Data sekunder, yaitu data yang diproleh secara tidak langsung,

4.4.2. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara mendalam dan pedoman observasi. Instrumen lain yang digunakan adalah alat perekam suara, kamera, dan alat tulis.

4.5. Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis interaktif Miles dan Huberman, 1994. Analisis interaktif terdiri dari 3 alur kegiatan yang saling berhubungan, yaitu : 1. Reduksi Data Data yang didapatkan dalam penelitian kualitatif adalah kumpulan- kata-kata. Setelah wawancara selesai, peneliti membuat transkrip data dari hasil wawancara tersebut. Ketika transkrip selesai dibuat, peneliti hanya mengambil data yag berhubungan dengan pertanyaan penelitian. Untuk data yang tidak ada kaitannya masalah, maka dapat disimpan dalam bentuk verbatim. 2. Penyajian Data Data yang telah direduksi kemudian dibuat dalam bentuk matriks dan dikategorikan berdasarkan satu variabel yang didasarkan dari pola jawaban yang sama. Penyajian data melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data yang satu dengan data yang lainnya sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan. Proses penyajian data dapat memudahkan proses analisis karena data yang didapatkan terasa begitu banyak dan bertumpuk. 3. Penarikan Kesimpulan Setelah penyajian data selesai, selanjutnya data dinalisis dengan melihat jawaban dari masing-masing informan yang kemudian dibandingkan dengan hasil observasi dan telaah dokumen.

4.6. Validasi Data

Validasi data dilakukan melalui teknik triangulasi. Triangulasi yang dugunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi metode dan triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan wawancara kepada informan utama dan informan pendukung. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Berikut adalah gambaran validasi data yang dilakukan dalam penelitian ini.

Dokumen yang terkait

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH GIZI DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 6-24 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang Tahun 2014)

7 30 193

Gambaran Pola Asuh Makan Pada Baduta Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamulya Tahun 2012

17 271 140

Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Status gizi pada Balita Usia 4–12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora tahun 2006

2 7 86

Hubungan Pola asuh makan dan Status gizi dengan Perkembangan anak usia 6-24 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

0 0 4

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 12

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018

1 5 10

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOSARI I SKRIPSI

0 0 13

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTINGALLOANG KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

0 0 102

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING ANAK USIA 24-59 BULAN DI POSYANDU ASOKA II WILAYAH PESISIR KELURAHAN BAROMBONG KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR TAHUN 2014

0 0 113