61
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Kasus Diare di Kota Jakarta Pusat pada Tahun 2004-2013
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi Kemenkes
RI, 2011. Penyakit diare selalu ada sepanjang tahun di Jakarta Pusat, hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa kasus diare selalu berfluktuasi dari bulan ke bulan ataupun dari tahun ke tahun.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 10 tahun terakhir bila dilihat dari jumlah kasus perbulan, rata-rata kasus diare tertinggi terdapat pada
bulan Februari yaitu 2603,3 kasus dan rata-rata kasus diare terendah terdapat pada bulan September dengan jumlah 1979,5 kasus.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 10 tahun terakhir yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013 dapat dilihat bahwa kasus diare di Kota
Jakarta Pusat mengalami kenaikan dan penurunan. IR Insidence Rate kasus diare tertinggi terjadi di tahun 2007 yaitu 4358,2100.000 penduduk. IR Insidence
Rate kasus diare terendah terjadi di tahun 2004 yaitu 2093,38100.000 penduduk.
5.2 Hubungan Curah Hujan dengan Kejadian Diare di Kota Jakarta
Pusat pada Tahun 2004-2013
Kejadian kasus diare di Jakarta Pusat tertinggi pada bulan Januari dan Februari, hal ini diikuti dengan intensitas curah hujan yang tinggi yaitu 332 mm.
Hubungan curah hujan dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat pada Tahun
Universitas Sumatera Utara
62 2004-2013 apabila dilihat perbulan menunjukan korelasi yang kuat r = 0,621
dan berpola positif artinya semakin tinggi curah hujan maka kejadian diare semakin tinggi. Berdasarkan tingkat signifikan antara curah hujan dengan
kejadian diare terdapat korelasi yang signifikan p = 0,031. Hasil analisis regresi linier sederhana memprediksi bahwa variabel curah
hujan berhubungan dengan jumlah kasus diare secara signifikan p = 0,031 dengan koefisien sebesar 1,142. Artinya, jumlah kasus diare diprediksikan akan
bertambah sebesar 1,142 jika nilai curah hujan bertambah satu satuan. Dengan kata lain jika nilai curah hujan naik atau turun sebesar saru satuan, maka
mengakibatkan perubahan jumlah kasus diare naik atau turun sebesar 1,142. Hubungan curah hujan dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat pada
Tahun 2004-2013 apabila dilihat dari data pertahun menunjukan korelasi yang lemah r = 0,121 dan berpola positif artinya semakin tinggi curah hujan maka
kejadian diare akan semakin tinggi juga. Berdasarkan tingkat signifikansi menunjukan bahwa secara statistik tidak terdapat korelasi yang signifikan antara
curah hujan dengan kejadian diare p=0,740. Ketidakstabilan curah hujan di Kota Jakarta pusat akibat fenomena global
La Nina. La Nina menyebabkan penumpukan masa udara yang banyak mengandung uap air di atmosfir Indonesia, sehingga potensi terbentuknya awan
hujan menjadi semakin tinggi. Akibatnya pada bulan-bulan pertengahan yang seharusnya berlangsung musim kemarau justru turun hujan deras di berbagai
daerah BMKG, 2013. Perubahan pola curah hujan menyebabkan banjir dan gangguan keseimbangan air yang mempengaruhi kondisi sanitasi dan penyakit
Universitas Sumatera Utara
63 bawaan air seperti diare selain itu juga mempengaruhi jumlah habitat vektor
penyakit. Pola hujan dapat mempengaruhi penyebaran berbagai organisme yang
dapat menyebarkan penyakit, hujan dapat mencemari air dengan cara memindahkan kotoran manusia dan hewan ke air tanah. Organisme yang dapat
ditemukan antara lain kriptosporodium, giardia dan E.Coli yang dapat menimbulkan penyakit seperti diare Lapan, 2009.
Pada tipe penyakit diare tropik, kejadian puncak terjadi pada musim penghujan. Banjir dan kemarau berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian
diare. hal tersebut dapat terjadi karena curah hujan dan tinggi dapat menyebabakan banjir sehingga menyebabkan terkontaminasinya persediaan air
bersih dan menimbulkan wabah penyakit diare dan leptopirosis, pada saat kondisi kemarau panjang dapat mengurangi persediaan air bersih sehingga meningkatkan
risiko penyakit yang berhubungan dengan hygiene seperti diare Kementerian Lingkungan Hidup, 2004.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurniawan 2012 yang menyatakan bahwa ada hubungan curah hujan dengan kasus diare di Kota Jakarta
Selatan pada tahun 2007-2011 r= 0,370.
5.3 Hubungan Suhu Udara dengan Kejadian Diare di Kota Jakarta Pusat