Perumusan Masalah FADHIL ADINUGROHO H34070070

5 namun masih berada di atas hara rata-rata teh di Guwahati, India. Namun, dikarenakan teh hitam memiliki banyak grade data harga rataan masih belum dapat memberikan informasi jenis grade apa yang sedang diminati oleh pasar dunia saat ini. Adanya liberalisasi perdagangan membuat sebuah negara dengan mudah melakukan kegiatan perdagangan ke negara lain. Sehingga, diduga harga teh yang terjadi di setiap tempat lelang akan saling mempengaruhi satu sama lain. Hal ini disebabkan adanya persaingan ekspor teh antara teh Indonesia dan teh di beberapa auction tersebut. Persaingan ini menyebabkan harga ekspor teh Indonesia menjadi fluktuatif, yang terkadang mempersulit pihak perkebunan untuk menentukan komposisi produksi karena ketidakpastian harga teh yang akan mereka terima kedepannya. Selain itu harga penjualan lelang juga menjadi salah satu dasar harga untuk penjualan sistem free sales atau private sales, sehingga jika harga lelang turun akan berdampak kepada harga jual teh di tingkat domestik yang mengikuti pergerakan harga lelang.

1.2. Perumusan Masalah

Mayoritas produksi teh hitam baik CTC Crush, Tearing and Curling maupun ortodoks yang diproduksi oleh PT. Perkebunan Nusantara PTPN dipasarkan melalui sistem lelang yang dilakukan di Jakarta Tea Auction yang diselenggarakan oleh PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPB Nusantara, yang terletak di Jl. Cut Mutiah No. 11 Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Jakarta Tea Auction, Dadang Juanda, Jakarta Tea Auction memegang peranan penting dalam pemasaran produksi hasil perkebunan teh PT. Perkebunan Nusantara. Harga yang terjadi di Jakarta Tea Auction akan diinformasikan kepada pihak perkebunan, agar pihak perkebunan dapat menyesuaikan komposisi produksi teh mereka dengan grade yang sedang diminati di Jakarta Tea Auction. Dalam menentukan pendugaan harga lelang teh yang akan datang biasanya digunakan pendugaan harga sebelumnya Naive Forecasting. Liberalisasi perdagangan menyebabkan adanya kemungkinan bahwa harga yang terjadi di Jakarta Tea Auction tidak berdiri sendiri, tetapi juga dipengaruhi 6 dari auction lainnya. Dikarenakan semakin terbukanya pintu perdagangan bagi negara-negara lain untuk mengekspor produk yang mereka hasilkan ke negara lain. Kekurangan yang terdapat pada pemasaran teh, terkadang dalam publikasi umum mengenai harga digunakan masih menggunakan pendekatan harga rataan. Sehingga masih terdapat beberapa produsen teh yang kesulitan untuk mendapatkan gambaran bagaimana kondisi pasar teh pada tingkat grade teh, bagaimana pengaruh harga kompetitor terhadap harga masih belum dapat tergambarkan, karena informasi hanya dipegang oleh beberapa pihak saja. Fluktuasi harga yang ada, semakin membuat para produsen yang kurang mendapat informasi sulit menentukan komposisi produksi dalam tingkat grade dikarenakan ketidakpastian penerimaan yang akan mereka terima. Pentingnya sebuah riset pasar market reasearch guna mendapatkan informasi mengenai industri teh dalam tingkat grade, informasi yang didapat akan mempermudah perencanaan produksi dan pemasaran bagi produsen teh. Apabila produsen dapat melihat bagaimana fluktuasi harga pasar, pengaruh dari kompetitor terhadap produk yang dijual, dan pendugaan harga yang akan datang, hal ini akan mempermudah produsen teh dalam menyusun strategi pemasaran dan produksinya yang akan datang. Tabel 3 . Perbandingan Harga Rata-rata dan Volume Lelang Grade Teh Mutu I Tahunan Jakarta Tea Auction Tahun 2008 - 2010 Jenis Teh 2008 2009 2010 Harga US CentKg Volume Kg Harga US CentKg Volume Kg Harga US CentKg Volume Kg BOP1 178,32 557.880 186,30 432.200 217,95 213.320 BOP 145,61 2.774.040 186,73 1.495.000 178,01 2.286.460 BOPF 138,93 2.494.660 186,50 1.614.300 181,15 3.264.920 Pfann 161,29 5.613.640 195,25 3.849.540 188,19 5.874.580 Dust 157,85 4.526.980 192,13 3.335.160 193,25 4.106.360 BT 125,85 2.804.920 181,39 1.677.560 145,75 3.030.760 BP 183,91 1.375.300 195,10 914.100 297,32 1.084.940 Sumber : Data Primer PT. KPB Nusantara 2011 diolah 7 Teh dalam produksinya dibagi kembali menjadi beberapa grade, yang mana masing-masing grade memiliki standar harga sendiri. Adapun grade yang menjadi unggulan di Jakarta Tea Auction antara lain: BOP Broken Orange Pekoe , BOPF Broken Orange Pekoe Fanning, PF Pekoe Fanning, BP Broken Pekoe , dan Dust. Kelima grade ini menunjukkan perkembangan harga yang baik dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal ini dapat menjadi peluang bagi produsen teh dalam mengembangkan perencanaan produksinya karena jika produsen teh dapat mengetahui informasi mengenai grade apa yang sedang diminati saat sebuah auction sedang berlangsung produsen dapat dengan mudah memanfaatkan peluang tersebut dengan mengubah komposisi produksinya agar dapat memperoleh keuntungan. Dalam penelitian ini, digunakan teh dengan grade Dust, Dust dipilih karena memiliki harga yang cukup tinggi di pasar lelang. Selain itu Dust juga merupakan jenis grade teh terbanyak kedua yang diproduksi oleh perkebunan di Indonesia, sekitar 16 persen teh yang dilelang di Jakarta Tea Auction merupakan grade Dust, dikarenakan grade Dust merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk tea bag, dan juga merupakan salah satu dari beberapa jenis grade teh yang dilelang pada Colombo Tea Auction dan Guwahati Tea Auction. Colombo Tea Auction dipilih karena merupakan sentra pelelangan teh orthodoks terbesar di dunia, sedangkan Guwahati Tea Auction dipilih karena berada di provinsi sentra penghasil teh terbesar di India, Assam, dan merupakan salah satu sentra pelelangan teh terbesar di India. Selain itu pada kedua tempat pelelangan ini teh grade Dust ortodoks merupakan salah satu produk yang mereka lelang di pelelangan. Vector Autoregression VAR dapat menjadi salah satu solusi metode dalam melihat hubungan dinamis time series antar variabel yang diduga memiliki hubungan satu sama lain selain itu VAR juga dapat digunakan untuk menduga harga lelang yang akan datang. Permodelan VAR digunakan dalam penelitian untuk melihat hubungan antara harga teh Jakarta Tea Auction dengan harga teh di auction luar negeri dan menduga harga yang akan terjadi di pelelangan yang akan datang. VAR merupakan sebuah model dinamis yang menunjukkan pendugaan suatu variabel pada periode tertentu, tergantung dari perubahan variabel tersebut 8 dan variabel-variabel lain yang terlibat dalam sistem pada periode-periode sebelumnya Enders, 1995. Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana volatilitas harga teh grade Dust di pasar dunia ? 2. Bagaimana hubungan harga teh grade Dust di pasar dunia dan pasar Indonesia berdasarkan model VAR yang dibuat ? 3. Bagaimana performa model VAR dalam menggambarkan pergerakan harga teh grade Dust Jakarta Tea Auction ? 4. Bagaimana implikasi model VAR terhadap perencanaan strategi pemasaran teh kedepannya ?

1.3. Tujuan Penelitian