Gambaran Umum Kredit Kredit Mikro.

berbeda nyata P 0,05 dan jika H t Ri Ri   pada α= 0,01, maka Ho ditolak, berarti pasangan ranking perlakuan tersebut berbeda sangat nyata P0,01. Sugiyono 2010 menyatakan bahwa uji Friedman merupakan perkembangan uji Wilcoxon, dimana uji Wilcoxon digunakan untuk uji dua 2 contoh berpasangan. Dalam hal ini berasal dari ulangan pengukuran yang berasal dari satu contoh atau dari pengukuran yang sama dari beberapa contoh berpasangan. Sedangkan uji Friedman umum digunakan untuk uji n contoh berhubungan berpasangan. Uji ini pada prinsipnya ingin menguji apakah n contoh lebih dari dua contoh yang berpasangan satu dengan yang lain berasal dari populasi yang sama. Persyaratan data dalam uji ini adalah 1 data bertipe nominal atau ordinal, 2 data bertipe interval atau rasio, namun tidak berdistribusi normal, dan 3 data berjumlah sedikit di bawah 30. Tabel 7. Uji Friedman.

J. Gambaran Umum Kredit

Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit, 2005, Bank XYZ, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atas kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam No. Atribut Bank XYZ Bank ABC Bank PQR Proses Kredit Mikro 1 Pelayanan pada nasabah 2 Waktu proses 3 Kemudahan proses 4 Biaya 5 Jangka waktu 6 Agunan 7 Suku bunga penyalurkan kredit kepada nasabah selain peraturan dan ketentuan yang menjadi pedoman, diperlukan juga suatu budaya untuk menopang sistem, yaitu perilaku pelaksanaan kredit pada Bank XYZ yang disebut dengan Budaya Kredit. Budaya Kredit merupakan suatu sistem nilai yang mendasari perlikau seluruh jajaran pegawai dan pejabat yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan dibidang perkreditan. Disamping itu budaya kredit yang merupakan sistem nilai, juga mendasari pembentukan organisasi perkreditan, mekanisme pengambilan keputusan, mekanisme kontrol dan perilakukegiatan rutin dalam organisasi. Sistem ini diharapkan tumbuh berkembang dan berlaku di Bank XYZ sebagai bagian dari paradigma dalam mengelola perkreditan di bank XYZ secara prudent hati-hati. Tujuan akhir pengembangan budaya kredit adalah mewujudkan suatu mutu portofolio perkreditan yang sehat.

K. Prinsip-prinsip Utama Pengelolaan Kredit.

Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit, 2005, Bank XYZ, dalam penyaluran kredit kepada para nasabah, Bank XYZ memiliki prinsip- prinsip utama didalam pengelolaannya. Prinsip ini merupakan acuan bagi setiap pegawai, baik sebagai pelaksana maupun pemutus kredit didalam tugas menyalurkan kredit kepada para nasabah. Prinsip tersebut adalah :

1. Four-eyes-principle

Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit, 2005, Bank XYZ, prinsip utama yang mendasari pengambilan keputusan kredit, setiap pengambilan keputusan atas suatu fasilitas kredit merupakan persetujuan dan tanggung jawab bersama antara Bisnis Unit pemegang keputusan dengan Risk Management Unit. Prinsip ini bertujuan untuk menghilangkan conflict of interest antara fungsi marketing yang dipegang oleh Bisnis Unit yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan fungsi manajemen risiko yang dipegang oleh Risk management Unit yang bertujuan memperkecil risiko yang akan timbul.

2. Prinsip 6C

Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit, 2005, Bank XYZ, dalam pengambilan keputusan untuk pemberian kredit, harus didasarkan atas evaluasi tertulis, yang disertai data dan informasi yang cukup wajar dari calon debitur, serta informasi yang menggambarkan penilaian kondisi dan potensi dari calon debitur serta hak-hak lainnya yang terkait dengan calon debitur. Selain data tersebut diatas, maka bank juga harus memperhatikan Prinsip 6C dalam mempertimbangkan pemberian kredit yaitu : a. Character karakter Karakter adalah keadaan wataksifat dari calon debitur, baik dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan usaha. Pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, jadi yang mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank, bahwa calon debitur mempunyai watak, moral, sifat, dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk membayar angsuran kreditnya dan juga untuk pelunasan. Manfaat dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana niat calon debitur untuk memenuhi kewajibannya willingness to pay sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Karakter ini merupakan faktor yang sangat menentukan dan paling dominan, sebab walaupun nasabah tersebut cukup mampu untuk membayar hutangnya, tetapi kalau tidak mempunyai niat baik tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank dikemudian hari. Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon debitur, dapat ditempuh melalui upaya seperti: meneliti riwayat hidup, meneliti reputasi usahanya, bank to bank information dan informasi debitur dari Bank Indonesia. b. Capital modal Capital adalah jumlah modaldana sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini sangat membantu bagi bank sebagai alat penilaian kesungguhan dan tanggungjawab calon debitur dalam menjalankan usahanya. Semakin besar modal sendiri akan semakin tinggi kesungguhan calaon debitur untuk memenuhi kewajibannya dan menjalankan usahanya serta bank akan merasa lebih yakin untuk memberikan kredit. Penilaian atas besarnya modal sendiri adalah penting, karena kredit yang diberikan oleh bank hanya sebagai tambahan pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan. c. Capacity kapasitas Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki calon debitur dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Manfaat dari penilaian adalah untuk mengetahui, mengukur sampai sejauhmana calon debitur mampu untuk mengembalikan atau melunasi pinjamannya ability to pay secara tepat waktu. Pengukuran kapasitas tersebut dapat dilakukan sesuai perkembangan dari waktu ke waktu melalui berbagai pendekatan berikut : 1 Pendekatan financial, yaitu menilai posisi neraca dan laporan labarugi untuk beberapa periode dalam mengukur aktivitas, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. 2 Pendekatan profesionalisme, yaitu menilai latar belakang pendidikan dan pengalaman calon debitur dalam mengelola usahanya. 3 Pendekatan yuridis, yaitu secara hukum apakah calon debitur mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya dalam melakukan tindakan hukum dengan bank. 4 Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauhmana kemampuan dan keterampilan calon debitur melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin usahanya. 5 Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauhmana kemampuan calon debitur dalam mengelola faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatanmesin. d. Collateral agunan Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Agunan tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauhmana risiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Evaluasi terhadap agunan meliputi: jenis agunan, lokasi, ukuran, bukti kepemilikan, status hukum dan nilainya. Pada hakekatnya bentuk agunan tidak hanya yang berbentuk kebendaan, tetapi juga agunan yang tidak berwujud, seperti personal guarantie dan corporate guarantie. e. Condition of Economy kondisi perekonomian Kondisi perekonomian, yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya mempengaruhi kelancaran usaha nasabah. Untuk mendapat gambaran mengenai hal ini perlu diadakan penelitian terhadap situasi politik dan ekonomi dalam dan luar negeri yang dapat mempengaruhi kondisi laju perekonomian, dampak dari peraturan-peraturan pemerintah. f. Constraints Constraints adalah suatu kondisikeadaan yang menyebabkan nasabah tidak dapat lagi melanjutkanmelaksanakan usahanya lagi.

3. Delapan 8 Aspek Analisa Kredit

Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit 2005 Bank XYZ, terdapat delapan 8 aspek dalam melakukan analisa kredit, yaitu :

a. Aspek Analisa Yuridis

Dalam aspek hukum terdapat beberapa batasan untuk memudahkan pelaksanaan analisanya, yaitu : 1 Legalitas pendirian badan usaha Badan usaha yang berbadan hukum 1 Akta pendirian berikut perubahannya dibuat dengan Akta Notaris. 2 Akta pendirian berikut perubahannya sudah mendapatkan persetujuan dari Instansi yang berwenang. 3 Akta pendirian berikut perubahannya beserta pengesahannya yang telah didaftarkan dalam daftar perusahaan. 4 Akta pendirian berikut perubahannya tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara dan Tambahan Berita Negara RI. Badan usaha yang tidak berbadan hukum a Akta pendirian berikut perubahannya dibuat dengan Akta Notaris. b Akta pendirian berikut perubahannya didaftarkan dalam daftar perusahaan. 5 Akta pendirian berikut perubahannya didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri. 2 Legalitas kontrak kerja sebagai dasar permohonan kredit. Hal-hal yang perlu diteliti adalah keabsahan kontrak kerja, dicek dengan melakukan pengecekan kepada pemilik proyek, nilai kontrak, sumber dana dan batas waktu proyek, serta pola pembayarannya.

b. Aspek Analisa Pemasaran.

Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam aspek ini adalah : 1 Barangjasa yang dipasarkan 2 Penentuan besarnya produk yang akan dipasarkan 3 Melakukan penilaian mengenai strategi pemasaran yang dijalankan. 4 Melakukan penilaian mengenai manajemen pemasaran 5 Melakukan pemantauan tentang target segmentasi pasar yang dituju. c. Aspek Analisa Manajemen Penilaian aspek ini untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi analisa adalah profesionalisme,karakter pada pengurus perusahaan, mutu organisasi, prosedur kerja dan fungsi manajemen.

d. Aspek Analisa Teknik

Penilaian aspek ini meliputi: lokasi usaha, SDM, realisasi dan rencana produksi, kapasitas, proses, layout, sarana dan prasarana produksi.

e. Aspek Analisa Keuangan

Dari analisa keuangan dapat diukur kemampuan dan kecakapan dari manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan, sumber data untuk analisa keuangan adalah neraca dan laporan labarugi periode tiga 3 bulan terakhir dan laporan cash flow.

f. Aspek Analisa Agunan

Analisa pada aspek agunan dilakukan untuk menilai jaminan yang akantelah diberikan nasabah sehubungan dengan permohonan kredit yang diajukan. Dalam penilaian agunan terdiri dari : 1 Agunan Utama, terdiri dari stok bahan baku, barang setengah jadi dan Piutang dagang. 2 Agunan Tambahan, barang-barang agunan yang diserahkan, yang tidak termasuk dalam pembiayaan kredit bank, pada umumnya berupa barangharta tidak bergerak, kendaraan bermotor atau bank garansi. g. Aspek Analisa Sosial Ekonomi dan Lingkungan Amdal Penekanan analisa aspek ini untuk melihat pengaruh usaha nasabah terhadap masyarakat yang berada disekitar lokasi, penyerapan tenaga kerja dan tidak bertentangan dengan adat istiadat masyarakat setempat. Khusus analisa mengenai dampak lingkungan harus juga diperhatikan peraturan pemerintah yang berlaku, maka dipastikan bahwa usaha tersebut sudah mempunyai izin Amdal dari Instansi berwenang. h. Aspek Analisa Lainnya Selain aspek 6C, maka dalam pemberian kredit selalu dihadapkan dengan risiko yang perlu dianalisa dan dibuatkan suatu perencanaan action plan untuk memperkecil kerugian yang timbul apabila risiko tersebut terjadi. Risiko yang perlu diperhatikan adalah risiko sifat usaha, geografis, politik, ketidakpastian dan inflasi.

L. Kredit Mikro.

Bank XYZ merupakan bank yang menduduki papan atas dari sekian banyak bank yang beroperasi di Indonesia dan mempunyai kantor cabang yang tersebar diseluruh Indonesia dengan nasabah mulai dari segmen mikro sampai dengan korporat. Dengan bermodalkan nasabah, aset yang besar dan jaringan kantor cabang yang tersebar diseluruh negara ini, serta dalam rangka mewujudkan visi bank XYZ menjadi Dominant Multi Specialist Bank di Indonesia, maka sejak tahun 2005 bank XYZ melakukan ekspansi bisnis ke segmen mikro dan diharapkan dari bisnis ini menghasilkan Net Interest Margin yang cukup tinggi. Segmen mikro terdiri dari nasabah dari berbagai macam golongan, suku, adat istiadat, budaya, sifat dan karakter berbeda, maka segmen mikro harus dikelola oleh SDM profesional. Persaingan yang semakin kompetitif di dunia perbankan di Indonesia saat ini, terutama dari bank-bank pesaing yang sudah lama dan berpengalaman di segmen mikro, serta untuk meraih pangsa pasar mikro yang masih luas dan terbuka, maka bank XYZ dituntut untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan segmen mikro, baik secara strategi pemasaran, kemudahan dalam hal proses, sistem dan teknologi yang mendukung, serta SDM yang profesional, handal dan menguasai segmen mikro. Kredit mikro adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada pengusaha mikro untuk pembiayaan kebutuhan usahanya yang disalurkan melalui fasilitas kredit modal kerja. Usaha mikro mengacu kepada definisi Kantor Kementrian Koperasi dan UKM, yaitu usaha mikro dan usaha kecil adalah suatu badan usaha milik warga negara Indonesia, baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan sebanyak-banyaknya Rp. 200 dua ratus juta dan atau mempunyai omsetnilai output atau hasil penjualan rataan per tahun sebanyak-banyaknya Rp. 1 satu milyar dan usaha tersebut berdiri sendiri. Kredit mikro merupakan salah satu produk unggulan dari bank XYZ, dikarenakan proses kredit yang mudah, sederhana, cepat dan memberikan keuntungan yang tinggi bagi bank. Nasabah yang dilayani untuk mendapatkan kredit mikro mulai dari masyarakat menengah hingga lapisan masyarakat yang paling bawah, yang terdiri dari sebagaian besar para UKM. Penyaluran kredit disegmen Kredit Mikro dilakukan oleh Mikro Bisnis Unit MBU. MBU merupakan suatu unit usaha yang mempunyai tugas pokok seperti: menyalurkan kredit usaha kecil kepada pengusaha kecil dan menengah, serta memberikan fasilitas pinjaman lunak kepada para karyawan bagi perusahaan yang telah memiliki rekening giro dan bekerjasama dengan Bank XYZ dalam hal penyaluran gaji para karyawan melalui payrol ketabungan Bank XYZ. Limit kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil dan menengah mulai dari Rp 1 - 200 juta dengan jangka waktu 12 - 36 bulan, suku bunga yang diberikan sangat bersaing dan mengikuti perkembangan pasar, sedangkan limit kredit pinjaman lunak yang diberikan kepada para karyawan yang payrolnya melalui Bank XYZ mulai dari Rp 1 - 50 juta dengan jangka waktu 12 - 36 bulan dengan suku bunga yang ringan dan mengikuti perkembangan pasar. Keputusan pemberian kredit, baik kepada pengusaha kecil dan menengah maupun kepada karyawan, diputuskan secara langsung oleh Mikro Manager. MBU merupakan suatu unit usaha di bawah MBDC Micro Bussines Distric Center dan saat ini Bank XYZ memiliki 11 MBDC diseluruh Indonesia, dimana masing-masing MBDC membawahi ± 65 - 70 MBU yang tersebar diseluruh Indonesia dan memiliki nasabah yang mempunyai karakteristik, budaya serta jenis usaha yang berbeda-beda disetiap unit usaha dan dari satu MBU dengan MBU yang lainnya mempunyai jaringan yang terkoneksi satu sama lainnya online baik untuk informasi nasabah debitur, transaksi keuangan, dan lain-lain.

M. Analisis Kelayakan Kredit Mikro