Praktik Kesehatan Dasar Pola Asuh

lenbih mudah terkena penyakit. Anak yang terkena penyakit dapat mengalami kehilangan nafsu makan sehingga berakibat terhadap status gizinya Luciasari dkk, 2011. Dari hasil analisis data Riskesdas, dapat dilihat bahwa balita yang diimunisasi lebih banyak yang sehat jika dibandingkan dengan balita yang tidak pernah diimunisasi Hidayat dan Jahari, 2012. Imunisasi diberikan oleh orang perorang atau ibu yang membawa anaknya untuk diberikan imunisasi. Tindakan seorang ibu dalam memberikan imunisasi merupakan bentuk tanggung jawab terhadap keluarga untuk melindungi anaknya dari serangan penyakit menular Achmadi, 2006. Bagi seorang ibu, memberikan imunisasi kepada anak merupakan hal biasa, namun memiliki makna yang mulia. Dengan membawa anaknya untuk imunisasi seorang ibu telah memberikan sumbangan bagi kekebalan kelompok. Dengan kata lain, imunisasi memiliki dimensi tanggung jawab ganda, yaitu memberikan perlidungan kepada anak agar tidak terkena penyakit menular juga telah berkontribusi sosial yang tinggi, yaitu anak yang telah diberikan imunisasi dan mendapat kekebalan maka akan menghambat perkembangan penyakit di masyarakat Achmadi, 2006. Diare dan ISPA merupakan penyakit yang sering diderita oleh balita dalam waktu yang lama jika tidak segera diobati. Timbulnya masalah stunting bukan hanya terjadi karena makan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makan cukup tetapi sering mengalami diare atau demam, akhirnya akan menyebabkan kurang gizi. Demikian pula anak yang makanannya tidak cukup, maka daya tahan tubuhnya akan melemah. Dalam keadaan seperti ini akan mudah diserang penyakit infeksi yang dapat mengurangi nafsu makan yang akhirnya dapat menderita kurang gizi Welasasih dan Wirjatmaja, 2012. Praktik perawatan kesehatan anak dalam keadaan sakit merupakan satu aspek pola asuh yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Praktik perawatan kesehatan meliputi pengobatan penyakit pada anak apabila anak menderita sakit dan tindakan pencegahan terhadap timbulnya suatu penyakit. Praktik perawatan kesehatan yang baik dapat dilakukan dengan memantau status gizi anak, kelengkapan imunisasi, kebersihan diri anak dan lingkungan dimana anak berada, serta upaya ibu dalam mencari pengobatan terhadap anak yang sakit seperti ke rumah sakit, klinik, dan puskesmas Zeitilin, 1990 dalam Husin, 2008. Selain itu, pengobtan penyakit pada masa kanak-kanak dan mendapatkan bantuan profesional pada waktu yang tepat mempunyai peran penting dalam menjaga kesehatan anak CORE, 2003. Menurut CORE 2003, perilaku perawatan anak yang sedang sakit dapat dilakukan dengan : a. Pengobatan anak yang sedang sakit dan perawatan selama masa penyembuhan di rumah secara tepat. b. Pemberian makanan dan cairan yang sesuai ketika anak sedang sakit dan dalam masa penyembuhan. c. Pengobatan yang tepat di rumah terhadap penyakit ringan seperti batuk, pilek, dan demam. d. Melanjutkan pemberian ASI dan makanan yang sesuai ketika anak mengalami diare. e. Penggunaan LGG Larutan Gula Garam atau cairan lain di rumah untuk mencegah dehidrasi selama anak mengalami diare. f. Mencari bantuan tenaga kesehatan untuk pengobatan penyakit dan luka. Pengambilan data terkait praktik kesehatan dasar dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan instrumen pedoman wawancara mendalam. Selain itu, pengambilan data juga dengan cara telaah dokumen dengan istrumen seperti KIA dan pencatatan di posyandu.

2.2.5. Pola Pencarian Layanan Kesehatan

Aspek terhadap informasi gizi dan kesehatan dapat dilihat dari keterlibatan ibu terhadap sumber informasi dan sarana pelayanan kesehatan dan gizi terutama posyandu dan puskesmas. Pada umumnya terdapat hubungan antara pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap akses terhadap informasi dan layanan kesehatan dan gizi Fema IPB dan Plan Indonesia, 2008. Pelayanan kesehatan adalah akses anak dan keluarga terhadap upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan. tidak terjangkaunya pelayanan kesehatan, kurang pendidikan dan pengetahuan merupakan kendala masyarakat dan keluarga dalam memanfatkan pelayanan kesehatan yang ada. Hal ini akan berdampak pada status gizi anak. Makin rendah jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka makin tinggi risiko terjadinya gizi kurang Amir, 2009. Upaya pemeliharaan status gizi balita dapat dilakukan dengan memanfaatkan akses pelayanan kesehatan dan penatalaksanaan kasus secara benar dan tepat waktu dengan cara memonitor pertumbuhan balita setiap bulan secara rutin dan teratur Hidayat dan Jahari, 2012. Aktifnya balita ke posyandu mempunyai pengaruh yang besar terhadap pemantauan kesehatannya. Balita yang aktif ke posyandu akan mendapatkan penimbangan berat badan, pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan dan penyuluhan gizi. Kehadiran ke posyandu merupakan indikator terjangkaunya pelayanan kesehatan bagi balita. Karena dengan hadir ke posyandu balita akan mendapatkan imunisasi, dan pemberian yang lain seperti kapsul vitamin A Welasasih Wirjatmadi, 2012.

Dokumen yang terkait

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH GIZI DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 6-24 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang Tahun 2014)

7 30 193

Gambaran Pola Asuh Makan Pada Baduta Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamulya Tahun 2012

17 271 140

Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Status gizi pada Balita Usia 4–12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora tahun 2006

2 7 86

Hubungan Pola asuh makan dan Status gizi dengan Perkembangan anak usia 6-24 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

0 0 4

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 12

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018

1 5 10

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOSARI I SKRIPSI

0 0 13

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTINGALLOANG KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

0 0 102

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING ANAK USIA 24-59 BULAN DI POSYANDU ASOKA II WILAYAH PESISIR KELURAHAN BAROMBONG KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR TAHUN 2014

0 0 113