Uji Multikolinieritas Uji Heterokedastisitas

69 dengan homoskedastis. Sedangkan bila varian tidak konstan atau berubah – ubah disebut dengan heteroskedastisitas Nachrowi,2006:109. Teknik mendeteksi Heteroskedastisitas salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan uji white. Menurut Winarno, Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel independennya terdiri atas variabel independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat variabel independen, ditambah lagi dengan perkalian dua variabel independen. Untuk mengetahui hasil dengan menggunakan uji tersebut dapat dilihat dari nilai ObsR-squarenya. Apabila nilai probabilitasnya lebih kecil dari α = 5, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat heterokedastisitas Winarno,2011:5.16.

4. Uji Autokorealasi

70 Autokorelasi dapat terjadi jika observasi yang berturut – turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antar satu dengan yang lainnya Nachrowi;185,2006. Menurut Winarno, Otokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Otokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data masa lalu. Otokorelasi dapat berbentuk otokorelasi positif dan otokorelasi negatif. Dalam runtut waktu, lebih besar kemungkinan terjadi otokorelasi positif, karena variabel yang dianalisis biasanya kecenderungan meningkat Winarno,2011:5.26. Otokorelasi biasanya terjadi karena beberapa sebab, diantaranya: a. Mengandung pergerakan naik turun, secara musiman, misalnya kondisi perekonomian suatu negara yang kadang 71 naik dan kadang turun. b. Kekeliruan dalam manipulasi data, misalnya data tahunan dijadikan kuartalan dengan membagi empat. c. Data yang dianalisis tidak bersifat stasioner. Salah satu uji formal yang populer untuk mendeteksi otokorelasi adalah uji Durbin Watson. Untuk melihat nilai statistik DW, memiliki ketentuan, diantaranya Nachrowi,2006:191; 1. Jika Statistik DW bernilai 2, maka ρ akan bernilai 0, yang berarti tidak ada otokorelasi. 2. Jika Statistik DW bernilai 0, maka ρ akan bernilai 1, yang berarti ada otokorelasi positif. 3. Jika statistik DW bernilai 4, maka ρ akan bernilai - yang berarti ada otokorelasi negatif. Namun, untuk menyesuaikannya dengan tabel Durbin Watson tersebut dalam mengidentifikasi uji autokorelasi tersebut, dapat diketahui salah. Apabila D-W berada diantara 1,54 hingga 2,46 maka model tersebut tidak terdapat autokolerasi. Sebaliknya, jika DW tidak berada diantara 1,54