36
3.6 Metode Analisis Data
Data  iklim  yang  berupa  curah  hujan,  suhu  udara  dan  kelembaban  udara berbentuk  data  bulanan  diolah  menjadi  data  rata-rata  tahunan  dan  data  rata-rata
bulanan  selama  10  tahun.  Sedangkan  data  kasus  diare  didapatkan  dalam  bentuk data  bulanan  diolah  menjadi  data  tahunan  dan  data  bulanan  selama  10  tahun.
Selanjutnya data dianalisis dengan metode statistik menggunakan komputer.
3.6.1   Analisis Univariat
Analisis  univariat  secara  statistik  digunakan  untuk  mengetahui  distribusi frekuensi  dari  masing-masing  variabel  dalam  penelitian  ini  meliputi  suhu  udara,
curah  hujan,  kelembaban,  kecepatan  angin  dan  kejadian  kasus  diare  di  Kota Jakarta Pusat menurut data tahunan dan bulanan selama 10 tahun.
3.6.2   Analisis Bivariat
Analisis  bivariat  secara  statistik  dengan  menggunakan  regresi  linier  dan korelasi  untuk  menganalisis  derajat  atau  keeratan  hubungan  antara  faktor  iklim
yang  meliputi  suhu  udara,  curah  hujan,  kelembaban  udara,  dan  kecepatan  angin dengan kasus diare di Jakarta Pusat serta mengetahui bentuk hubungan antara dua
variabel.  Uji  korelasi  untuk  menentukan  koefisien  korelasi  r,  kuat  hubungan dapat diperoleh dari formulasi berikut :
Nilai  korelasi  r  berkisar  0  sampai  dengan  1  atau  bila  dengan  disertai  arahnya nilainya -1 sampai dengan +1.
r= 0 tidak ada korelasi linier r= -1 korelasi linier negative sempurna
Universitas Sumatera Utara
37 r = +1 korelasi linier positif sempurna atau kuat
Selain  untuk  mengetahui  derajatkeeratan  hubungan,  korelasi  dapat  juga untuk  mengetahui  arah  hubungan  dua  variabel.  Hubungan  dua  variabel  dapat
berpola  positif  maupun  negative.  Hubungan  positif  terjadi  bila  kenaikan  suatu variabel  independen  diikuti  kenaikan  variabel  dependen  yang  lain,  sedangkan
hubungan  negative  dapat  terjadi  bila  kenaikan  suatu  variabel  independen  diikuti penurunan variabel dependen yang lain.
Menurut  Colton  kekuatan  hubungan  dua  variabel  secara  kualitatif  dapat  dibagi dalam empat area, yaitu Rahmat, 2011 :
r = 0,00-0,25 tidak ada korelasi korelasi lemah r = 0,26-0,50 hubungan sedang
r = 0,51-0,75 hubungan kuat r = 0,76-1,00  hubungan sangat kuat
Selanjutnya  untuk  mengetahui  bentuk  korelasi  dua  variabel  dilakukan analisis  regresi.  Analisis  regresi  yang  kemudian  dilakukan  bertujuan  untuk
mengetahui  bentuk  hubungan  dua  variabel  atau  lebih.  Tujuan  analisis  regresi adalah  untuk  membuat  perkiraan  prediksi  nilai  variabel  kasus  diare  variabel
dependen  melalui  variabel  iklim  variabel  independen.  Untuk  melakukan prediksi  digunakan  persamaan  garis  yang  dapat  diperoleh  dengan  menggunakan
metode kuadrat terkecil least square. Secara matematis  persamaan garis sebagai berikut :
Y = a + b X
Universitas Sumatera Utara
38 Sedangkan  untuk  menghitung  koefisien  regresi  variabel  bebas  b    dirumuskan
sebagai berikut:
Ket : Y = variabel dependen
X = variabel independen a = intercept, perbedaan besarnya rata-rata variabel Y ketika variabel X = 0
b  =  slope,  perkiraan  besarnya  perubahan  nilai  variabel  Y  bila  nilai  variabel  X berubah satu unit pengukuran
Koefisien  regresi  variabel  bebas  bisa  bertanda  positif  atau  negatif.  Jika bertanda  positif,  bermakna  memberikan  pengaruh  yang  searah  antara  perubahan
variabel dengan variabel terikat. Dengan kata lain jika besarnya nilai faktor curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin bertambah naik maka
jumlah kasus diare pada balita variabel terikat mengalami kenaikan proporsional dengan  besarnya  nilai  koefisien  regresi  variabel  bebas  tersebut.  Demikian  juga
sebaliknya,  apabila  koefisien  regeresi  variabel  bebas  bernilai  negatif  maka perubahan yang terjadi berlawanan arah Sunyoto, 2011.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian