Informan Utama Karakteristik Informan

pengukuran tinggi badan yang dilakukan di puskesmas. Berikut adalah karakteristik informan utama : Tabel 5.1 Karakteristik Pengasuh Utama dari Baduta Usia 13-24 Bulan yang Mengalami Stunting Baduta Stunting Ra Ai La Al Umur Balita dalam Bulan 13 18 20 24 Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan TB Cm 70 69.5 74.5 75 BB Lahir dalam Gram 2.100 2.200 2.700 2.300 Nama Pengasuh Utama Sh Nh Yu Y Umur 25 25 - 25 Pendidikan SD SD SD SMA Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Ayah Baduta Buruh Bangunan Buruh Harian Lepas Pegawai Swasta Petugas Kebersihan Rata- rata Penghasilan Orant Tua Baduta Perbulan 1.200.000 1.200.000 2.000.000 2.500.000 Jumlah Anggota Keluarga dalam 1 Rumah 3 4 7 4 Jumlah Balita dalam Keluarga 1 1 1 1 Hubungan dengan Baduta Ibu Ibu Bibi Ibu Angkat Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa seluruh baduta dalam penelitian ini memiliki jenis kelamin perempuan. Usia baduta yang paling keci adalah 13 bulan dan paling besar berumur 24 bulan. Ketika lahir sebagian besar baduta tersebut memiliki berat badan di bawah 2.500 gram. Sebagian besar umur informan utama berusi 25 tahun. separuh dari mereka mempunyai hubungan dengan anak sebagai ibu kandung sedangkan yang lainnya merupakan ibu angkat dan bibi dari baduta. Pekerjaan seluruh pengasuh utama dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga, sebagian besar dari mereka memilki tingkat pendidikan SD. Pekerjaan ayah baduta bervariasi mulai dari buruh bangunan sampai pegawai swasta. Separuh orang tua baduta memilki pengasilan sekitar Rp. 1.200.000 perbulan sedangkan sisanya diatas 2.000.000. Penghasilan orang tua baduta perbulan. Dalam keluarga, seluruh informan memilki 1 orang balita dimana sebagian besar dari mereka memilki jumlah anggota keluarga kurang dari 5.

5.2.2. Informan Pendukung 1.

Keluarga Baduta yang Mengalami Stunting Informan keluarga baduta yang mengalami stunting terdiri dari 4 orang. Keempat informan tersebut adalah keluarga terdekat yang mengetahui pola asuh yang diterapkan pengasuh utama kepada anaknya. Berikut sedikit gambaran tentang informan pendukung yang berasal dari keluarga terdekat : Tabel 5.2 Informan Pendukung Keluarga Berdasarkan tabel diatas diketahu bahwa sebagian besar jenis informan pendukung adalah perempuan. Separuh dari mereka adalah ibu rumah tangga dan ibu kandung dari baduta. Karakteristik HSh AsmNh RhYu SY Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Pekerjaan Buruh Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Petugas kebersihan Hubungan dengan Baduta stunting Ayah Nenek Ibu Kandung Ibu kandung

2. Kader Posyandu

Informan pendukung dalam penelitian ini juga melibatkan kader posyandu. Kader yang dipilih adalah mereka yang bertugas pada wilayah dimana keempat informan utama membawa anaknya ke posyandu atau posyandu yang terdekat dari tempat tinggal informan utama. Berikut adalah gambarannya: Tabel 5.3 Informan Pendukung Kader Posyandu Kader SMSh WNh TRh SYY Nama Posyandu Teratai 1 Dahlia 1 Mawar 2 Kuntum Mekar Lama menjadi Kader 3 tahun Lebih dari 5 tahun 10 tahun Lebih dari 5 tahun Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masa informan menjadi kader paling lama adalah 10 tahun sedangkan yang paling sedikit 3 tahun.

5.3 Gambaran Pola Asuh

5.3.1. Pemberian ASI Eksklusif

Dari hasil wawancara mendalam didapatkan hasil bahwa 3 dari 4 baduta stunting tidak diberikan ASI eksklusif. Sementara itu, 1 orang informan yang juga merupakan ibu kandung baduta stunting mengaku telah memberikan ASI eksklusif kepada anaknya selama 6 bulan pertama kelahiran agar anak mempunyai daya tahan tubuh yang kuat. Berikut kutipannya : ―emm eksklusif 6 bulan. Agar daya tahan tubuhnya kuat, ya kata bidan sih itu. Memberikan ASI selama 1 tahun karena

Dokumen yang terkait

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH GIZI DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 6-24 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang Tahun 2014)

7 30 193

Gambaran Pola Asuh Makan Pada Baduta Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamulya Tahun 2012

17 271 140

Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Status gizi pada Balita Usia 4–12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora tahun 2006

2 7 86

Hubungan Pola asuh makan dan Status gizi dengan Perkembangan anak usia 6-24 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

0 0 4

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 12

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018

1 5 10

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOSARI I SKRIPSI

0 0 13

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTINGALLOANG KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

0 0 102

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING ANAK USIA 24-59 BULAN DI POSYANDU ASOKA II WILAYAH PESISIR KELURAHAN BAROMBONG KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR TAHUN 2014

0 0 113