57
dan  Rabu  jam  8  pada  waktu  setempat  Dharmasena  2003,  dan  Guwahati melaksanakan  auction-nya  pada  hari  Selasa  dan  Rabu  jam  8  waktu  setempat
12
. Perbedaan  waktu  auction  membuat  Jakarta  lebih  lambat  dalam  merespon
informasi  yang  terjadi  di  auction  lainnya,  karena  Jakarta  belum  bisa memproyeksikan  harga  dari  auction  yang  sedang  berlangsung  di  Colombo  dan
Guwahati  pada  auction.  Sehingga  dampak  dari  shock  baru  akan  dirasakan  pada periode selanjutnya.
Selain  itu,  besarnya  shock  yang  direfleksikan  oleh  Jakarta  Tea  Auction sangat  kecil  hanya  sekitar  0.001  persen  harga  yang  akan  berubah  akibat  adanya
shock pada  dua  acution  lainnya.  Ini  menandakan  bahwa  hubungan  antara  harga
teh grade Dust Jakarta Tea Auction dengan auction Colombo dan Guwahati kecil sekali.
Jika  melihat  penelitian  Suprihatini  et  al.  2004,  ini  dikarenakan  masih terbuka luasnya peluang pasar untuk teh grade Dust, sehingga shock yang terjadi
pada  salah  satu  auction  akan  memiliki  dampak  yang  kecil  pada  auction  lainnya. Dalam  kasus  Jakarta  Tea  Auction,  tidak  seluruh  teh  grade  Dust  yang  dilelang
dijual  ke  tempat  yang  sama  seperti  Guwahati  dan  Colombo,  Indonesia  masih memiliki pasar lain untuk menjual teh  grade  Dust-nya seperti Malaysia,  Jerman,
Amerika  Serikat,  Belanda,  dan  Polandia.  Sehingga  shock  yang  terjadi  di  kedua auction
tersebut  hanya  akan  mempengaruhi  sebagian  kecil  harga  dari  total  teh grade
Dust yang diekspor.
6.2.5. Variance Decomposition
Pengujian  Variance  Decomposition  Dekomposisi  Ragam,  bertujuan untuk  menggambarkan  tingkat  kepentingan  setiap  variabel  model  VAR  Vector
Autoregression dalam menjelaskan ragam suatu variabel yang akan datang. Hasil
Uji Dekomposisi Ragam Jakarta Tea Auction dapat dilihat pada Tabel 19; Berdasarkan hasil Uji Dekomposisi Ragam, dalam jangka pendek sumber
terpenting  dalam  menggambarkan  ragam  variance  pada  Jakarta  Tea  Auction, adalah harga dari  Jakarta Tea Auction itu sendiri,  yakni sekitar 100  - 95 persen.
12
[GTAC] Guwahati Tea A uction Centre.  The Tea Auction Process of GTAC . 2008.
http:assamteaxchange.comauctionsprocess.asp [20 September 2011]
58
Colombo  memberikan  kontribusi  pada  ragam  variance  Jakarta  Tea  Auction yang  akan  datang  dengan  proporsi  antara  0.01
– 2 persen. Sedangkan Guwahati Tea  Auction
memiliki  kontribusi  yang  lebih  kecil  jika  dibandingkan  dengan Colombo Tea Auction
yakni 0 – 0,1 persen. Pengaruh Jakarta Tea Auction, hingga
periode  ke  10  masih  lebih  dominan  jika  dibandingkan  dengan  pengaruh  dari Guwahati Tea Auction
dan Colombo Tea Auction.
Tabel 20.
Dekomposisi Ragam Jakarta Tea Auction
Periode Log JTA
Log CTA Log GTA
1 100.0000
0.000000 0.000000
2 99.91768
0.077304 0.005018
3 99.74310
0.241909 0.014990
4 99.49391
0.477738 0.028349
5 99.18775
0.768487 0.043764
6 98.84129
1.098551 0.060157
7 98.46961
1.453704 0.076691
8 98.08571
1.821535 0.092753
9 97.70043
2.191647 0.107922
10 97.32238
2.555687 0.121933
Hasil  uji  Dekomposisi  Ragam,  menandakan  kalau  harga  Jakarta  Tea Auction
yang  akan  datang  lebih  dipengaruhi  oleh  harga  Jakarta  Tea  Auction sebelumnya. Dikarenakan tidak seluruh ekspor dari Jakarta Tea Auction di jual ke
pasar  yang  sama  dengan  Guwahati  dan  Colombo,  sehingga  terjadinya  harga  di Jakarta  Tea  Auction
lebih  didominasi  oleh  harga  di  Jakarta  Tea  Auction  itu sendiri.
6.2.6. Peramalan
Dalam  analisis  peramalan  akan  dibandingkan  estimasi  model  peramalan VAR  Vector  Autoregression  dan  model  Naive  Forecasting  yang  dipakai  oleh
PT. KPB Nusantara dalam menduga pergerakan harga  Jakarta Tea Auction yang akan datang. Indikator yang digunakan adalah nilai MSE Mean Squared Error,
59
semakin kecil nilai MSE Mean Squared Error maka semakin dekat model dalam menggambarkan data aktual.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  pada  Lampiran  3,  didapatkan  hasil  bahwa nilai MSE Mean Squared Error pada model Naive Forecasting lebih kecil jika
dibandingkan dengan nilai MSE Mean Squared Error pada model VAR Vector Autoregression
. Hasil MSE menunjukkan bahwa model Naive Forecasting lebih baik dalam menggambarkan pergerakan harga teh grade Dust pada lelang Jakarta
Tea  Auction yang  akan  datang,  jika  dibandingkan  dengan  model  VAR  Vector
Autoregression .
6.3. Pembahasan Model VAR  Jakarta Tea Auction