- update130827ms5eoz-wahidin-sebut-rs-sari-asih-alat-politik 39 Barbara Geddes, P olitician’s Dillemma: Building State Capacity in America Los Angeles : university of California press Berkeley, 1994, h. 132.