Tujuan Pendidikan Seks Pendidikan Seks 1. Pengertian Pendidikan Seks

11 a. Ilmu tentang perbedaan kelamin laki-laki dan wanita ditinjau dari sudut anatomi, fisiologi, dan psikologi. b. Ilmu tentang nafsu birahi c. Ilmu tentang kelanjutan keturunan, procreation, perkembangbiakan manusia. d. Ilmu tentang penyakit kelamin. Pengertian-pengertian itu sebenarnya satu sama lain berhubungan. Perbedaan dari definisi tersebut hanya berbeda tujuan masalahnya. 13 Dari beberapa pernyataan di atas dinyatakan bahwa pendidikan yang dikemukakan oleh pakarnya baik dari ulama muslim maupun ilmuan dibidang pendidikan seks memiliki tujuan dan misi yang sama, yaitu : Memberikan informasi, penerangan, pelajaran dan pengertian mengenai pendidikan seks. Pendidikan seks ini bagi anak berguna untuk memberikan pengetahuan pendukung, bagaimana seorang anak harus bersikap, seperti apa yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan. Begitu juga melihat pertumbuhan seorang anak yang makin hari makin dewasa, maka pastinya suatu hari nanti, mereka akan mengenal dunia luar dan bergaul dan akan menggeluti kehidupan mereka. Oleh karena itu, disinilah peran pendidikan seks, karena dengan adanya pendidikan seks maka mereka dapat mengetahui bagaimana pergaulan yang baik dan benar, hal apa yang baik dan buruk bagi dia, apa yang harus ia lakukan ketika ia beranjak pada masa pubertas hingga dewasa nanti. Yang pada akhirnya ia dapat dibanggakan oleh kedua orang tuanya dan orang lain.

2. Tujuan Pendidikan Seks

Tujuan merupakan dunia cita-cita, yakni sesuatu yang ingin diwujudkan atau dihasilkan. Dalam dunia pendidikan, tujuan merupakan salah satu faktor dari komponen pendidikan yang selalu menjadi dasar 13 A. Rahmat Rosyadi, “Islam Problem Sex Kehamilan dan Melahirkan”, Bandung, Angkasa Press. h. 28 12 dalam melaksanakan apa yang telah direncanakan. Karena itu, dalam merencanakan pendidikan seks, terlebih dahulu harus dirumuskan apa tujuannya. 14 Tujuan pendidikan seks secara umum, sesuai dengan kesepakatan International Conference of Sex Education and Family Planning tahun 1962, adalah : Untuk menghasilkan manusia-manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia karena dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungannya, serta bertanggung jawab terhadap dirinya dan terhadap orang-orang lain. 15 Menurut Utsman At-thawiil dalam bukunya Ajaran Islam tentang Fenomena Seksual menjabarkan tujuan dari pendidikan seksual adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi yang benar dan memadai kepada generasi muda muslim sesuai dengan kebutuhannya ketika memasuki usia baligh. 2. Menjauhkan mereka dari jurang kenistaan dan lembah kemesuman. 3. Mengatasi problematika seksual para remaja melalui sudut pandang Islam yang jauh dari hal-hal yang dapat menimbulkan rangsangan seksual. 4. Menampilkan keuniversalan, kesempurnaan, relevansi dan keampuhan Islam dalam mengatasi problematika yang dihadapi umat manusia dimanapun adanya di segala zaman. 5. Memperkokoh manhaj metode Islam dalam memelihara kemuliaan diri, sehingga generasi muda muslim diharapkan mampu menjelma bagaikan para Nabi dalam berakhlak dan para pendahulu mereka yang saleh dalam memelihara kesucian diri. 14 Akhmad Azhar Abu Miqdad, “Pendidikan Seks Bagi Remaja Menurut Hukum Islam”, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997, Cet ke-1, h. 51 15 Akhmad Azhar Abu Miqdad, “Pendidikan Seks Bagi Remaja Menurut Hukum Islam”, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997, Cet ke-1, h. 10 13 6. Agar para pemuda-pemudi Islam dapat mengerti serta mampu membedakan antara yang dihalalkan dan yang diharamkan dalam hubungan dengan masalah seksual. 16 Adapun menurut ustad al-Ghawshi tujuan dari pendidikan seks adalah : Memberikan pengetahuan yang tepat kepada anak untuk menghadapi persiapan beradaptasi secara baik dengan perilaku- perilaku seksual pada saat yang akan datang dengan maksud dapat mendorong sang anak dapat melakukan suatu kecenderungan yang logis dan benar dalam masalah-masalah seksual dan reproduksi. 17 Sedangkan H. Ali. Akbar mengemukakan pendidikan seks adalah : Tujuan dari pendidikan seks di dalam Islam adalah untuk mencapai hidup bahagia di dalam membentuk rumah tangga, yang akan memberikan “sakinah”, ketenangan, “mawaddah”, cinta birahi, “rahmah”, kasih sayang, serta keturunan Muslim yang taat kepada Allah dan selalu mendo’akan orang tuanya. 18 Pendidikan seks dalam Islam termasuk pada pendidikan akhlak. Sedangkan pendidikan Akhlak merupakan cabang dari pendidikan Islam. Karena itu, tujuan pendidikan seks menurut syariat Islam harus sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, dimana tujuan utama dari pendidikan Islam adalah “pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun perempuan, jiwa yang bersih, kemauan keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, tahu membenadakan baik dan buruk, menghindari suatu perbuatan yang tercela, dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan ”, Oleh karena itu berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan seks menurut syariat Islam adalah : 16 Utsman Ath-Thawiil, “Ajaran Islam tentang Fenomena Seksual”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997, cet ke-1, h. XVI-XVII 17 Yusuf Madan, “Sex Education for Children Panduan islam bagi orang tua dalam pendidikan seks pada anak ”, Jakarta : PT. Mizan Publika, 2004, h. 144 18 Akhmad Azhar Abu Miqdad, “Pendidikan Seks Bagi Remaja”, Yogyakarta, Mitra Pustaka : 1997, cet-1, h. 53 14 1. Pembentukan pribadi muslim yang berdasarkan Al-Quran dan As- Sunnah. 2. Pembentukan manusia yang berakhlak mulia, memiliki akidah dan keimanan yang kuat dan taat beribadah kepada Allah SWT. 3. Untuk mencapai kebahagiaan dalam membentuk rumah tangga Sakinah, mawaddah warahmah. 4. Untuk melahirkan generasi yang bertanggung jawab. 5. Mencegah kerusakan dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh penyimpangan dalam masalah seks. 19 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan seks adalah agar para remaja tahu dan sadar, seksualitas merupakan suatu hal yang tidak tabu lagi, dan bahkan pendidikan ini merupakan sarana dalam menyadarkan remaja agar para remaja nantinya dapat menempatkan seksual drive pada tempat yang wajar dan terhormat yakni dengan menyalurkannya pada tempat yang dihalalkan oleh Allah dengan melalui pernikahan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : ... ﻰ ِﻓ . : : ﻲ ِﻓ ﻰ ِﻓ . ﻢ ﻠ ﺴ ﻣ Artinya : “Dari Abi Dzar ra berkata… dan jima’nya salah seorang dari kalian adalah sedekah. “mereka bertanya, “Wahai Rasulullah apakah salah seorang dari kami memenuhi hajat syahwatnya berpahala?” Rasulullah saw menjawab, “Menurutmu bukankah jika ia menyalurkan syahwatnya pada yang haram berdosa? Maka demikianlah pula apabila ia menyalurkan pada yang halal, ia mendapatkan pahala.” Berdasarkan hadis di atas jelaslah bahwa seseorang yang menyalurkan hasrat syahwatnya pada jalan yang halal maka orang tersebut akan mendapat pahala begitu pula sebaliknya. Perbuatan demikian 19 Akhmad Azhar Abu Miqdad, “Pendidikan Seks Bagi Remaja”, Yogyakarta, Mitra Pustaka : 1997, cet-1, h. 52-54 15 merupakan akhlak yang mulia, hal ini juga sesuai dengan misi Nabi Muhammad SAW, beliau di utus kedunia ini untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. ، ﻰ ﻘ ﻬ ﻴ ﺑ ﻢ ﻛ ﺎ ﺣ Artinya : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”.HR. Ahmad, Baihaqi dan Hakim. Jika akhlak yang mulia telah dapat diterapkan dalam kehidupan seseorang niscaya bangsa ini pun akan menjadi bangsa yang bermartabat serta mampu menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT taqwa. Sebagaimana firman Allah : ....        ... .  Artinya : “…Sesungguhnya sepaling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah orang-orang yang bertaqwa…” Q.S. Al-Hujurat49 : 13. Sungguh Islam telah mengatur segala-galanya, meskipun diberikan keleluasan untuk menyalurkan hasrat seksualnya, namun bukan berarti melaksanakan kebebasan seksual, sebab keleluasannya dalam menyalurkan dorongan seksual harus tetap dalam ikatan nilai yang berdasarkan syar’i. Oleh sebab itu, sanga tlah tepat apabila Islam dikatakan sebagai agama yang Rahmatan Lil’Alamiin, yang mencangkup dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia di dunia.

3. Pentingnya Pendidikan Seks bagi Remaja.

Dokumen yang terkait

Aplikasi ujian madrasah berbasis lokal area network (LAN) : studi kasus mata pelajaran tik pada madrasah tsanawiyah al-muawanah curug tangerang

0 4 107

Pengaruh Metode Reading Aloud (Membaca Nyaring) Terhadap Pemahaman Bacaan Siswa Kelas Ii Mi Nurul Huda Curug Wetan Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014

3 12 203

Hubungan pendidikan aqidah akhlak dengan perilaku siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) As-Sa’adah Jakarta Timur

0 11 95

Hubungan kecerdasan emosi (emotional intellegence dengan prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas 111 Mts.Nurul Yaqin legok-Tangerang

0 7 0

Implementasi Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja OKU Timur

2 6 169

Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

0 3 151

PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SEPAKUNG KECAMATAN BANYUBIRUKABUPATENSEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 120

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Natar 1. Sejarah Berdirinya MTs Nurul Huda Natar. - Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nuru

0 0 37

PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK PESANTREN NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR Tesis

0 0 20

BAB III PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR - Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiay pondok pesantren Nurul Huda Sukaraja Oku Timur - Raden Intan Repository

0 0 14