Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

3 kecepatan angin berpengaruh terhadap kejadian diare. Dalam tipe diare tropik kejadian puncak terjadi pada musim penghujan. Banjir dan kemarau berhubungan dengan peningkatan resiko kejadian diare meskipun banyak kejadian terbukti bersifat temporal. Hal tersebut dapat terjadi karena hujan lebat dapat menyebabkan masuknya agen mengkontaminasi ke dalam persediaan air. Pada saat kondisi kemarau dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih sehingga meningkatkan resiko penyakit yang berhubungan dengan hygiene WHO,2003. Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia, sehingga perlu dilakukan analisis terhadap faktor pendukung untuk pengendalian kasus diare. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu 10 tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.2 Rumusan Masalah

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan sehingga perlu dilakukan analisis terhadap faktor pendukung pada lingkungan untuk pengendalian kasus diare. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. Universitas Sumatera Utara 4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran kasus diare, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. 2. Diketahuinya gambaran kasus diare, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. 3. Diketahuinya korelasi curah hujan dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. 4. Diketahuinya korelasi suhu udara dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. 5. Diketahuinya korelasi kelembaban udara dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. Universitas Sumatera Utara 5 6. Diketahuinya korelasi kecepatan angin dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. 7. Diketahuinya korelasi curah hujan dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. 8. Diketahuinya korelasi suhu udara dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. 9. Diketahuinya korelasi kelembaban udara dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. 10. Diketahuinya korelasi kecepatan angin dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.4 Hipotesis

1.4.1 Hipotesis Mayor

Ada korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. Universitas Sumatera Utara 6

1.4.2 Hipotesis Minor

1. Ada korelasi curah hujan dengan kejadian diare perbulan di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. 2. Ada korelasi suhu udara dengan kejadian diare perbulan di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. 3. Ada korelasi kelembaban udara dengan kejadian diare perbulan di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. 4. Ada korelasi kecepatan angin dengan kejadian diare perbulan di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. 5. Ada korelasi curah hujan dengan kejadian diare pertahun di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. 6. Ada korelasi suhu udara dengan kejadian diare pertahun di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. 7. Ada korelasi kelembaban udara dengan kejadian diare pertahun di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. Universitas Sumatera Utara 7 8. Ada korelasi kecepatan angin dengan kejadian diare pertahun di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Jakarta Pusat dalam perencanaan program pencegahan dan pengendalian kasus diare di Kota Jakarta Pusat. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan, Badan Meteorologi maupun Pemerintah Kota Jakarta Pusat dalam membuat kebijakan terkait perubahan iklim yang berpotensi menyebabkan diare dengan melibatkan berbagai sektor. 3. Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya untuk studi yang lebih mendalam tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan penyakit diare. 4. Sebagai informasi bagi mahasiswa kesehatan masyarkat dan masyarakat tentang korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013. Universitas Sumatera Utara 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare

2.1.1 Pengertian Diare

Menurut Suharyono 2008 mengutip pendapat Hipocrates diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal atau meingkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair. Menurut Kemenkes RI 2011 diare merupakan penyakit yang terjadi ketika tejadi perubahan konsistensi feses lebih berair dari biasanya atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi juga tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan yaitu diare akut dan diare kronik. Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan meningkatnya frekuensi buang air besar yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus-menerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu penyakit besar Suharyono, 2008.

2.1.2 Tanda dan Gejala Diare

Menurut Widoyono 2008 ada beberapa gejala dan tanda diare, antara lain : 1. Gejala umum a. Berak cair atau lembek dan sering b. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

1 6 140

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 15

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 2

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 8

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 2 41

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 4 4

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1 Pengertian Diare - Hubungan Iklim (Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin) Dengan Kejadian Diare di Kota Jakarta Pusat pada Periode Tahun 2004-2013

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Iklim (Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin) Dengan Kejadian Diare di Kota Jakarta Pusat pada Periode Tahun 2004-2013

0 0 7

HUBUNGAN IKLIM (CURAH HUJAN, SUHU UDARA, KELEMBABAN UDARA DAN KECEPATAN ANGIN) DENGAN KEJADIAN DIARE DI KOTA JAKARTA PUSAT PADA PERIODE TAHUN 2004-2013 SKRIPSI

0 0 16