26
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Terdapat beberapa masalah  yang menjadi isu dalam industri teh nasional, mulai dari hilir, on farm, hingga hulu, seperti biaya produksi yang cenderung naik,
dibutuhkannya  klon  unggul  untuk  meningkatkan  produktivitas  petani  teh, perlunya  alat  pengolahan  yang  modern,  hingga  perlunya  sistem  pemasaran  yang
baik. Mengatasi hal ini, Dewan Teh  Indonesia menyusun Gerakan Penyelamatan Agribisnis  Teh  Nasional  yang  mencakup  perbaikan  perkebunan  teh  rakyat,
perbaikan gabungan kelompok tani, penguatan lembaga riset teh, penyempurnaan Standar Nasional Indonesia SNI hasil teh yang mengakomodasi standar-standar
dunia,  penambahan  pabrik  pengolahan  dan  peremajaan  pabrik  yang  sudah  ada, dan  yang  terakhir  penguatan  lembaga  pemasaran  teh,  khususnya  Jakarta  Tea
Auction, yang  dipegang  oleh  PT.  Kharisma  Pemasaran  Bersama  Nusantara  PT.
KPB Nusantara. Salah  satu  permasalahan  yang  menjadi  isu  penting  dalam  lembaga
pemasaran  adalah  harga  pasar  lelang  teh  nasional  Jakarta  Tea  Auction,  karena mayoritas  produksi  teh  nasional  dijual  melalui  mekanisme  lelang  di  Jakarta  Tea
Auction . Harga yang terjadi di Jakarta Tea Auction menjadi acuan bagi produsen
teh dalam merencanakan komposisi produksi teh mereka pada auction yang akan datang.  Tidak  hanya  berpengaruh  pada  pihak  pekebunan  negara,  harga  yang
terjadi  pada  Jakarta  Tea  Auction  juga  akan  mempengaruhi  harga  jual  yang  teh yang terjadi di dalam negeri. Sehingga harga pelelangan yang terjadi pada Jakarta
Tea  Auction menjadi  faktor  penting  bagi  produsen  teh  nasional  dalam
merencanakan produksinya. Hingga  saat  ini  harga  teh  yang  dilelang  di  Jakarta  Tea  Auction  masih
diduga  dengan  menggunakan  model  Naive  Forecasting,  yang  terkadang menyebabkan beberapa produsen teh masih kesulitan dalam menduga grade yang
sedang diminati pada pasar lelang yang akan datang. Selain itu, harga lelang yang cenderung  fluktuatif  juga  membuat  beberapa  produsen  penghasil  teh  masih
kesulitan  dalam  menduga  pergerakan  harga  teh  yang  akan  datang,  dikarenakan belum  tentu  jumlah  yang  terjual  pada  auction  yang  akan  datang,  sama  dengan
jumlah  yang  terjual  saat  ini.  Ketidakseimbangan  informasi  ini  menjadi  sebuah
27
masalah  bagi  produsen  yang  menjual  pasarnya  di  pasar  lelang  untuk  membuat rencana produksinya, mengingat teh memiliki banyak grade.
Ini mengindikasikan pentingnya sebuah riset pasar market research guna mendapatkan  gambaran  mengenai  industri  teh  dalam  tingkat  grade,  informasi
yang  didapat  akan  mempermudah  perencanaan  produksi  dan  pemasaran  dari produsen  teh.  Apabila  produsen  dapat  melihat  bagaimana  fluktuasi  harga  pasar,
pengaruh dari kompetitor terhadap produk yang dijual, dan pendugaan harga yang akan  datang,  hal  ini  akan  mempermudah  produsen  teh  dalam  menyusun  strategi
pemasaran dan produksinya yang akan datang. Beberapa  tahun  terakhir  ini,  harga  teh  Indonesia  khususnya  grade  BOP
Broken  Orange  Pekoe,  BOPF  Broken  Orange  Pekoe  Fanning,  PF  Pekoe Fanning
, BP Broken Pekoe, dan Dust  menunjukkan perkembangan harga yang baik.  Hal  ini  dapat  menjadi  peluang  bagi  produsen  teh  dalam  mengembangkan
perencanaan  produksinya,  karena  jika  produsen  dapat  mengetahui  informasi mengenai grade apa  yang sedang diminati saat  auction pelelangan selanjutnya,
maka pihak perkebunan  dapat dengan mudah  mengubah komposisi produksinya agar dapat memperoleh keuntungan.
Harga  teh  Indonesia  yang  fluktuatif  selain  disebabkan  oleh  mekanisme supply
dan demand, diduga dipengaruhi oleh harga teh lelang luar negeri seperti Colombo  Tea  Auction
, dan  Mombasa  Tea  Auction,  dikarenakan  saat  ini  terjadi
liberalisasi  perdagangan.  Sehingga  timbul  dugaan  bahwa  harga  Jakarta  Tea Auction
tidak  dapat  berdiri  sendiri,  jadi  akan  lebih  baik  jika  permodelan pendugaan harga dibahas dengan menggunakan permodelan multivariate.
Data  harga  teh  yang  dibahas  dalam  penelitian  ini  adalah  data  harga  teh grade
Dust orthodoks, karena grade ini dilelang di tiga tempat yakni Jakarta Tea Auction
, Colombo Tea Auction dan Guwahati Tea Auction. Selain itu, grade Dust juga merupakan salah satu grade yang diminati di pasar lelang, karena digunakan
sebagai  bahan  baku  untuk  tea  bag.  Dalam  penelitian  ini  dilihat  mengenai volatilitas  harga  teh  pada  ketiga  auction  tersebut,  guna  mendapatkan  gabaran
mengenai  keadaan  pasar  teh  grade  Dust.  Selain  melihat  volatilitas,  dalam penelitian  ini  melihat  apakah  terdapat  hubungan  antara  Jakarta  Tea  Auction
dengan  dua  auction  lainnya,  dan  juga  melihat  bagaimana  respon  dari  harga  di
28
Jakarta  Tea  Auction, jika  harga  di  salah  satu  tempat  lelang  mengalami  shock,
sehingga  dapat  diperoleh  sebuah  kesimpulan  apakah  Jakarta  Tea  Auction  sudah dapat  merespon  informasi  yang  ada  di  pasar  teh  luar  negeri  dengan  baik  atau
tidak. Model VAR Vector Autoregression merupakan sebuah model yang dapat
menggambarkan hubungan antara beberapa variabel time series. Sehingga dengan menggunakan  VAR  diharapkan  dapat  ditemukan  model  dinamis  yang  dapat
menduga  dan  menggambarkan  hubungan  antara  harga  Jakarta  Tea  Auction dengan harga di kedua tempat lelang teh lainnya dan bagaimana dampaknya jika
salah  satu  variabel  mengalami  goncangan  shock  melalui  fungsi  respon  impuls. Dalam model VAR seluruh variabel dianggap saling berhubungan satu sama lain,
sehingga lebih mudah untuk membuat pendugaan yang tidak terkait dengan teori. Membuat  metode  VAR  menjadi  sebuah  metode    yang  diminati  untuk
menggambarkan suatu fenomena bisnis tertentu. Selain itu metode VAR juga dapat digunakan untuk menduga pergerakan
harga  teh  grade  Dust  di  masa  mendatang.  Sehingga  diharapkan  dapat  berguna bagi  pembuat  kebijakan,  bagi  Dewan  Teh  Indonesia  dan  PT.  KPB  Nusantara
untuk  membuat  strategi  pengembangan  komoditi  teh  khususnya  grade  Dust  ke depannya  dan  bagi  produsen  teh  untuk  merencanakan  bagaimana  produksinya
selanjutnya.  Dari  pemaparan  di  atas  maka  dapat  digambarkan  kerangka operasional dari penelitian ini lihat Gambar 3.
29
Keterangan :   - - - - : diluar cakupan penelitian ini
: yang dibahas dalam penelitian ini
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional.
Rencana Dewan Teh Indonesia
Harga Teh Grade Dust Jakarta Tea Auction
Diduga dipengaruhi;
1. Colombo Tea Auction
2. Guwahati Tea Auction
Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional
Membahas mengenai Komoditas Teh Nasional
Perumusan strategi dalam menghadapi volatilitas harga
di Jakarta Tea Auction
Umpan Balik
VAR  Vector Autoregression
Pemasara
n Hulu
Hilir
IV  METODE PENELITIAN
1.1.   Lokasi dan Waktu Penelitian