Operasional Variabel Penelitian Koefisien Determinasi R

78 BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Pertumbuhan output industri dalam suatu negara tentunya tergantung pada permintaan internal domestik dan permintaan eksternal ekspor. Perkembangan output industri manufaktur dari permintaan internal dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto, sedangkan untuk permintaan eksternal dapat dilihat dari perkembangan ekspornya dari masing masing jenis industri tersebut. Pada intinya dengan mengetahui output sektor industri tersebut, sudah menggambarkan kondisi sektor industri di Indonesia. Dengan kontribusi hampir 30 persen pada tahun 2009 terhadap Produk Domestik Bruto, industri manufaktur merupakan salah satu kelompok sektor industri utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Selain kontribusi sektor industri tersebut, besarnya pangsa ekspor pada industri manufaktur, penyerapan tenaga kerja pada industri tersebut juga menempati urutan atas. Sehingga membaik atau tidaknya industri manufaktur memberikan dampak yang nyata terhadap penyerapan tenaga kerja, ekspor, maupun ekonomi secara keseluruhan Laporan Kinerja Makro Sektor Industri KEMENPERIN,2013:12. 79 Output industri tekstil merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dari beberapa input. Untuk menghasilkan output demi menunjang pertumbuhan ekonomi di suatu negara, sektor industri yang tidak akan terlepas peranannya. Melalui output industri di Indonesia, berarti dapat menggambarkan kondisi sektor industri di Indonesia dengan beberapa indikator diantaranya dari laju masing – masing industri tersebut terhadap PDB, daya saing ekspor, dan penyerapan tenaga kerja, dengan melihat nilai ekspor dari masing – masing industri. Tingkat hasil produksi output tergantung pada permintaan domestik dan permintaan eksternal ekspor. Industri Tekstil di Indonesia merupakan salah satu jenis sektor industri yang memiliki kontribusi atas output industri di Indonesia dengan kontribusi yang tinggi terhadap laju pertumbuha PDB, berorientasi pada ekspor, dan memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi dalam industri manufaktur. Untuk menghasilkan output industri tersebut tentunya tidak terlepas dari beberapa fungsi produksi. Nilai bahan baku, Nilai Bahan bakar dan Tenaga Kerja merupakan input dari fungsi produksi pada penelitian ini untuk menghasilkan output. Industri tekstil masuk pada Klasifikasi Bahan Baku maupun ISIC International Standard Industry Classification pada kode nomor 321 dan 322, dan beberapa tahun setelahnya akan mengalami pembaharuan seiring, dengan meningkatnya permintaan jenis industri tersebut. Bahan Baku utama 80 tekstil adalah serat kapas, yang sampai saat ini di Indonesia masih impor. Kualitas Industri tekstil terbaik dengan menggunakan bahan baku sutera, dan pewarnaannya dengan tanaman alami yang akan menghasilkan hasil produksi dengan daya jual yang tinggi BPS dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia.

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif

a. Analisis Deskriptif Output Industri Tekstil di Indonesia

Output adalah keluaran akhir yang dihasilkan dari serangkaian proses produksi dengan memanfaatkan berbagai masukan input Nicholson,2002:21. Output industri tekstil merupakan hasil produksi keluaran tekstil yang dihasilkan dari beberapa input masukan yang digunakan. Seperti gambaran output industri pada umumnya, output suatu industri tergantung dari permintaan internal, yang dapat terlihat dari kontribusinya terhadap PDB, dan dari permintaan eksternal dapat diketahui dari daya saing ekspornya yang terlihat pada nilai ekspor komoditas tersebut terhadap beberapa negara tujuan. Berikut ini adalah nilai output industri tekstil di Indonesia pada tabel 4.1.