penyalurkan kredit kepada nasabah selain peraturan dan ketentuan yang menjadi pedoman, diperlukan juga suatu budaya untuk menopang sistem,
yaitu perilaku pelaksanaan kredit pada Bank XYZ yang disebut dengan Budaya Kredit.
Budaya Kredit merupakan suatu sistem nilai yang mendasari perlikau seluruh jajaran pegawai dan pejabat yang terlibat dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan dibidang perkreditan. Disamping itu budaya kredit yang merupakan sistem nilai, juga mendasari pembentukan organisasi
perkreditan, mekanisme pengambilan keputusan, mekanisme kontrol dan perilakukegiatan rutin dalam organisasi. Sistem ini diharapkan tumbuh
berkembang dan berlaku di Bank XYZ sebagai bagian dari paradigma dalam mengelola perkreditan di bank XYZ secara prudent hati-hati. Tujuan akhir
pengembangan budaya kredit adalah mewujudkan suatu mutu portofolio perkreditan yang sehat.
K. Prinsip-prinsip Utama Pengelolaan Kredit.
Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit, 2005, Bank XYZ, dalam penyaluran kredit kepada para nasabah, Bank XYZ memiliki prinsip-
prinsip utama didalam pengelolaannya. Prinsip ini merupakan acuan bagi setiap pegawai, baik sebagai pelaksana maupun pemutus kredit didalam tugas
menyalurkan kredit kepada para nasabah. Prinsip tersebut adalah :
1. Four-eyes-principle
Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit, 2005, Bank XYZ, prinsip utama yang mendasari pengambilan keputusan kredit, setiap
pengambilan keputusan atas suatu fasilitas kredit merupakan persetujuan dan tanggung jawab bersama antara Bisnis Unit pemegang keputusan
dengan Risk Management Unit. Prinsip ini bertujuan untuk menghilangkan conflict of interest antara fungsi marketing yang dipegang
oleh Bisnis Unit yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan fungsi manajemen risiko yang dipegang oleh Risk
management Unit yang bertujuan memperkecil risiko yang akan timbul.
2. Prinsip 6C
Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit, 2005, Bank XYZ, dalam pengambilan keputusan untuk pemberian kredit, harus didasarkan
atas evaluasi tertulis, yang disertai data dan informasi yang cukup wajar dari calon debitur, serta informasi yang menggambarkan penilaian
kondisi dan potensi dari calon debitur serta hak-hak lainnya yang terkait dengan calon debitur. Selain data tersebut diatas, maka bank juga harus
memperhatikan Prinsip 6C dalam mempertimbangkan pemberian kredit yaitu :
a. Character karakter Karakter adalah keadaan wataksifat dari calon debitur, baik
dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan usaha. Pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, jadi yang mendasari suatu
kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank, bahwa calon debitur mempunyai watak, moral, sifat, dan mempunyai rasa
tanggung jawab untuk membayar angsuran kreditnya dan juga untuk pelunasan. Manfaat dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk
mengetahui sampai sejauh mana niat calon debitur untuk memenuhi kewajibannya willingness to pay sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan. Karakter ini merupakan faktor yang sangat menentukan dan paling dominan, sebab walaupun nasabah tersebut cukup mampu
untuk membayar hutangnya, tetapi kalau tidak mempunyai niat baik tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank dikemudian hari.
Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon debitur, dapat ditempuh melalui upaya seperti: meneliti riwayat hidup,
meneliti reputasi usahanya, bank to bank information dan informasi debitur dari Bank Indonesia.
b. Capital modal Capital
adalah jumlah modaldana sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini sangat membantu bagi bank sebagai alat
penilaian kesungguhan dan tanggungjawab calon debitur dalam menjalankan usahanya. Semakin besar modal sendiri akan semakin
tinggi kesungguhan calaon debitur untuk memenuhi kewajibannya dan menjalankan usahanya serta bank akan merasa lebih yakin untuk
memberikan kredit. Penilaian atas besarnya modal sendiri adalah penting, karena kredit yang diberikan oleh bank hanya sebagai
tambahan pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan.
c. Capacity kapasitas Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki calon debitur dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Manfaat dari penilaian adalah untuk mengetahui, mengukur sampai
sejauhmana calon debitur mampu untuk mengembalikan atau melunasi pinjamannya ability to pay secara tepat waktu. Pengukuran
kapasitas tersebut dapat dilakukan sesuai perkembangan dari waktu ke waktu melalui berbagai pendekatan berikut :
1 Pendekatan financial, yaitu menilai posisi neraca dan laporan labarugi untuk beberapa periode dalam mengukur aktivitas,
likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. 2 Pendekatan profesionalisme, yaitu menilai latar belakang
pendidikan dan pengalaman calon debitur dalam mengelola usahanya.
3 Pendekatan yuridis, yaitu secara hukum apakah calon debitur mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang
diwakilinya dalam melakukan tindakan hukum dengan bank. 4 Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauhmana kemampuan dan
keterampilan calon
debitur melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin usahanya.
5 Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauhmana kemampuan calon debitur dalam mengelola faktor-faktor produksi, seperti
tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatanmesin. d. Collateral agunan
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah
sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Agunan tersebut
harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauhmana risiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Evaluasi terhadap agunan
meliputi: jenis agunan, lokasi, ukuran, bukti kepemilikan, status hukum dan nilainya. Pada hakekatnya bentuk agunan tidak hanya
yang berbentuk kebendaan, tetapi juga agunan yang tidak berwujud, seperti personal guarantie dan corporate guarantie.
e. Condition of Economy kondisi perekonomian Kondisi perekonomian, yaitu situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya mempengaruhi kelancaran
usaha nasabah. Untuk mendapat gambaran mengenai hal ini perlu diadakan penelitian terhadap situasi politik dan ekonomi dalam dan
luar negeri yang dapat mempengaruhi kondisi laju perekonomian, dampak dari peraturan-peraturan pemerintah.
f. Constraints Constraints
adalah suatu kondisikeadaan yang menyebabkan nasabah tidak dapat lagi melanjutkanmelaksanakan usahanya lagi.
3. Delapan 8 Aspek Analisa Kredit