2.3. Logam Berat
Logam-logam dari dalam bumi digolongkan sebagai sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Secara kimiawi logam bereaksi untuk menuju ke
tingkat stabil biasanya dengan cara membentuk garam atau bentuk unsur yang stabil. Sebanyak 20 logam diklasifikasikan sebagai racun dan sebagian dilepaskan
ke lingkungan dalam jumlah yang menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia. Berbeda dengan logam biasa, logam berat adalah istilah yang digunakan
untuk kelompok logam berat dan metaloid yang dentisitasnya lebih tinggi dari 5 gcm
3
. Logam berat diperairan terdapat dalam bentuk terlarut dan tersuspensi terikat dengan zat padat tersuspensi. Logam berat terletak disudut kanan bawah
dalam sistem periodik unsur, memiliki afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari periode keempat sampai dengan
periode ketujuh. Biasanya mempunyai daya hantar listrik yang tinggi dan
merupakan bahan pencemar lingkungan yang tahan urai. Unsur-unsur logam berat
tersebut biasanya erat kaitannya dengan masalah pencemaran dan toksisitas. Berdasarkan sifat fisika dan kimianya, tingkat atau daya racun logam berat
terhadap hewan dan air dapat di urutkan dari tinggi ke rendah sebagai berikut: merkuri Hg, kadmium Cd, seng Zn, timbal Pb, kadmium Cd, nikel Ni,
kobalt Co Sutamihardja et al. 1982. Menurut Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
1990 dalam Marganof 2003, sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga yaitu :
1. Bersifat toksik tinggi yang terdiri atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu dan Zn.
2. Bersifat toksik menengah yang terdiri dari Cr, Ni dan Co. 3. Bersifat toksik sangat rendah yang terdiri dari Mn dan Fe.
Logam berat bersifat toksik karena logam berat tersebut dapat berikatan dengan ligan dan struktur biologi. Sebagian besar logam membentuk ikatan
dengan berbagai enzim dalam tubuh. Ikatan-ikatan ini dapat mengakibatkan tidak aktifnya enzim yang bersangkutan, hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
toksisitas logam tersebut. Logam yang terikat pada enzim sulit untuk di identifikasi karena tidak diketahui enzim mana yang menjadi target dari ikatan
logam tersebut. Afinitas atau daya gabung dari ikatan logam dengan enzim biasanya sangat kuat Darmono, 1995.
Logam berat tidak pernah terurai atau terdegradasi seperti polutan organik yang dapat terurai oleh pemaparan sinar matahari atau panas. Logam tersebut
dapat ditimbun dalam landfill dan tercuci dalam sedimen, tetapi tidak pernah menghilang seluruhnya dan mengancam di masa mendatang. Logam berat
umumnya pada kadar rendah sudah bersifat toksik bagi tumbuhan, hewan dan manusia. Logam berat ini akan terakumulasi di dalam tubuh dan akan disalurkan
sepanjang perjalanan rantai makanan Kusnoputranto, 1995.
2.3.1. Sumber Logam Berat