8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1   Pengertian Diare
Menurut  Suharyono  2008  mengutip  pendapat  Hipocrates  diare  adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal atau meingkat dan konsistensi
tinja yang lebih lembek atau cair. Menurut Kemenkes RI 2011 diare merupakan penyakit  yang  terjadi  ketika  tejadi  perubahan  konsistensi  feses  lebih  berair  dari
biasanya atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar  yang berair tapi juga tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan yaitu diare akut dan  diare  kronik.  Diare  akut  adalah  buang  air  besar  dengan  frekuensi  yang
meningkat  dan  konsistensi  tinja  yang  lebih  lembek  atau  cair  dan  bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Diare
kronik  atau  diare  berulang  adalah  suatu  keadaan  meningkatnya  frekuensi  buang air  besar  yang  dapat  berlangsung  berminggu-minggu  atau  berbulan-bulan  baik
secara  terus-menerus  atau  berulang,  dapat  berupa  gejala  fungsional  atau  akibat suatu penyakit besar Suharyono, 2008.
2.1.2   Tanda dan Gejala Diare
Menurut Widoyono 2008 ada beberapa gejala dan tanda diare, antara lain : 1.  Gejala umum
a.  Berak cair atau lembek dan sering b.  Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut
Universitas Sumatera Utara
9 c.  Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare
d.  Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis bahkan gelisah.
2.  Gejala spesifik a.  Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan
berbau amis b.  Disenteriform : tinja berlendir dan berdarah
Menurut Widoyono 2008 diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan : 1.  Dehidrasi
Tergantung  dari  presentase  cairan  tubuh  yang  hilang,  dehidrasi dapat terjadi ringan, sedang ataupun berat
2.  Gangguan sirkulasi Pada diare akut, kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yang
singkat mengalami syok atau presyok yang disebabkan oleh berkurangnya volume darah.
3.  Gangguan asam basa Dapat  terjadi  akibat  kehilangan  cairan  elektrolit  bikarbonat  dari
dalam tubuh. 4.  Hipoglikemia
Hal  ini  sering  terjadi  pada  anak  yang  sebelumnya  mengalami  mal nutrisi. Penyebab yang pasti belum diketahui, kemungkinan karena cairan
ekstraseluler menjadi hipotonik dan air masuk ke dalam cairan intraseluler sehingga terjadi edema otak yang mengakibatkan koma.
Universitas Sumatera Utara
10 5.  Gangguan gizi
Hal  ini  terjadi  karena  asupan  makanan  yang  kurang  dan  keluaran yang  berlebihan  dan  akan  bertambah  berat  bila  pemberian  makanan
dihentikan serta sebelumnya penderita sudah mengalami kekurangan gizi.
2.1.3   Penyebab Diare