Teh di Dunia FADHIL ADINUGROHO H34070070

11 forward adalah tempat bertemunya para penjual dan pembeli suatu komoditi dengan menggunakan sistem lelang dengan penyerahan di kemudian hari. Beberapa pasar lelang yang aktif di Indonesia mayoritas dipegang oleh Kementrian Perdagangan Kemendag di bawah pengawasan Badan Pengawas Berjangka Komoditi Bappebti. Selain pasar lelang yang dijalankan oleh Kemendag, ada juga pasar lelang yang dipegang oleh PT. KPB Nusantara, yang mayoritas melelang hasil produksi komoditas pertanian yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara.

2.2. Teh di Dunia

Teh yang memiliki nama latin Camellia sinensis, merupakan sebuah tanaman yang sudah dibudidayakan cukup lama di Cina bagian tenggara. Teh sudah digunakan sebagai minuman sejak dua atau tiga ratus tahun yang lalu. Awalnya tanaman ini hanya tersebar di Cina, Indo-Cina dan Assam, namun mulai berkembang hingga daerah tropis dan sub tropis Eden, 1958. Saat ini teh menjadi minuman yang mendunia, hampir seluruh dunia mengetahui dan mengkonsumsi minuman teh, hal ini dapat dilihat melalui data statistik produksi teh dunia 3 dan data konsumsi teh dunia yang meningkat setiap tahunnya 4 .. Data produksi teh dunia dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Produksi Teh Beberapa Negara Dunia Tahun 2005-2008 dalam metrik ton Negara Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Cina 835.231 934.857 1.028.064 1.140.000 1.200.000 India 892.965 945.974 981.095 944.678 980.818 Kenya 324.608 323.497 310.578 369.606 345.817 Sri Lanka 308.089 317.196 310.822 304.613 318.697 Vietnam 119.050 133.350 142.500 149.270 166.375 Turki 165.000 135.000 142.000 175.000 155.000 Indonesia 164.817 156.273 146.847 137.248 137.499 Sumber : International Tea Committee 2009 diolah 3 International Tea Committee. 2009. Annual Buletin of Statistics.London. International Tea CommitteeTC. Hlm 35 4 Ibid. Hlm 72 12 Berdasarkan data International Tea Committee ITC 2009, China dan India memiliki tingkat produksi yang tinggi untuk pasar teh dunia. Sedagkan untuk ekspor, teh lebih di dominasi oleh negara-negara Afrika seperti Sri Lanka dan Kenya, hal ini dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 5. Volume Ekspor Teh Beberapa Negara Dunia Tahun 2005-2008 dalam metrik ton Negara Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Kenya 332.502 348.276 312.156 343.703 383.444 Srilanka 290.604 298.769 314.915 294.254 297.469 China 280.193 286.563 286.594 289.431 296.935 India 193.908 195.228 215.672 175.841 193.000 Vietnam 99.351 87.918 105.116 110.929 104.000 Indonesia 98.572 102.294 95.339 83.659 96.210 Argentina 66.374 66.289 70.723 74.880 77.228 Sumber: International Tea Committee 2009 diolah Mayoritas negara yang mengkonsumsi teh merupakan negara Eropa. Dikarenakan pada awalnya teh ditanam dan dibudidayakan untuk konsumsi negara-negara Eropa. Beberapa negara pengimpor teh terbesar di dunia dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Volume Impor Teh Beberapa Negara Dunia Tahun 2005-2008 dalam metrik ton Negara Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 USSR 166.200 172.974 166.226 174.400 175.000 Inggris 128.755 128.252 135.403 131.152 129.759 Pakistan 120.017 139.261 116.780 106.366 99.116 Amerika Serikat 99.484 100.060 107.572 109.396 116.749 Mesir 71.803 73.500 78.500 69.000 104.000 Irak 51.000 58.000 67.000 32.000 36.000 Polandia 32.114 31.057 27.144 28.077 30.595 Sumber: International Tea Committee 2009 diolah 13 Mayoritas teh dunia dipasarkan menggunakan sistem lelang. Awalnya pelelangan teh dunia diadakan oleh East India Company EIC di London pada abad ke-17, yang bertujuan sebagai pengumpul teh yang dijual oleh Cina ke benua Eropa. Oleh karena EIC merupakan organisasi dagang yang paling berpengaruh saat itu, pada tahun 1983 EIC memberlakukan aturan seluruh teh yang akan dijual ke Eropa harus melalui EIC, sehingga teh yang akan dijual ke Eropa harus disimpan di gudang milik EIC. Metode lelang yang diberlakukan saat itu dapat dibilang unik karena menggunakan sistem lilin by the candle, dimana setiap orang diberikan waktu untuk menawar berapapun jumlah teh yang ingin dibeli, hingga lilin yang dinyalakan meleleh sepanjang satu inci. Setelah sistem tersebut, pada 10 Januari 1837 dibentuk sebuah sistem lelang menggantikan sistem by the candle. Hal ini ditengarai pihak EIC yang merasa peserta lelang harus memiliki informasi yang sama mengenai barang yang akan dilelang agar terjadi keseimbangan informasi antar pembeli sehingga mekanisme lelang dapat berjalan lebih efektif. Hal ini dilakukan dengan memberikan beberapa sampel kepada peserta pelelangan beberapa hari sebelum lelang teh dimulai. Sistem lelang seperti ini masih digunakan umum di beberapa tempat lelang teh dunia hingga saat ini. London Tea Auction sempat ditutup akibat Perang Dunia Kedua dan karena terjadi penumpukan supply teh di London, lelang dipindahkan ke dua tempat yakni Calcutta, India pada tahun 1947 dan Colombo, Sri Lanka pada 1948, guna menghindari oversupply. Tidak aktifnya London Tea Auction hingga tahun 1951 dan dibukanya dua auction baru, mendorong beberapa negara produsen teh untuk membuka tempat lelang sendiri karena akan lebih menghemat biaya dan dapat dengan mengatur proses pelelangannya. Pada akhirnya, London Tea Auction sebagai tempat lelang teh pertama di dunia ditutup pada tahun 1998. Hingga saat ini terdapat sekitar sebelas tempat lelang teh di dunia yang masih aktif melakukan kegiatan pelelangan teh yakni Kolkata, Cochin, Coonoor, Guwahati, Siliguri, Coimbatore, Colombo, Mombasa, Chittagong, Limbe, dan Jakarta . Suprihatini et al. 2004 membagi pasar teh dunia berdasarkan jenis teh yang diminati, grade yang diminta, dan syarat mutu Suprihatini membagi pasar teh menjadi lima kelompok yakni; Kelompok pasar-1 meliputi pasar teh Polandia, 14 Hongaria, Amerika Serikat dan Kanada 2 Kelompok pasar-2 terdiri dari pasar negara-negara Eropa Barat Inggris, Jerman, Belanda, Australia, Jepang, negara-negara Eropa Timur secara umum, Turki, negara-negara Amerika Utara dan Amerika Selatan secara umum, dan India; 3 Kelompok pasar-3 meliputi pasar teh negara Pakistan, Afghanistan, Mesir, Malaysia, dan Singapura, 4 Kelompok pasar-4 meliputi pasar teh negara Iran dan negara-negara Timur Tengah secara umum, dan 5 Kelompok pasar-5 yang meliputi pasar teh negara- negara Irak, Syria, dan wilayah Rusia khususnya Federasi Rusia. Teh small grades seperti Fanning, Pekoe Fanning PF, dan Dust lebih diminati di kelompok pasar-1 Polandia, Hongaria, Amerika Serikat dan Kanada, 2 Eropa Barat Inggris, Jerman, Belanda, Australia, Jepang, negara-negara Eropa Timur, Turki, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan India, dan 3 Pakistan, Afghanistan, Mesir, Malaysia, dan Singapura. Berbeda dengan kelompok pasar-1 dan 2, kelompok pasar-3 meminta teh small grades dengan mutu lebih tinggi dari pasar-1 dan 2. Sedangkan untuk teh jenis broken grades, seperti Broken Orange Pekoe BOP, Broken Pekoe BP dan Broken Tea BT, lebih diminati di kelompok pasar-4 Iran dan negara-negara Timur Tengah dan 5 Irak, Syria, dan wilayah Rusia.

2.3. Teh di Indonesia