Gambaran Umum Obyek Penelitian

80 tekstil adalah serat kapas, yang sampai saat ini di Indonesia masih impor. Kualitas Industri tekstil terbaik dengan menggunakan bahan baku sutera, dan pewarnaannya dengan tanaman alami yang akan menghasilkan hasil produksi dengan daya jual yang tinggi BPS dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia.

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif

a. Analisis Deskriptif Output Industri Tekstil di Indonesia

Output adalah keluaran akhir yang dihasilkan dari serangkaian proses produksi dengan memanfaatkan berbagai masukan input Nicholson,2002:21. Output industri tekstil merupakan hasil produksi keluaran tekstil yang dihasilkan dari beberapa input masukan yang digunakan. Seperti gambaran output industri pada umumnya, output suatu industri tergantung dari permintaan internal, yang dapat terlihat dari kontribusinya terhadap PDB, dan dari permintaan eksternal dapat diketahui dari daya saing ekspornya yang terlihat pada nilai ekspor komoditas tersebut terhadap beberapa negara tujuan. Berikut ini adalah nilai output industri tekstil di Indonesia pada tabel 4.1. 81 Tabel 4.1 Output Industri Tekstil di Indonesia Tahun 2008 - 2012 Sumber : BPS,2012 Pada tabel 4.1 terlihat nilai yang dihasilkan dari output industri tekstil di Indonesia. Output yang dihasilkan tertinggi berada pada tahun 2011, yakni sebesar Rp 96.247.775.119.000 dan output terendah berada di tahun pertama pada data tersebut yakni di tahun 2008 sebesar Rp 45.831.938.670.000. Sempat terjadi penurunan di tahun 2012 yakni, sebesar Rp 91.161.885.439.000. peningkatan dan penurunan output industri tekstil berhubungan positif dengan nilai input yang digunakan. Pada penelitian ini input yang digunakan untuk menghasilkan output industri tekstil, diantaranya; nilai bahan baku, nilai bahan bakar, dan jumlah tenaga kerja. Sesuai dengan teori pada fungsi produksi Cobb Douglas efisiensi dari setiap input sangat menentukan peningkatan hasil output yang diperoleh. Maka semakin tinggi dari Tahun Output Rp 2008 45.831.938.670.000 2009 53.586.131.558.000 2010 81.028.540.124.000 2011 96.247.775.119.000 2012 91.161.885.439.000 82 nilai input yang digunakan, maka semakin tinggi pula output yang diperoleh. Pada kenyataan yang ada, apabila biaya yang digunakan untuk membeli input sangat tinggi dalam jangka panjang akan berdampak pula menurunkan jumlah produksi yang dihasilkan.

b. Analisis Deskriptif Nilai Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian impor atau dari pengolahan sendiri Mulyadi,2004:15. Bahan baku merupakan input utama dalam menghasilkan output industri yang berkualitas. Namun hingga saat ini bahan baku utama dalam pembuatan tekstil, yakni kapas masih diimpor dari negara negara lain seperti; China, Tanzania, dan India. Dengan begitu mengakibatkan tingginya harga bahan baku yang menyebabkan tidak efisiensnya input tersebut terhadap output. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hermawan, lag harga kapas berpengaruh nyata terhadap harga kapas dunia dengan arah yang berlawanan. Apabila lag harga kapas dunia meningkat sebesar 10 US per ton, maka akan menurunkan produksi tekstil Indonesia sebesar 354.812 ribu ton, ceteris paribus. Dalam jangka pendek maupun jangka panjang produksi tekstil Indonesia sangat responsif terhadap lag harga kapas dunia Hermawan,2011;389. Maka dapat