Limbah Industri TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Pencemaran Air

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup. Oleh karena itu penting bahwa suplai air yang berkualitas harus tersedia untuk berbagai kegiatan. Saat ini hal tersebut menjadi semakin sulit mengingat pencemaran skala besar disebabkan oleh aktivitas industri, pertanian dan domestik. Kegiatan ini menghasilkan limbah organik dan anorganik. Beberapa polutan umum adalah fenol, pewarna, deterjen, insektisida, pestisida dan logam berat. Sifat polutan dalam air limbah tergantung pada sumber dan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Polutan ini beracun dan menyebabkan kerugian pada kehidupan manusia dan hewan jika konsentrasinya melebihi dari yang ditetapkan. Salah satu cara mengatasi pencemaran air, adalah dengan mengolah air limbah untuk menghilangkan polutan sebelum dibuang ke lingkungan. Sejumlah metode seperti koagulasi, proses membran, adsorpsi, dialisis, flotasi busa, osmosis, degradasi fotokatalitik dan biologis merupakan metode yang digunakan untuk mengurangi tingkat konsentrasi pencemaran air dari logam berat. Jenis proses yang di pilih untuk mengurangi kadar pencemaran adalah tergantung pada sifat polutan. Namun, proses adsorpsi sering di anggap paling tepat karena dapat menghilangkan polutan anorganik dan organik, prosesnya juga lebih sederhana. Ion logam adalah salah satu kategori penting dari polusi air, yang beracun bagi manusia melalui rantai makanan piramida. Berbagai ion logam berat beracun di buang ke lingkungan melalui berbagai kegiatan industri, merupakan salah satu penyebab utama polusi lingkungan. Kitin dan kitosan derivatif telah di teliti sebagai adsorben untuk menghilangkan ion logam dari air dan air limbah. Kemampuan adsorpsi kitosan untuk logam berat dapat dikaitkan dengan: 1. Hidrofilisitas yang tinggi karena banyaknya jumlah kelompok hidroksil unit glukosa. 2. Banyaknya jumlah kelompok fungsional. 3. Reaktivitas kimia yang tinggi. 4. Struktur yang fleksibel dari rantai polimer.

2.3. Logam Berat

Logam-logam dari dalam bumi digolongkan sebagai sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Secara kimiawi logam bereaksi untuk menuju ke tingkat stabil biasanya dengan cara membentuk garam atau bentuk unsur yang stabil. Sebanyak 20 logam diklasifikasikan sebagai racun dan sebagian dilepaskan ke lingkungan dalam jumlah yang menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia. Berbeda dengan logam biasa, logam berat adalah istilah yang digunakan untuk kelompok logam berat dan metaloid yang dentisitasnya lebih tinggi dari 5 gcm 3 . Logam berat diperairan terdapat dalam bentuk terlarut dan tersuspensi terikat dengan zat padat tersuspensi. Logam berat terletak disudut kanan bawah dalam sistem periodik unsur, memiliki afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari periode keempat sampai dengan periode ketujuh. Biasanya mempunyai daya hantar listrik yang tinggi dan merupakan bahan pencemar lingkungan yang tahan urai. Unsur-unsur logam berat tersebut biasanya erat kaitannya dengan masalah pencemaran dan toksisitas. Berdasarkan sifat fisika dan kimianya, tingkat atau daya racun logam berat terhadap hewan dan air dapat di urutkan dari tinggi ke rendah sebagai berikut: merkuri Hg, kadmium Cd, seng Zn, timbal Pb, kadmium Cd, nikel Ni, kobalt Co Sutamihardja et al. 1982. Menurut Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup 1990 dalam Marganof 2003, sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga yaitu : 1. Bersifat toksik tinggi yang terdiri atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu dan Zn. 2. Bersifat toksik menengah yang terdiri dari Cr, Ni dan Co. 3. Bersifat toksik sangat rendah yang terdiri dari Mn dan Fe. Logam berat bersifat toksik karena logam berat tersebut dapat berikatan dengan ligan dan struktur biologi. Sebagian besar logam membentuk ikatan dengan berbagai enzim dalam tubuh. Ikatan-ikatan ini dapat mengakibatkan tidak aktifnya enzim yang bersangkutan, hal inilah yang mengakibatkan terjadinya toksisitas logam tersebut. Logam yang terikat pada enzim sulit untuk di identifikasi karena tidak diketahui enzim mana yang menjadi target dari ikatan

Dokumen yang terkait

SYNTHESES CHITOSAN CROSSLINK AND GRAFTING AS ADSORBENT TOXIC METALS WASTE.

0 0 4

LAJU PENURUNAN LOGAM BERAT PLUMBUM (PB) DAN CADMIUM (CD) OLEH EICHORNIA CRASSIPES DAN CYPERUS PAPYRUS (The Diminution Rate Of Heavy Metals, Plumbum And Cadmium By Eichornia Crassipes And Cyperus) | Tosepu | Jurnal Manusia dan Lingkungan 18450 37063 1 PB

0 0 9

DETERMINATION OF pH EFFECT AND CAPACITY OF HEAVY METALS ADSORPTION BY WATER HYACINTH ( Eichhornia crassipes ) BIOMASS | Shofiyani | Indonesian Journal of Chemistry 21774 40860 1 PB

0 0 5

this PDF file Removal of Heavy Metals from Leachate Using ElectroAssisted (EAPR) and UpTake by Water Hyacinth ( Eichornia crassipes ) | Putra | Indonesian Journal of Chemistry 3 PB

0 0 7

EICHORNIA CRASSIPES) TERHADAP PENURUNAN LOGAM CHROMIUM PADA LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT The Influence Of Plant Density Water Hyacinth (Eichornia Crassipes) Againts Metal Loss Chromium In Tannery Waste Liquid

0 0 7

THE USE Of WATER HYACINTH (EICHORNIA CRASSIPES) In DECREASING The LEVELS Of METALS Of COPPER (Cu) ON THE WATERS OF LAKE TEMPE, WAJO REGENCY

0 0 13

PHYTOCHEMICAL ANALYSIS OF WATER HYACINTH (Eichhornia crassipes) OF AGRICULTURAL WASTE AS BIOSENSITIZER FOR FERRI PHOTOREDUCTION

0 0 9

Adsorption of Lead and Copper Using Water Hyacinth Compost (Eichornia Crassipes)

0 0 8

An Analysis on Hemocytes Profile in Kijing Taiwan (Anodonta woodiana) and Water Quality in Freshwater Aquaculture Ponds

0 0 8

THE EFFECTIVENESS OF CHITOSAN IN CHELATING TOXIC METALS AND CONSUMPTION RISK REDUCTION OF GREEN COOKLE ( Perna viridis)

0 0 11