Metode Pendidikan Seks Materi dan Metode Pendidikan Seksual

21 4 Menetapkan syariat yang mengatur hubungan antara orang laki- laki dan orang perempuan. 30

b. Metode Pendidikan Seks

Usaha mempersiapkan remaja di masa depan agar mampu membentuk keluarga yang bahagia dan bertanggung jawab tidak cukup dilakukan dengan mengemukakan contoh-contoh ataupun menganalisis perbuatan seks. Hal ini memang merupakan aspek dari seks, akan tetapi seks sendiri akan dapat dipahami dengan menghubungkan masalah penyesuaian diri secara keseluruhan dalam kehidupan sosial kultural tempat ia berada. Dengan demikian, jelaslah bahwa kehidupan seks manusia menyangkut masalah kepribadian, sehingga apabila dijumpai suatu kelainan dalam kehidupan seks, disebabkan karena masalah-masalah yang bersifat psikis. Oleh karena itu penyajian pendidikan seks memerlukan metode yang tepat, agar terarah dan mencapai sasaran yang sebenarnya, serta tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif. Untuk itu perlulah dikemukakan beberapa metode pengajaran pendidikan seks yang tepat. Ninuk Widyantoro mengemukakan beberapa metode pendidikan seks yang disesuaikan dengan kondisi serta situasi pendidikan, terutama mengingat hal-hal sebagai berikut : 1 Usia peserta 2 Waktu yang tersedia, yang bervariasi antara 2 jam sampai 2 hari 3 Lokasi pendidikan, di sekolah, wisma pancawarga, di gelanggang remaja atau melalui radio. 31 Sedangkan metode-metode dan alat-alat yang di pergunakan adalah : 30 Akhmad Azhar Abu Miqdad, “Pendidikan Seks bagi Remaja”, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997. Cet-1. Hal. 62-63 31 Akhmad Azhar Abu Miqdad, “Pendidikan Seks bagi Remaja”, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997. Cet-1. Hal. 15-16 22 1 Ceramah Dalam teknik ini bersifat monolog yakni seorang pendidik berusaha menyampaikan dan menjabarkan bahan-bahan informasi secara lisan kepada audien pendengar. Maka ada beberapa syarat penting demi tercapainya efektivitas ceramah, yaitu : a Pembicara harus benar-benar menguasai materi. b Pembicara mampu menyampaikan informasi yag sulit, tetapi dengan bahasa yang mudah dipahami. c Pembicara mampu mengendalikan suasana ruang dan audien pendengar. d Pendengar harus memiliki konsentrasi tinggi, memiliki sikap pendengar aktif : yakni menggunakan kemampuan pemikiran untuk mengingat, mencatat dan menanyakan hal-hal yang tak jelas. e Suasana ruang ceramah harus tenang dan tidak gaduh, bising, karena akan mengganggu jalannya ceramah. 2 Permainan Peran Para peserta dalam pengajaranpendidikan seksual, dilibatkan secara aktif untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu yang telah diatur dalam naskah drama atau sandiwara, maka pendidik perlu menyampaikan skenario jalan cerita drama itu. sehingga hal ini perlu persiapan yang matang dan mungkin perlu kerja-sama dengan penulispengarang verita novelis. Bila ini terwujud, maka efektivitas pendidikan ini cukup tinggi, karena peserta didik dapat memahami, merasakan, mengalami, menghayati arti pendidikan seks bagi hidupnya. 3 Dsikusi Biasanya, setelah diberi topic atau tema suatu pembicaraan tertentu, para peserta diminta secara aktif untuk menyampaikan informasi, mendebat atau mempertahankan pendapat kepada individu lain. Pendidik dapat berfungsi sebagai fasilitator demi 23 terciptanya kelancaran proses diskusi itu, atau kadang-kadang ia perlu menjadi nara sumber untuk memberi keterangan secara akurat, ilmiah dan sistematis, tentang pokok bahasan yang dijadikan bahan diskusi. 4 Pemutaran Film Dalam teknik ini, peserta didik diajak untuk menyaksikan film-film yang telah disiapkan terlebih dahulu. Tentu film yang dimaksud ialah yang mengandung unsur-unsur pedagogis atau mendidik, agar mereka memiliki pemahaman, pandangan dan sikap yang baik dan benar terhadap masalah seksual. Kadang-kadang untuk mencapai tujuan tersebut, setelah pemutaran film selesai, pendidik perlu memberi keterangan dan mengajak diskusi dengan peserta didik. Dengan dimikian, peserta didik dapat mengambil informasi secara tepat dari film itu. 32

5. Metode Tanya Jawab

Dokumen yang terkait

Aplikasi ujian madrasah berbasis lokal area network (LAN) : studi kasus mata pelajaran tik pada madrasah tsanawiyah al-muawanah curug tangerang

0 4 107

Pengaruh Metode Reading Aloud (Membaca Nyaring) Terhadap Pemahaman Bacaan Siswa Kelas Ii Mi Nurul Huda Curug Wetan Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014

3 12 203

Hubungan pendidikan aqidah akhlak dengan perilaku siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) As-Sa’adah Jakarta Timur

0 11 95

Hubungan kecerdasan emosi (emotional intellegence dengan prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas 111 Mts.Nurul Yaqin legok-Tangerang

0 7 0

Implementasi Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja OKU Timur

2 6 169

Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

0 3 151

PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SEPAKUNG KECAMATAN BANYUBIRUKABUPATENSEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 120

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Natar 1. Sejarah Berdirinya MTs Nurul Huda Natar. - Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nuru

0 0 37

PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK PESANTREN NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR Tesis

0 0 20

BAB III PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR - Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiay pondok pesantren Nurul Huda Sukaraja Oku Timur - Raden Intan Repository

0 0 14