53
Selanjutnya  akan  dilakukan  pendugaan  model  VAR,  untuk  melihat hubungan antara harga grade Dust JTA dengan kedua tempat lelang lainnya, pada
awalnya diasumsikan bahwa data yang ada masih belum stasioner sehingga perlu dilakukan uji akar unit unit root test.
6.2. Penyusunan Model VAR
6.2.1. Pengujian Stasioneritas Data
Uji Unit Akar Unit Root Test dilakukan untuk melihat apakah data time series
sudah  stasioner  atau  tidak.  Pengujian  ini  dilakukan  untuk  menghindari adanya  spurious  regression  regrasi  lancung  pada  pemodelan  time  series,
pengujian  dilakukan  menggunakan  uji  Augmented  Dickey  Fuller  ADF  dan didapatkan hasil sebagai berikut;
Tabel 17.
Hasil Unit Root Test Jakarta Tea Auction JTA, Colombo Tea Auction CTA, dan Guwahati Tea Auction GTA
Tingkat level Variabel
Nilai t-hitung Nilai kritis 10
LogJTA - 2.584998
- 2.581041 LogCTA
- 3.361318 - 2.581041
LogGTA -3.012858
- 2.581041
Berdasarkan  uji  Augmented  Dickey  Fuller  ADF  pada  Tabel  15, didapatkan hasil bahwa sudah data stasioner pada taraf nyata sepuluh persen. Hal
ini  dapat  dilihat  dengan  nilai  t-hitung  pada  masing-masing  variabel  yang  lebih kecil, jika dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf nyata sepuluh persen. Dapat
disimpulkan  bahwa  ketiga  data  yang  ada  pada  ketiga  variabel  yang  akan digunakan dalam model VAR sudah stasioner, dimana nilai rataan dan variansnya
konstan  sepanjang  waktu. Data  yang  sudah  stasioner
dapat  mengurangi  adanya kemungkinan  spurious  regression  regresi  lancung.  Berdasarkan  hasil  uji  ADF
maka tidak diperlukan lagi adanya pembedaan dan uji kointegrasi Johansen.
54
6.2.2. Penentuan Lag Kelambanan Optimal
Penentuan  lag  kelambanan  optimal  dilakukan  untuk  mengetahui kelambanan  mana  yang  paling  optimal  untuk  menggambarkan  keadaan  aktual.
Penetuan kelambanan optimal ditentukan dengan melihat nilai Akiake Information Criterion
AIC  yang  paling  kecil,  dari  hasil  pengujian  kelambanan  optimal. Berdasarkan  hasil  keluaran  software  yang  digunakan,  dipilih  VAR    kelambanan
satu, hasil pengujian kelambanan optimal dapat dilihat melalui Tabel 16.
Tabel 18. Penentuan Lag Kelambanan Optimal Model VAR
Lag AIC
-5.055463 1
-9.945248 2
-9.855524 3
-9.842707 4
-9.751222
Model VAR kelambanan satu dipilih karena nilai AIC pada lag  kelambanan satu  merupakan  nilai  terkecil  jika  dibandingkan  dengan  nilai  AIC  pada
kelambanan  yang  lain,  yakni  -9.945248.  Nilai  AIC  yang  semakin  kecil menandakan bahwa kemungkinan dari nilai harapan  yang dihasilkan dari sebuah
model akan semakin mendekati kenyataan.
6.2.3. Estimasi Model VAR