BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Analisis Mutu Kitosan
Hasil analisis proksimat kitosan yang dihasilkan dari limbah kulit udang tercantum pada Tabel 2 yang merupakan rata-rata dari dua kali ulangan.
Tabel 2 Hasil proksimat analisis kitosan
No. Parameter
Standar Mutu Hasil Penelitian
1 Kadar Air
≤ 10 5,51
2 Kadar Abu
2 0,35
3 Kadar Nitrogen
≤ 5 3,53
4 Derajat Deasetilasi
≥ 70 80
Sumber : Protan Laboratories Inc.
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa mutu kitosan yang diperoleh hasil penelitian telah memenuhi baku mutu standar kitosan yang dikeluarkan oleh
Protan Laboratories Inc. Berdasarkan hasil tersebut, maka kitosan ini dapat digunakan untuk proses penjerapan ion logam Pb, Hg dan Cd dalam sampel
larutan uji.
4.1.1. Kadar Air
Kadar air merupakan salah satu parameter yang penting untuk menentukan mutu kitosan, karena mempengaruhi ketahanan kitosan terhadap
kerusakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Saleh et al. 1994 yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar air, maka semakin besar pula kemungkinan cepat
rusaknya produk dari segi fisik berupa warna dan bau yang berubah. Berdasarkan hasil analisis mutu kitosan pada Tabel 2 diperoleh kadar air
kitosan sebesar 5,51 . Hal ini menunjukkan bahwa kitosan yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu kadar air kitosan yang telah ditetapkan oleh protan
laboratories Inc , yakni sebesar ≤ 10 . Kadar air yang terkandung pada kitosan
dipengaruhi oleh proses pengeringan, lama pengeringan yang dilakukan, jumlah
kitosan yang dikeringkan dan luas permukaan tempat kitosan yang dikeringkan Saleh et al. 1994.
4.1.2. Kadar Abu
Kadar abu merupakan parameter untuk mengetahui mineral yang terkandung dalam suatu bahan yang mencirikan keberhasilan proses deminerali-
sasi yang dilakukan. Kadar abu yang rendah menunjukkan kandungan mineral yang rendah. Semakin rendah kadar abu yang dihasilkan maka mutu dan tingkat
kemurnian kitosan akan semakin tinggi Hartati, 2002. Berdasarkan hasil analisis mutu kitosan pada Tabel 2 diperoleh kadar abu
kitosan sebesar 0,35 . Hal ini menunjukkan bahwa kitosan yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu kadar abu kitosan yang telah ditetapkan oleh Protan
Laboratories Inc, yakni sebesar 2 . Penghilangan mineral dipengaruhi oleh proses pengadukan selama proses, sehingga panas yang dihasilkan menjadi
homogen. Proses pengadukan yang konstan akan menyebabkan panas dapat merata sehingga pelarut HCl dapat mengikat mineral secara sempurna. Jika
pengadukan yang dilakukan tidak konstan maka panas yang dihasilkan tidak merata, sehingga reaksi pengikatan mineral oleh pelarut juga akan tidak sempurna
Hartati et al. 2002. Selain itu proses pencucian yang baik hingga di peroleh pH netral juga
berpengaruh terhadap kadar abu. Mineral yang telah terlepas dari bahan dan berikatan dengan pelarut dapat terbuang dan larut bersama air Suhartono, 2000.
Pencucian yang kurang sempurna akan mengakibatkan mineral yang telah terlepas dapat melekat kembali pada permukaan molekul kitin.
4.1.3. Kadar Nitrogen
Kadar nitrogen merupakan parameter untuk mengetahui kadar protein yang terkandung dalam suatu bahan yang mencirikan keberhasilan proses
deproteinasi yang dilakukan. Kadar nitrogen yang rendah menunjukkan kandungan protein yang rendah. Semakin rendah kadar nitrogen yang dihasilkan
maka mutu dan tingkat kemurnian kitosan akan semakin tinggi.