Pengertian dan Kriteria UKM.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Kriteria UKM.

Usaha kecil, dalam arti umum di Indonesia, terdiri atas usaha kecil menengah UKM maupun industri kecil IK telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian nasional, yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraanpendapatan masyarakat, serta memegang peranan penting dalam meningkatkan perolehan devisa dan memperkokoh struktur ekonomi nasional secara keseluruhan. UKM memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung pada negara dan lembaga yang memberi definisi tersebut. Definisi UKM ternyata tidak hanya rancu di Indonesia. Pada tingkat internasional pun ada banyak definisi yang digunakan untuk UKM. Demikian juga banyak negara yang tidak memiliki definisi yang sama. Di Indonesia, terdapat berbagai macam definisi yang berbeda mengenai UKM berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi Hubeis, 2009. 1. Badan Pusat Statistik BPS: UKM adalah perusahaan atau industri dengan pekerja antara 5-19 orang. 2. Bank Indonesia BI: UKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik berupa: a modalnya kurang dari Rp 20 juta; b untuk satu putaran dari usahanya membutuhkan dana Rp 5 juta; c memiliki aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan; dan d omzet tahunan Rp 1 miliar 3. Departemen sekarang Kantor Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah UU No.9 Tahun 1995: UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp 50 juta – Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan omzet tahunan Rp 1 miliar; dalam UU UMKM2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 juta – Rp 500 juta dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar. 4. Keppres No.161994: UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 400 juta. 5. Departemen Perindustrian dan Perdagangan: a. perusahaan memiliki aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan Departemen Perindustrian sebelum digabung b. perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta Departemen Perdagangan sebelum digabung 6. Departemen Keuangan : UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan. 7. Departemen Kesehatan : perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan SP, Merek Dalam Negeri MD, dan Merek Luar Negeri ML Pengertian UKM di negara lain yang sesuai menurut karakteristik masing-masing negara Hubeis, 2009 yaitu : 1. World Bank : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja + 30 orang, pendapatan per tahun US 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US 3 juta. 2. Di Amerika : UKM adalah industri yang tidak dominan di sektornya dan mempunyai pekerja kurang dari 500 orang. 3. Di Eropa : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang dan pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang. dikategorikan usaha rumah tangga. 4. Di Jepang : UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufakturing dan retailservice dengan jumlah tenaga kerja 54-300 orang dan modal ¥ 50 juta-300 juta. 5. Di beberapa negara Asia Tenggara : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-15 orang Thailand, atau 5-50 orang Malaysia, atau 10- 99 orang Singapore, dengan modal US 6 juta. UKM sebagai cikal bakal kewirausahaan yang berproses, perlu mendapat perhatian yang lebih seksama, baik dari pemerintah, instansi terkait dan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai aspek manajemen perusahaan, yaitu pemasaran, keuangan, produksi, administrasi, dan SDM, karena sektor ini bergerak dalam berbagai jenis kegiatan ekonomi yang menawarkan barang dan jasa dalam segmen pasar dengan pembeli terbatastertentu. Peran dan perkembangan usaha kecil UKM, termasuk usaha kecil menengah memiliki nilai strategik dalam memperkokoh perekonomian nasional ekonomi rakyat, oleh karena itu dalam hal ini pemerintah harus memberikan perhatian yang khusus kebijakan dan peraturan bagi pemberdayaannya, yaitu dipandang sebagai suatu kelompok unit usaha yang seharusnya terintegrasi dalam dunia usaha secara nasional yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup bagi para UKM. UKM memiliki sejumlah permasalahan, seperti ketimpangan struktural dalam alokasi dan penguasaan sumber daya, ketidaktegasan keberpihakan pemerintah pada upaya pengembangan ekonomi rakyat dalam kebijakan dan pengembangan strategi industrialisasi, struktur pasar yang bersifat oligopolis, kinerja yang relative terbatas pada hal yang klasikal sumber daya manusia atau SDM, permodalan dan akses terhadap kelembagaan keuangan, teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi, terjadinya distorsi dan inkonsistensi kebijakan yang menyangkut upaya pengembangan UKM . Hubeis 2009 menyatakan bahwa sebagai suatu usaha yang bersifat kerakyatan, UKM mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, yaitu : Kelebihan 1. Dasar pengembangan kewirausahaan 2. Organisasi internal sederhana. 3. Mampu meningkatkan ekonomi kerakyatanpadat karya lapangan usaha dan lapangan kerja berorientasi ekspor dan subtitusi impor perkokoh struktur industri dan perolehan devisa. 4. Aman bagi perbankan dalam memberi kredit. 5. Bergerak dibidang usaha yang cepat menghasilkan. 6. Mampu memperpendek rantai distribusi. 7. Fleksibilitas dan adaptabilitas dalam pengembangan usaha. Kekurangan 1. SDM lemah dalam kewirausahaan dan manajerial. 2. Keterbatasan modal. 3. Ketidakmampuan aspek pasar. 4. Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, prasarana dan sarana. 5. Ketidakmampuan menguasai informasi. 6. Tidak didukung oleh kebijakan dan regulasi memadai, serta perlakuan pelaku usaha besar usaha besar. 7. Tidak teroganisasi dalam jaringan dan kerja sama. 8. Sering tidak memenuhi standar. 9. Belum memenuhi kelengkapan aspek legalitas. Hubeis 2009 menyatakan bahwa selain faktor kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh UKM, dapat ditemui empat 4 faktor umum yang dapat mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan sektor usaha UKM, yaitu : Empat 4 faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil : 1. Manajerial yang tidak kompeten. 2. Kurang memberi perhatian. 3. Sistem kontrol yang lemah. 4. Kurangnya modal. Empat 4 faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil : 1. Kerja keras, motivasi dan dedikasi. 2. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan. 3. Kompetensi manajerial. 4. Keberuntungan. Secara global, kompetisi bisnis akan diwarnai dengan perubahan kompleks dari berbagai kombinasi faktor politik, ekonomi, teknologi, sosial dan budaya, disamping pengaruh dari perilaku bisnis yang bersangkutan. Dalam hal ini, pelaku bisnis termasuk UKM akan tersudut dalam memposisikan dirinya secara baik dan benar dibandingkan pesaingnya untuk memperebutkan konsumen, bila tidak disadari secara cepat atau lambat memalui berbagai upaya, maka dari itu, konteks pengembangan usaha prospektif diwujudkan melalui kegiatan identifikasi masalah atau klasifikasi pengenalan usahanya masing-masing Hubeis, 2009.

B. Konsep Pemasaran.