19 dibandingkan masa kanak-kanak. Perilaku ini tidak bisa dijawab oleh ilmu
kedokteran, tapi dibutuhkan syariat sebagai pedoman tingkah laku bagi remaja.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan seks sangat penting bagi remaja, karena :
1. Dapat mencegah penyimpangan-penyimpangan dan kelainan-
kelainan seksual, khususnya para remaja. 2.
Dapat memelihara tegaknya nilai-nilai moral remaja. 3.
Dapat mengatasi gangguan-gangguan psikis para remaja. 4.
Dapat memberi pengetahuan dalam menghadapi perkembangan anak.
27
4. Materi dan Metode Pendidikan Seksual
a. Materi Pendidikan Seks
Ninuk Widyantoro mengemukakan bahwar materi pendidikan seks meliputi hal-hal pokok sebagai berikut :
1 Proses pertumbuhan anak-anak menuju dewasa, termasuk
perkembangan organ-organ seksualnya. Diterangkan di sini
perubahan-perubahan tubuh yang terjadi primer dan skunder pada masa remaja dan akibat-akibat sosial yang ditimbulkan.
2 Proses reproduksi manusia, mulai dari bagaimana terjadi
konsepsi diteruskan dengan pertumbuhan janin dalam kandungan dan diakhiri dengan proses kelahiran.
3 Segi etika dari perilaku seksual, peran sosial dari laki-laki dan
wanita serta tanggung jawab masing-masing baik sebelum maupun sesudah perkawinan. Di sini ditekankan nilai manusia
yang lebih dari hewan dan akibat-akibat yang timbul kalau segi etika ini dilanggar.
28
27
Akhmad Azhar Abu Miqdad, “Pendidikan Seks Bagi Remaja”, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997, cet ke-1, h. 45-46
28
Akhmad Azhar Abu Miqdad, “Pendidikan Seks bagi Remaja”, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997, cet ke-1, h. 12
20 Adapun materi khusus pendidikan seks menurut syariat Islam,
sebagaimana dikemukakan oleh Ayip Syafruddin, berisi pokok-pokok sebagai berikut :
1 Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa
feminitas pada anak wanita. 2
Mengenalkan mahramnya. 3
Mendidik agar selalu menjaga pandangan mata. 4
Mendidik agar tidak melakukan ikhtilat. 5
Mendidik agar tidak melakukan khalwat 6
Mendidik agar tidak melakukan jabat tangan dan bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.
7 Mendidik etika berhias.
8 Mendidik cara berpakaian Islamis.
9 Memisahkan tempat tidur
10 Mengenalkan waktu-waktu berkunjung dan tata tertibnya. 11 Mendidik agar menjaga kebersihan alat kelaminnya.
12 Khitan 13 Ihtilam
14 Haid.
29
Sedangkan menurut Syamsuddin dalam menetapkan materi pendidikan seks, telah mengadakan langkah-langkah atau usaha-usaha
yang berwujud syariat-syariat yang khusus untuk mengadakan pendidikan kelamin sebagai berikut :
1 Menetapkan syariat khitan
2 Menetapakn syariat perkawinan
3 Menetapkan syariat yang melarang dan menghukum tiap-tiap
orang yang melakukan pelanggaran-pelanggaran kesusilaan seksual.
29
Ayip Syafruddin, “Islam dan Pendidikan Seks Anak”, Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1992, cet ke-2, h. 59
21 4
Menetapkan syariat yang mengatur hubungan antara orang laki- laki dan orang perempuan.
30
b. Metode Pendidikan Seks