ANALISIS TRANSMISI HARGA TEH HITAM GRADE DUST
INDONESIA Dengan Pendekatan Model
Vector Autoregression
SKRIPSI
M. FADHIL ADINUGROHO H34070070
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2011
RINGKASAN M. FADHIL ADINUGROHO. SKRIPSI. Analisis Transmisi Harga Teh Hitam
Grade  Dust  Indonesia  Dengan  Pendekatan  Model  Vector  Autoregression
. Skripsi.  Departemen  Agribisnis,  Fakultas  Ekonomi  dan  Manajemen,  Institut
Pertanian Bogor Di bawah bimbingan HARMINI.
Harga  menjadi  salah  satu  isu  penting  dalam  pelelangan  teh  di  Jakarta  Tea Auction
.  Harga  menjadi  penting  karena  selain  menjadi  salah  satu  indikator penerimaan  bagi  perusahaan,  juga  menjadi  salah  satu  indikator  penentuan
produksi.  Dalam  pendugaannya  harga  lelang  yang  akan  datang  diduga menggunakan  permodelan  peramalan  univariate,  Naive  Forecasting.  Adanya
liberalisasi  perdagangan,  maka  diduga  terdapat  hubungan  antara  harga  teh  di Jakarta dengan tempat lelang lain seperti Colombo dan Guwahati. Sehingga dalam
pendugaan  harga  yang  akan  datang  akan  lebih  akurat  jika  menggunakan  model peramalan multivariate.
Teh hitam yang dipasarkan di dunia Internasional memiliki 36 grade, enam grade yang diminati oleh pasar internasional antara lain, BOP Broken Orange  Pekoe,
PF  Pekoe  Fanning,  Fanning,  Dust,  BP  Broken  Pekoe,  dan  BT  Broken  Tea. Dust  digunakan  dalam  penelitian  karena  Dust  merupakan  salah  satu  grade  teh
yang sering digunakan dalam tea bag. Selain itu Dust merupakan jenis grade teh yang paling banyak dilelang di Jakarta Tea Auction kedua setelah Fanning.
Terkadang  produsen  masih  seringkali  kesulitan  dalam  menduga  grade  jenis  apa yang diminati pada lelang yang akan datang, dikarenakan ketimpangan informasi
yang  didapat  mengenai  pasar  sehingga  mempengaruhi  perencanaan  penerimaan perusahaan.  Vector  Autoregression  VAR  merupakan  permodelan  multivariate
yang  dapat  menjelaskan  hubungan  antar  variabel  yang  diduga  berhubungan  dan pendugaan  harga  yang  akan  datang.  Sehingga  diharapkan  melalui  model  VAR
dapat tergambar bagaimana kondisi pasar teh khususnya grade Dust. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah: 1
Menganalisis  volatilitas  harga  teh  grade  Dust  di  pasar  lelang  dunia.  2 Menganalisis  hubungan  harga  teh  grade  Dust  di  Jakarta  Tea  Auction  terhadap
auction
Colombo  dan  Guwahati.  3  Menganalisis  performa  model  VAR  dalam menduga  harga  teh  grade  Dust  Jakarta  Tea  Auction  yang  akan  datang.  4
Menyusun  rekomendasi  strategi  yang  dapat  dilakukan  PT.  KPB  Nusantara, sebagai  pelaksana  Jakarta  Tea  Auction,  dan  Dewan  Teh  Indonesia,  sebagai
pemegang  kebijakan  agribisnis  teh  nasional,  untuk  meningkatkan  penjualan  teh khususnya grade Dust.
Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  adalah  data  harga  rataan  teh  grade  Dust yang berasal dari tiga tempat lelang, untuk harga Dust  Jakarta Tea Auction data
bersumber  dari  laporan  riset  pasar  milik  PT.  KPB  Nusantara  dan  harga  Dust Colombo Tea Auction
, besumber dari situs John Keels Ltd. Guwahati Tea Auction data  bersumber  dari  Guwahati  Tea  Auction  Centre.  Selain  itu  peneliti  juga
melakukan  wawancara  dengan  beberapa  pelaku  usaha  teh  dan  staff  PT.  KPB Nusantara agar mendapat gambaran mengenai pelelangan di Jakarta Tea Auction.
iii
Hasil  uji  volatilitas  menunjukkan  pasa  Colombo  sebagai  pasar  teh  grade  Dust yang  paling  volatil.  Jakarta  keluar  sebagai  pasar  yang  paling  rendah  tingkat
volatilitasnya, ini menunjukkan variasi harga yang terjadi di Jakarta sangat kecil. Berdasarkan  keluaran  model  VAR,  didapatkan  tidak  terdapat  hubungan  timbal
balik  antara  Jakarta,  Colombo  dan  Guwahati.  Sehingga  perubahan  harga  yang terjadi  di  kedua  auction  luar  tersebut  tidak  tertransmisikan  terhadap  harga  yang
terjadi  di  Jakarta  Tea  Auction.  Berdasarkan  keluaran  fungsi  respon  impuls, Jakarta  Tea  Auction
merespon  shock  yang  terjadi  di  Guwahati  Tea  Auction  dan Colombo Tea Auction
pada periode kedua. Dikarenakan perbedaan waktu auction yang  dilaksaknakan  oleh  ketiga  tempat  lelang.  Namun  pengaruh  shock  yang
dirasakan  tidak  terlalu  besar,  dikarenakan  masih  terbukanya  peluang  bagi  pasar teh  grade  Dust.  Selain  diekspor  ke  Inggris,  Mesir,  dan  Pakistan,  Jakarta  juga
mengekspor  teh  grade  Dust  ke  beberapa  pasar  lain  seperti  Malaysia,  Belanda, Amerika  Serikat,  Jerman,  dan  Polandia.    Dalam  pendugaan  harga  yang  akan
datang,  berdasarkan  hasil  Variance  Decomposition,  Jakarta  Tea  Auction memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap penjelasan keragaman harga teh
grade
Dust  Jakarta  Tea  Auction  yang  akan  datang,  jika  dibandingkan  dengan Guwahati Tea Auction
dan Colombo Tea Auction. Jika  membandingkan  antara  Model  Naive  Forecasting  dengan  Model  VAR,
Model  Naive  Forecasting  sudah  cukup  baik  menggambarkan  harga  rata-rata  teh grade
Dust untuk masa mendatang.  Berdasarkan wawancara dengan Ibu Mujiati, peneliti di PT. KPB Nusantara, dalam penentuan harga teh lebih dipengaruhi oleh
beberapa  faktor  eksternal  yakni:  kualitas  teh  yang  dijual  saat  lelang,  keadaan alam,  kondisi  geopolitik,  kondisi  ekonomi  global,  dan  keadaan  negara  tujuan
buyer
. Berdasarkan  hasil  analisis  dari  permodelan  VAR  ada  beberapa  alternatif
strategi yang dapat dilakukan oleh PT. KPB Nusantara dan Dewan Teh Indonesia untuk  meningkatkan  penjualan  teh  grade  Dust  yang  dilelang  di  Jakarta  Tea
Auction antara  lain;  1  PT.  KPB  Nusantara  dapat  mencoba  untuk
memformulasikan  model  univariate  pendugaan  harga  yang  lebih  tepat,  seperti Moving  Average
,  Exponential  Smoothing  atau  ARIMA,  dikarenakan  adanya komponen  musiman  dalam  data.  2  Meningkatkan  kualitas  dari  teh  grade  Dust
yang dilelang di Jakarta Tea Auction 3 Diharapkan adanya pertukaran informasi yang  baik  dari  PT.  KPB  Nusantara  dan  Dewan  Teh  Indonesia  guna  merespon
perkembangan  pasar  teh  yang  sedang  terjadi  saat  ini.  Sehingga  kerancuan informasi tidak terjadi di kalangan produsen teh.
ANALISIS TRANSMISI HARGA TEH HITAM GRADE DUST
INDONESIA Dengan Pendekatan Model
Vector Autoregression
M. FADHIL ADINUGROHO H34070070