2.12.2. Instrumentasi
Menurut Hayati 2007, instrumentasi AAS secara garis besar dapat di bagi menjadi lima bagian penting yaitu: sumber radiasi, atomisasi, monokromator,
detektor dan penampil data. Gambar 8 berikut ini adalah instrumentasi AAS :
Gambar 8 Skema instrumentasi AAS Hayati, 2006. 1. Sumber Radiasi
Instrumen secara umum memerlukan sumber radiasi yang dapat menghasilkan daerah spektrum yang lebar dengan intensitas yang seragam pada setiap
panjang gelombang. Setiap unsur memerlukan sumber radiasi tertentu yang sesuai.
2. Proses Atomisasi Sistem atomizer terdiri atas 3 bagian, yaitu :
a Nebulizer sistem pengabut Nebulizer Gambar 4 berfungsi mengubah larutan menjadi butiran
kabutaerosol 15-20 m. Prinsip kerjanya adalah larutan tersedot ke dalam kapiler karena efek aliran udara kemudian menumbuk glass bead
dengan kecepatan tinggi sehingga terbentuk butiran halus dari cairan dalam udara atau oksidan lainnya.
b Spray chamber Spray chamber berfungsi membuat campuran homogen antara gas
oksidan, bahan bakar, dan aerosol yang mengandung sampel sebelum mencapai burner. Butiran cairan dengan ukuran lebih kecil dari 5 mikron
akan mengembun kembali dan di buang melalui drain. Hanya 10 dari larutan yang disedot melalui kapiler nebulizer akan mencapai burner. Agar
campuran gas tidak keluar lewat drain maka dipasang pengaman berisi air atau pelarut.
c Burner sistem pembakar Burner merupakan tempat terjadinya atomisasi, yakni pengubahan
kabutuap garam unsur yang akan dianalisis menjadi atom-atom normal di dalam nyala. Desain burner harus dapat mencegah masuknya nyala ke
dalam spray chamber. Karakteristik nyala setiap unsur berbeda sehingga berbeda pula burnernya. Umumnya tinggi nyala api gas pembakar dibuat ±
5 cm. Ada dua macam gas pembakar, yaitu oksidan udara O
2
dan campuran O
2
+N
2
O serta bahan bakar antara lain gas alam, propana, butana, asetilen dan H
2
atau asetilen. 3. Monokromator
Monokromator berfungsi memisahkan radiasi resonansi dari radiasi lainnya. Monokromator terdiri dari sistem optik, yaitu celah, cermin, dan gritting.
Selain itu dilengkapi pula dengan pre-slit optics yang berfungsi memfokuskan radiasi resonansi ke tengah nyala dan kemudian ke slit masuk ke monokromator.
Pre-slit optics dapat berupa single beam AAS berkas tunggal atau double beam AAS berkas ganda.
4. Detektor Detektor diperlukan untuk mendeteksi cahaya yang digunakan oleh sistem.
Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya ditampilkan oleh penampil data. Detektor yang biasa digunakan adalah photo
multiplier tube dengan faktor amplifikasi 10
6
= 150-1000 nm. 5. Penampil Data
Sistem penampil data ini terdiri atas penguat amplifier yang memperkuat sinyal sehingga dapat terukur, pemroses sinyal untuk menghapus, merata-ratakan,
mengatur tampilan atau mengkonversi data dari analog ke digital, dan tampilan data berupa digital atau kertas.