Analisis Deskriptif Jumlah Tenaga Kerja

88 kerja yang ada dalam data tersebut adalah tenaga kerja produksi, dan dan memiliki hubungan positif dalam menghasilkan output. Sesuai dengan teori yang terdapat pada model fungsi produksi Cobb Douglas, yakni pada Q = fl, yang berarti terdapat hubungan positif pada fungsi produksi pada input tenaga kerja untuk menghasilkan output hasil produksi. Namun kualitas hasil produksi yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh ketersediaan tenaga kerja ahli dalam sektor industri tersebut Stigler,2014:7.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat koefisien Jarque – Bera dan probabilitasnya. Kedua angka ini saling mendukung. 1. Bila nilai J – B tidak signifikan lebih kecil dari 2, maka data terdistribusi normal. 2. Bila Probabilitas lebih besar dari α = 5, maka data berdistribusi normal Hipotesis nolnya terdistribusi normal Winarno,2011:5.39. 89 Gambar 4. 1 Uji Normalitas 2 4 6 8 10 12 27.5 28.0 28.5 29.0 29.5 30.0 30.5 31.0 31.5 32.0 32.5 Series: LNOUT Sample 1983 2012 Observations 30 Mean 30.63178 Median 31.04066 Maximum 32.19795 Minimum 27.85724 Std. Dev. 1.166042 Skewness -0.898771 Kurtosis 2.838983 Jarque-Bera 4.071353 Probability 0.130592 Pada gambar 4.1 tingkat probabilitas yakni, 0,130592 lebih besar dari α=5, maka melihat asumsi kedua pada sumber rujukan Winarno dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Indikasi terjadinya multikolinieritas adalah dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel independen. Apabila lebih rendah koefisiennya, maka tidak terdapat multikolinieritas Winarno; 5.2,2011. Tabel 4.5 Correlation Matrix LNNBBK LNNBB JTK LNNBBK 1.000000 0.782047 0.572209 LNNBB 0.782047 1.000000 0.616332 JTK 0.572209 0.616332 1.000000 data setelah diolah dengan eviews 90 Pada tabel 4.5 terlihat bahwa koefisien antar variabel independen LNNBBK, LNNBB, dan JTK adalah sebagai berikut; 0,782, 0,62, dan 0,57. Melihat pada indikasi terjadinya multikolinieritas yang bersumber dari Winarno, maka koefisien korelasi pada Correlation matrix tersebut dikatakan cukup besar apabila 0,89, dan koefisien korelasi antarvariabel di atas kurang dari 0,89. Sehingga dapat dilihat bahwa koefisien korelasi tersebut tidak terdapat multikorelasi.

c. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji Heterokedastisitas salah satunya dapat menggunakan uji white. Menurut Winarno, Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai variabel independen, terdiri atas variabel independen yang sudah ada ditambah dengan kuadrat variabel independen, ditambah lagi dengan perkalian dua variabel. Pada Uji White dengan menggunakan Eviews untuk mendeteksinya dapat dilihat dari nilai probablisistas ObsR squared. Pada hasil outpunya apabila probabilitas lebih kecil dari α = 5 , maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat heterokedastisitas Winarno;5.14, 2011. Tabel 4.6 Uji Heterokedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.661398 Prob. F9,20 0.1648 ObsR-squared 12.83388 Prob. Chi-Square9 0.1703 Scaled explained SS 10.93879 Prob. Chi-Square9 0.2799 Test Equation: