96
• Jika koefisien regresi tenaga kerja adalah
-
5,18, maka setiap peningkatan 1 orang jumlah tenaga kerja akan menurunkan output industri tekstil sebesar
5,18 juta rupiah pada interpretasi hanya pada persamaan tersebut. Namun, dalam realita yang ada setiap peningkatan 1 orang jiwa tenaga kerja
akan meningkatkan 5,18 juta rupiah output industri tekstil bahkan lebih, karena industri tergolong industri sedang
– besar, maka lebih
menggunakan mesin, maka input tenaga kerja lebih dialokasikan ke teknologi, sehingga lebih efisien dan menghasilkan output yang tinggi
karena efisiensi teknologi mesin. Diperkuat kembali oleh penelitian yang dilakukan oleh Islamy, bahwa untuk meningkatkan hasil produksi output,
bukan berarti jika menambah mesin teknologi yang ditambahkan akan pula menambah jumlah tenaga kerja pula untuk mengefisiensikannya,
Islamy,2011:14.
a. Uji Hipotesis Parsial Uji t
Uji t bertujuan untuk melakukan uji koefisien regresi secara individu parsial. Apabila nilai hitung |t| t
α2,
maka nilai t berada dalam daerah penolakan, sehingga hipotesis nol H
ditolak dan H
1
pada tingkat kepercayaan 95, tingkat signifikansi 5 α = 0,005. Dan sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari t tabel,
maka nilai t berada dalam daerah penerimaan, sehingga hipotesis nol H
diterima dan H
1
ditolak pada tingkat kepercayaan dan tingkat signifikansi yang sama.
97
Tabel 4.9 Uji t
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
-2.792617 1.240181
-2.251781 0.0197
LNNBBK 0.946516
0.073260 12.91993
0.0000 LNNBB
0.246532 0.077253
3.191236 0.0037
JTK -5.18E-07
3.17E-07 -1.631066
0.1149
data setelah diolah dengan eviews
Pada tabel 4.9 merupakan hasil uji t pada nilai bahan baku, nilai bahan bakar, dan jumlah tenaga kerja terhadap output industri
tekstil secara parsial individu. Hipotesis dalam uji tersebut adalah sebagai berikut :
1. Nilai Bahan Baku H
:β
1
0 : Tidak terdapat pengaruh positif nilai bahan baku terhadap output industri tekstil di Indonesia.
H
1
:β
1
0 : Terdapat pengaruh positif nilai bahan baku terhadap output industri tekstil di Indonesia.
Berdasarkan hasil regresi tabel 4.9 nilai t statistik pada variabel tersebut adalah 12,91993
dan t tabel adalah 1,706. Sehingga t statistik lebih besar dari t tabel 12,9199331,706.
Dari hasil tersebut maka akan menolak H dan menerima H
1
yang berarti, terdapat pengaruh positif nilai bahan baku terhadap output industri tekstil di Indonesia
. Nilai probabilitas
98
dalam uji tersebut adalah 0,0000, maka nilai probabilitas lebih kecil dari α = 5, 0,0000,05 sehingga dapat dinyatakan
signifikan yang berarti hasil uji pada variabel tersebut
menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan
terhadap output industri tekstil di Indonesia . 2. Nilai Bahan Bakar
H :β
2
0 : Tidak terdapat pengaruh positif nilai bahan bakar terhadap output industri tekstil di Indonesia.
H
1
:β
2
0 : Terdapat pengaruh positif nilai bahan bakar terhadap output industri tekstil di Indonesia.
Berdasarkan pada tabel 4.9 nilai t statistik pada variabel nilai bahan bakar adalah 3,191236 dan t tabel adalah
1,706 . Sehingga t statistik lebih besar dari t tabel 3.191236
1,706
, berarti H ditolak dan H
1
diterima, maka terdapat pengaruh positif nilai bahan bakar terhadap output industri
tekstil di Indonesia. dan nilai probabilitas pada variabel tersebut adalah 0,0037, nilai probabilitas tersebut lebih besar
dari α = 5, 0,00370,05, sehingga dapat terlihat bahwa variabel tersebut signifikan. Sehingga dapat disimpulkan
dalam hasil penelitian tersebut bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan nilai bahan bakar terhadap output
industri tekstil di Indonesia .
99
3. Jumlah Tenaga Kerja H
:β
3
0 : Tidak terdapat pengaruh positif nilai bahan bakar terhadap output industri tekstil di Indonesia.
H
1
:β
3
0 : Terdapat pengaruh positif nilai bahan bakar terhadap output industri tekstil di Indonesia.
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.9 nilai t statistik pada variabel jumlah tenaga kerja adalah
-
1,631066
dapat berarti 1.631066, serta bernilai negatif dan t tabel adalah 1,706.
Sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel 1,631066 1,706
maka H diterima dan H
1
ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh positif jumlah tenaga kerja terhadap output industri
tekstil di Indonesia . Nilai probabilitas pada variabel tersebut
adalah 0,1149, nilai probabilitas lebih besar dari α = 5, maka
0,11490,05
dapat dikatakan tidak signifikan dan, sehingga dapat terlihat dari hasil uji penelitian tersebut tidak terdapat
pengaruh positif dan signifikan jumlah tenaga kerja terhadap output industri tekstil di Indonesia
.
b. Uji Hipotesis Simultan Uji F
100
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis koefisien regresi secara besramaan Simultan. Dengan ketentuan pada tingkat
kepercayaan 95 dan tingkat signifikansi 5 ; 1. Apabila F statistik F tabel, maka terdapat pengaruh positif
secara bersama – sama simultan pada variabel independen terhadap variabel dependen terikat.
2. Apabila F statistik F tabel, maka tidak terdapat pengaruh positif secara bersama – sama simultan pada variabel
independen terhadap variabel dependen terikat. Dari syarat – syarat tersebut adapun hipotesisnya adalah sebagai
berikut: H
:β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan nilai bahan baku, bahan bakar, dan jumlah tenaga
kerja terhadap output industri tekstil di Indonesia.
H
1
:β 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan nilai bahan baku, bahan bakar, dan jumlah tenaga kerja terhadap
output industri tekstil di Indonesia.
101
Tabel 4.10 Uji F
data setelah
diolah dengan eviews
Pada tabel 4.10 hasil uji tersebut nilai F statstik adalah 197.5603
dan nilai F tabel adalah
2,92 ,
maka 197.56032,92 dan
nilai probabilitasnya adalah 0,0000, maka pada α = 5, maka nilai probabilitas pada penelitian tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,0000,005
.
Sehingga dapat disimpulkan hasil dari penelitian tersebut terdapat pengaruh yang signifikan nilai bahan
baku, bahan bakar, dan jumlah tenaga kerja terhadap output industri tekstil di Indonesia
, dan dari hasil nilai probabilitas yang lebih kecil maka secara simultan variabel variabel independen,
yakni nilai bahan baku, nilai bahan bakar, dan jumlah tenaga kerja terhadap variabel dependen memiliki hubungan signifikan. Dengan
begitu, hasil penelitian tersebut menolak hipotesis H dan
menerima H
1
.
4. Koefisien Determinasi R
2
F statistik F Probability
197.5603 0.000000
102
Nilai Koefisien determinasi R
2
mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X.
Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 R
2
= 0, artinya variasi dari Y secara keseluruhan tidak dapat diterangkan oleh variabel X sama
sekali. Sementara bila R
2
= 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan secara keseluruhan oleh variabel X.
Tabel 4.11 Uji Adjusted R
2
Adj R
2
R square Adj R square
0.957975 0.953126
data setelah diolah dengan eviews
Pada hasil uji Adjusted R
2
pada tabel 4.11 terlihat bahwa nilai koefisien determinasi R
2
adalah 0,957975 apabila dibulatkan menjadi 0,96 dan Adjusted R
2
adalah 0,953126 apabila dibulatkan menjadi 0,95. Hal ini berarti 96 output industri tekstil di Indonesia dapat dijelaskan
oleh nilai bahan baku, nilai bahan bakar, dan jumlah tenaga kerja. 4 dari output industri tekstil dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian
ini.
5. Analisa Ekonomi
103
a. Pengaruh Nilai Bahan Baku Terhadap Output Industri Tekstil di Indonesia
Berdasarkan pada hasil regresi tersebut nilai bahan bakar berpengaruh positif dan signifikan terhadap output industri tekstil di
Indonesia. Dengan nilai koefisiennya adalah 0.946516, yang berarti apabila terjadi kenaikan nilai bahan bakar sebesar Rp 1.000.000, maka
akan meningkatkan output industri tekstil sebesar 0.946516 juta rupiah apabila dibulatkan secara nyata menjadi 0,947 juta rupiah atau
dapat dikatakan RP 947.000 rupiah. Dalam hal efisiensi ditegaskan kembali oleh penelitian Stigler
2014;3 dengan menggunakan fungsi Cobb Douglas bahwa, skala pengembalian input terhadap output terlihat dari nilai koefisiennya,
sesuai dengan hubungan apriori 0β1. Dengan begitu koefisien tersebut, yaitu 00,9625601, sehingga suatu unit nilai bahan baku
akan menyebabkan naiknya tingkat output sebesar 0,962560 atau dibulatkan menjadi 0,963 dan dapat disimpulkan dalam hal skala
pengembalian usaha return to scale bersifat efisien. Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan, bahwa Nilai Bahan
Baku memiliki hubungan positif terhadap output industri tekstil di Indonesia. Diperkuat kembali oleh hasil penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Wibowo pada hubungan positifnya terhadap output hasil produksi tekstil di Kabupaten Padurenan. Koefisien