84
8.900 rupiah.Menurut Kementrian Perindustrian dengan menaiknya nilai tukar rupiah akan menyebabkan fluktuasi bahan baku berbagai industri di
Indonesia salah satuya adalah industri tekstil di Indonesia, sehingga perusahaan harus menyesuaikan titik keseimbangan produksi dengan biaya
produksi yang menyebabkan biaya produksi tinggi pula karena pengaruh nilai tukar tersebut. Maka ada pengusaha industri mengharapkan peran
pemerintah untuk menstabilkan mata nilai tukar rupiah sehingga biaya bahan baku yang mayoritas impor sempat untuk menahan fluktuatif atas
harga bahan
baku http:www.kemenperin.go.idartikel7123Sektor-
Industri-Ingin-Rupiah-Segera-Stabil dan
http:www.bi.go.id .
c. Analisis Deskriptif Nilai Bahan Bakar
Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang bisa diubah menjadi energi berguna lainnya. Bahan bakar dapat terbakar
dengan sendirinya karena kalor dari sumber kalor yang dihasilkan dari proses pembakaran Wulan,2010;5.
Bahan bakar merupakan salah satu input yang tidak kalah penting perannya dalam menghasilkan input yang berkualitas dalam sektor industri
pengolahan. Kenaikan harga bahan bakar juga akan mempengaruhi produksi tekstil yang berkembang di Indonesia. Dalam penelitian
Hermawan tersebut dijelaskan pula kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM sebesar 8,5 persen, ternyata mampu menaikkan produksi tekstil di
Indonesia sebesar 12,88 Hermawan;402,2011.
85
Pada data pada tabel 4.3 merupakan Nilai Bahan Bakar pada tahun 2008 – 2012, yang akan menggambarkan ketersediaan bahan bakar sesuai dengan
nilai bahan bakar dari tahun tersebut.
Tabel 4.3 Nilai Bahan Bakar di IndonesiaTahun 2008 - 2012
Tahun Nilai Bahan Bakar Rupiah
2008 1.813.593.409 .000
2009 2.006.763.182. 000
2010 1.462.175.879 .000
2011 2.790.862.638 .000
2012 3.367.709.408.000
Sumber : BPS,2012 Pada data dalam tabel 4.3 menjelaskan tentang nilai bahan bakar dari
tahun 2008 – 2012 dari tahun tahun tersebut nilainya selalu naik. Kenaikan tertinggi secara signifikan terjadi pada tahun 2012 yaitu Rp
3.367.709.408.000 sehingga dengan kenaikan harga bahan bakar akan berpengaruh terhadap hasil produksi output tekstil tersebut, namun
kenaikan harga bahan bakar membuat biaya produksi semakin tinggi pula. Kenaikan yang signifikan pada bahan bakar yang dicanangkan pada
tanggal 1 April 2012 oleh pemerintah mempengaruhi kenaikan yang signifikan terhadap nilai bahan bakar pada sektor industri manufaktur,
termasuk industri tekstil di Indonesia. Kenaikan ini perlu dilakukan karena kenaikan harga minyak mentah dunia yang telah melewati US100 per
barel yang akan menguras APBN untuk membayarkan subsidi BBM. BBM adalah salah satu unsur dalam biaya produksi yang memiliki
pengaruh sangat luas, walaupun dampaknya berbeda pula pada sektor
86
industri di Indnesia. Kenaikan bahan bakar minyak yang telah mencapai 44 dengan sendirinya akan ikut serta menaikan TDL Tarif dasar listrik
dalam sektor industri sebesar 10. Sehingga dengan kenaikan BBM dan TDL secara bersamaam akan menurunkan daya saing lokal industri.
kenaikan ini sangat berpengaruh pada sarana transportasi dan pergerakan mesin industri untuk pengolahan. Bahkan menurut Dirjen Kementrian
Perindustrian, pengaruh subsidi pada kenaikan BBM tidak terdapat dampak
yang sangat
berarti terhadap
sektor industri
http:www.datacon.co.idOutlook-2012Industri.html
d. Analisis Deskriptif Jumlah Tenaga Kerja
Seluruh Jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja jika ada permintaan kerja atau pada intinya hal tersebut dapat dikatakan
sebagai Jumlah Tenaga Kerja. Tenaga kerja dapat dilihat dari produktivitasnya. Untuk definisi kerja, produktivitas merupakan
perbandingan antar hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya masukan yang digunakan per satuan waktu
Payaman,1985:30. Faktor yang mempengaruhi dan tidak kalah pentingnya adalah
tenaga kerja. Dalam hal penyerapan tenaga kerja industri tekstil merupakan salah satu jenis industri yang paling unggul, seperti yang
telah dipaparkan sebelumnya.