Analisis Transmisi Harga FADHIL ADINUGROHO H34070070

19 perusahaan packing atau blending 2 diekspor langsung ke negaralain 3 dilelang di Jakarta Tea Auction. Biasanya hampir 80 persen teh yang diproduksi oleh perkebunan akan dilelang di Jakarta Tea Auction 5 . Harga yang terjadi di Jakarta Tea Auction akan menjadi dasar penentuan harga penjualan teh untuk kedua rantai lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa harga yang terjadi di Jakarta Tea Auction memegang peranan dalam industri teh nasional. Diagram mengenai supply chain dari industri teh nasional dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Supply Chain Komoditas Teh Nasional Sumber : Kustanti et al. 2007

2.5. Analisis Transmisi Harga

Beberapa penelitian mengenai analisis transmisi harga komoditas telah dilakukan oleh beberapa peneliti, Priyadi et al. 2004 menganalisis mengenai distribusi ayam broiler di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta DIY. Suharyatno et al. 2008, menganalisis mengenai pemasaran dan tataniaga anggur di Bali. Rifin 2009, menganalisis mengenai transmisi harga CPO terhadap harga minyak goreng di Indonesia. Dharmasena et al. 2004 menganalisis transmisi harga teh pada pasar lelang dunia, dalam penelitiannya ia menggunakan harga rataan dari beberapa tempat lelang teh dunia. 5 Hasil wawancara dengan Ketua Jakarta Tea Auction, Bapak Dadang Juanda. 20 Priyadi et al. 2004 dan Suharyatno et al. 2008, menganalisis transmisi harga dengan menggunakan model elastisitas transmisi harga. Priyadi et al. 2004, menyimpulkan bahwa besarnya nilai elastisitas transmisi harga pedagang pengumpul dan pedagang pengecer terhadap peternak ayam masing-masing adalah 0,836536 dan 0,926226. Suharyatno et al. 2008, menyimpulkan bahwa besarnya nilai elastisitas petani anggur terhadap perubahan harga di tingkat konsumen adalah 0,0457. Dharmasena et al. 2004 dan Rifin 2009 mencoba mengembangkan permodelan transmisi harga dengan menggunakan VAR. Berdasarkan hasil analisisnya Dharmasena et al. 2004 dalam salah satu kesimpulannya, menyimpulkan bahwa harga teh di Indonesia dipengaruhi oleh harga teh di Sri Lanka dan Indonesia itu sendiri, artinya perubahan harga lelang yang terjadi di Sri Lanka akan ditransmisikan terhadap harga lelang yang terjadi di Indonesia. Rifiin 2009 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa harga CPO internasional mempengaruhi harga CPO domestik dan harga minyak goreng, sedangkan harga CPO domestik dan minyak goreng memiliki hubungan timbal balik. Besarnya pengaruh perubahan harga CPO internasional akan menaikkan harga CPO domestik sebsar 0.04 persen. Perubahan harga CPO internasional akan mempengaruhi harga minyak goreng, harga akan menurun namun dalam jumlah yang kecil. Pada penelitian Priyadi et al. 2004 dan Suharyatno et al. 2008, model elastisitas transmisi harga hanya melihat hubungan yang terjadi antara konsumen dan petani, tidak melihat bagaimana dampaknya dua arah dari suatu perubahan harga pada satu rantai terhadap rantai lainnya. Model VAR yang digunakan oleh Dharmasena et al. 2004 dan Rifin 2009 mampu menjelaskan hubungan dinamis antar variabel yang diduga saling berhubungan, sehingga dapat melihat suatu hubungan sebab akibat yang terjadi dalam model, selain itu besarnya transmisi harga dapat dilihat melalui fungsi respon impuls. Dalam penelitian ini VAR digunakan untuk melihat transmisi harga dari harga antara harga Jakarta Tea Auction JTA dengan harga auction luar negeri lainnya seperti Colombo Tea Auction CTA dan Guwahati Tea Auction GTA dengan menggunakan salah satu grade dari teh hitam, yakni grade Dust. Sehingga 21 dalam penelitian ini akan dibahas mengenai hubungan antara harga auction teh di Jakarta Tea Auction dengan auction luar negeri menggunakan pendekatan metode VAR; dengan menggunakan salah satu harga grade teh yang dilelang di pelelangan, yakni Dust. Selain membahas mengenai transmisi harga, penelitian ini juga membahas mengenai pendugaan harga teh grade Dust yang akan datang dengan pendekatan model VAR. III Kerangka Pemikiran

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis