adalah padatan atau cairan yang mengadsorpsi sedang adsorbat adalah padatan, cairan atau gas yang di adsorpsi. Jadi proses adsorpsi dapat terjadi antara padatan
dengan padatan, gas dengan padatan, gas dengan cairan dan cairan dengan
padatan Ketaren, 1986.
Menurut Setyaningsih 1995, adsorpsi adalah terjadinya perpindahan massa adsorbat dari fasa gerak fluida pembawa adsorbat ke permukaan
adsorben. Adsorpsi terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara molekul adsorbat dengan tempat-tempat aktif di permukaan adsorben. Adsorpsi merupakan
peristiwa terjadinya perubahan kepekatan dari molekul, ion atau atom antara
permukaan dua fase.
Walstra 2003 mendefinisikan adsorpsi sebagai proses difusi suatu komponen pada suatu permukaan atau antar partikel. Komponen yang terserap di
sebut adsorbat dan bahan yang dapat menyerap di sebut adsorben. Adsorben dapat
berupa padatan atau cairan. Adsorbat terlarut dalam cairan atau berada dalam gas.
Suatu zat dapat digunakan sebagai adsorben untuk tujuan pemisahan bila mempunyai daya adsorpsi selektif, berpori mempunyai luas permukaan per
satuan massa yang besar dan mempunyai daya ikat yang kuat terhadap zat yang
hendak dipisahkan secara fisik maupun kimia Setyaningsih, 1995.
Mekanisme peristiwa adsorpsi dapat dijelaskan sebagai berikut: molekul adsorbat berdifusi melalui suatu lapisan batas ke permukaan luar adsorben di
sebut dengan difusi eksternal; sebagian ada yang teradsorpsi di permukaan luar, sebagian besar berdifusi lebih lanjut ke dalam pori-pori adsorben di sebut dengan
difusi internal. Bila kapasitas adsorpsi masih sangat besar, sebagian besar akan teradsorpsi dan terikat di permukaan, namun bila permukaan sudah jenuh atau
mendekati jenuh dengan adsorbat, dapat terjadi dua hal, yaitu:
1. Terbentuk lapisan adsorpsi kedua dan seterusnya di atas adsorbat yang telah terikat di permukaan, gejala ini di sebut adsorpsi multilayer.
2. Tidak terbentuk lapisan kedua dan seterusnya sehingga adsorbat yang belum teradsorpsi berdifusi keluar pori dan kembali ke arus fluida
Setyaningsih, 1995.
2.5.2. Faktor yang Mempengaruhi Daya Adsorpsi
Menurut Kobya 2008 faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah fluida yang di adsorpsi oleh adsorben adalah sebagai berikut:
2.5.2.1. Jenis Adsorbat
a. Ukuran molekul adsorbat Ukuran molekul yang sesuai merupakan hal yang penting agar proses
adsorpsi dapat terjadi. Molekul-molekul adsorbat yang dapat di adsorpsi oleh adsorben adalah molekul-molekul yang diameternya lebih kecil atau
sama dengan diameter pori adsorben. b. Kepolaran zat
Apabila diameter molekul adsorbat sama dengan diameter pori adsorben maka molekul-molekul non polar yang lebih kuat di adsorpsi oleh
adsorben dari pada molekul-molekul yang polar. Molekul-molekul yang non polar dapat mengganti kan molekul-molekul yang polar yang telah
lebih dulu teradsorpsi.
2.5.2.2. Karakteristik Adsorben
a. Kemurnian adsorben Adsorben yang memiliki kemurnian lebih tinggi akan memiliki
kemampuan adsorpsi yang lebih baik. b. Luas permukaan dan volume pori adsorben
Jumlah molekul adsorbat yang di serap oleh adsorben akan meningkat dengan bertambahnya luas permukaan dan volume pori adsorben.
Sehingga seringkali adsorben diberi perlakuan awal seperti karbonisasi dan aktivasi untuk meningkatkan luas permukaan dan volume porinya.
2.5.2.3. Temperatur
Proses adsorpsi merupakan proses eksotermis, oleh karena itu maka peningkatan temperatur pada tekanan yang tetap akan mengurangi jumlah
senyawa yang teradsorpsi berdasarkan prinsip Chatelier.
2.5.2.4. Tekanan
Jumlah zat yang di adsorpsi akan bertambah dengan menaikkan tekanan adsorbat. Hal ini terjadi pada proses adsorpsi fisika, sedangkan pada proses
adsorpsi kimia jumlah zat yang di adsorpsi akan berkurang dengan menaikkan tekanan adsorbat.
2.5.3. Adsorpsi Isotermis
Kesetimbangan adsorpsi terjadi bila fluida dikontakkan dengan adsorben padat dan molekul adsorbat berpindah dari fluida ke padatan sampai konsentrasi
adsorbat pada fluida dan padatan berada dalam keadaan setimbang. Data kesetimbangan adsorpsi yang dihasilkan pada temperatur konstan di sebut
adsorpsi isotermis. Pada adsorpsi isotermis terdapat hubungan antara jumlah zat yang terserap perunit massa adsorben dengan tekanan adsorbatnya. Adsorpsi
isotermis dapat di hitung dengan mengukur tekanan adsorbat pada saat awal sebelum terjadi kesetimbangan dan pada saat terjadinya kesetimbangan. Adsorpsi
isotermal merupakan hubungan antara jumlah molekul, volume dan massa gas yang teradsorpsi dengan tekanan yang terukur pada temperatur tertentu Kobya,
2008.
2.5.4. Mekanisme Adsorpsi Logam Berat oleh Kitosan
Interaksi kitosan dengan logam berat terjadi karena adanya proses pengkompleksan, dimana penukaran ion, penyerapan dan pengkelatan terjadi
selama proses berlangsung. Ketiga proses tergantung dari ion logam masing- masing. Kitosan menunjukkan afinitas yang tinggi terhadap logam transisi
golongan 3 dan dengan logam golongan non alkali pada konsentrasi yang rendah Muzzarelli, 1973.