Perawatan Ibu ketika Hamil
Proses tumbuh seorang anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dimulai ketika dalam rahim hingga usia 2 tahun.
Ketika anak melewati usia 2 tahun, maka sudah terlambat untuk memperbaiki kerusakan atau kekurangan pada tahun-tahun awal
tersebut. Oleh karena itu, status kesehatan ibu merupakan penentu penting dalam proses pertumbuhan anak. Berat anak saat lahir
adalah akibat langsung dari status kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan.
Begitu pentingnya masa kehamilan dalam menentukan kualitas manusia, terutama pada dua tahun pertama kehidupan.
Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian pada anak dibawah usia 2 tahun. Periode pertama terjadi selama 270 hari
ketika seseorang mengandung. Jika dalam peride ini sampai anak berusia 2 tahun tidak diperbaiki maka akibat yang ditimbulkan
akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Pertumbuhan bayi pada 2 tahun pertama dapat disebabkan karena status gizi anak
ketika lahir. Untuk mencegah masalah tersebut, ibu hamil perlu mendapat asupan zat gizi makro dan mikro yang cukup Ernawati
dkk, 2013 Selama masa kehamilan seseorang perlu konsumsi energi dan
zat-zat gizi yang cukup untuk menopang pertumbuhan dan kesehatan janin serta dirinya sendiri. Banyak perubahan tubuh yang
terjadi ketika masa kehamilan. Perubahan yang terjadi seperti volume darah yang bertambah, ukuran dan kekuatan rahim
bertambah, otot yang lebih fleksibel, kaki yang membengkat akibat meningkatnya hormon estrogen, dan payudara yang membesar.
Sementara itu, terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam tubuh ibu. Perubahan-perubahan yang terjadi ini perlu disertai
dengan asupan makanan yang bergizi, aktivitas fisik secara teratur, dan istirahat yang cukup Almatsier, 2011.
Dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak Depkes 2008, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan ketika sedang hamil,
yaitu : 1.
Periksa kehamilan secepatnya dan sesering mungkin sesuai anjuran petugas. Hal ini untuk mengetahui secepatnya jika ada
masalah yang timbul pada kehamilan. 2.
Menimbang berat badan setiap kali periksa kehamilan untuk mengetahui berat badan yang bertambah sesuai dengan
pertumbuhan bayi dalam kandungan. 3.
Meminum tablet penambah darah selama hamil untuk mencegah ibu kekurangan darah.
4. Meminta imunisasi Tetanus Toksoid kepada petugas kesehatn
untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir. 5.
Meminta nasihat kepada petugas kesehatan tentang makanan yang bergizi selama hamil untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayi.
6. Istirahat yang cukup minimal 1 jam pada siang hari dan
mengurangi kerja berat yang berguna untuk memulihkan tenaga ibu.
7. Memakan makanan yang bergizi sesuai anjuran petugas
kesehatan. 8.
Makan 1 piring lebih banyak dari sebelum hamil. 9.
Makan makanan selingan pada pagi dan sore yang berguna untuk menambah tenaga.
Antenatal Care atau pemeriksaan rutin saat hamil merupakan salah satu cara mencegah terjadinya bayi lahir dengan berat badan
rendah. Kebijakan program kesehatan mensyaratkan sebaiknya Antenatal Care paling sedikit dilakukan 4 kali selama masa
kehamilan yaitu 1 kali pada trimester I dan II, dan 2 kali pada trimester III. Dalam pelayanannya, hal yang dilakukan adalah
penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri, memberikan imunisasi tetanus toxoid lengkap,
dan memberikan tablet besi minimal 90 kali selama masa kehamilan. Keuntungan yang didapat dari kegiatan ini sangat besar
bagi ibu karena dapat mengetahui risiko dan kompliksai sehingga dapat segera diarahkan dirujuk ke rumah sakit Ernawati dkk,
2011. Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb berada di bawah
normal dan merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi pada ibu hamil. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan
untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya ibu akan menjadi anemia pada saat kadar Hb turun sampai dibawah 11 grdl.
Kekurangan zat besi ini dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.
Ibu hamil yang mengalami anemia dapat meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan
melahirkan bayi BBLR juga menjadi semakin besar Lubis, 2003. Pengambilan data terkait perawatan ibu dilakukan dengan
cara wawancara mendalam dan telaah dokumen menggunakan pedoman wawancara mendalam dan buku KIA serta pencatatan di
posyandu.